#WELCOME DARKNESS

27.7K 1.6K 41
                                    

Halooo

Terimakasih untuk semua komentar dan votenya. Maaf banget jika banyak banget typonya :,( Aku menerima semua kritik dan saran kalian kok. Kalau ada yang merasa gasesuai atau gapantas, aku akan menampung semua saran kalian.

With love♡♥

.
.
.
.

"Dia sungguh wanita yang kuat. Dia masih mampu untuk bertahan setelah apa yang terjadi padanya."

Helen dapat mendengar suara-suara di sekitarnya. Namun, ia tidak dapat membuka matanya. Ia dapat mendengar orang-orang yang menyuruhnya bangun. Helen dapat mendengar teman-temannya memanggil namanya. Helen bahkan dapat mendengar tangisan Rudi. Tetapi, tetap matanya tidak pernah mau terbuka

"Apa perlu kita bongkar identitasnya? Media massa akan terus membicarakannya. Dan jika semua terbongkar, dia akan menjadi sangat terkenal. Dia akan diperbincangkan oleh publik. Bagaimana sebaiknya? "

"Tidak bisakah kau urus semuanya?" Bentak Rudi. Meski dalam kegelapan, Helen tahu bahwa Rudi masih menangis. Helen masih bisa merasakan genggaman erat Rudi di tangannya "Kau urus semuanya. Jangan sampai dunia luar tahu. Hitung saja dia sebagai warga sipil biasa yang menjadi korban."

"Baa.. baai... ik Pak Rudi..." kata pria itu. Suaranya terdengar gagap. Mungkin dia kaget karena mendengar suara bentakan Rudi yang menggelegar "... saya akan mengurus semuanya. Saya pastikan, tidak ada informasi atau berita mengenainya. Dunia hanya mengetahuinya sebagai warga sipil biasa."

Tidak ada jawaban dari Rudi. Namun helen masih dapat merasakan genggaman tangan Rudi.

"Terserah. Kau aturlah. Tapi aku tidak ingin jika ia sadar nanti, media terus mengejarnya dan menganggunya." Kata Rudi yang akhirnya angkat bicara.

"Bagaimana dengan permintaan keluarganya? Keluarganya ingin ia dirawat disana." Pertanyaan pria asing itu membuat jiwa Helen terkejut, seperti terkena serangan bom atom.

"Keluargaku? Keluarga yang mana? Bagaimana mereka tahu aku di sini?" Teriak batin Helen.

"Kedua orangtuanya memintanya agar dia dirawat disana. Di rumah sakit milik pemerintah. Identitasnya pun pasti akan lebih terjamin di sana. Kemarin pihak kami sudah memberi kabar duka ini pada mereka. Tentu mereka sangat terkejut. Dan mereka sangat memohon kepada kami agar mereka bisa melihat Helen. Namun, karena keamanan sedang darurat, kami menyuruh mereka untuk menunggu berita selanjutnya serta nelarang mereka ke sini. Dan kami memberi jaminan bahwa keluarganya bisa menjaga rahasia identitasnya."

Dan Helen pun mengerti. Keluargaku sudah mengetahuinya!

"Kau atur saja. Kabari terus keluarganya. Dan jika kondisinya memungkinkan, menurutku tidak masalah dia dirawat disana. Tentu akan lebih terjamin. Fasilitasnya juga sudah modern. Yang terpenting, keluarganya juga bisa terus memantaunya." Kata Rudi, sembari melepas genggamannya dari tangan Helen.

jangan bawa aku kesana' jerit batin Helen. Dia tidak ingin keluarganya mengetahuinya. Dia belum siap!

"Tapi jaraknya cukup jauh. Butuh tiga sampai empat jam penerbangan. Apa kondisinya akan baik-baik saja? Bagaimana jika sesampainya disana malah mengundang media untuk berdatangan? Bukannya sulit memindahkannya?" Tanya Rudi.

"Tidak akan. Saya sudah memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi. Ia dapat dibawa dengan helikopter hingga ke bandara lalu baik pesawat milik militer. Akan ada tim medis yang ikut untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Lagipula, fasilitas di sana juga jauh lebih baik. Semuanya sudah saya pikirkan. Dan saya juga akan memastikan tidak akan ada berita yang bocor ke media massa."

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang