#DOUBLE HURTS

35.1K 2.1K 11
                                    

Helen menghabiskan sisa sorenya di rumah sakit menemani Lena. Waktu sudah menjelang malam. Dari jendela, Helen dapat melihat bahwa di luar sedang diguyur hujan deras.

Tidak ada seorangpun yang datang. Helen tidak tega meninggalkan Lena sendiri.

Dalam hati, Helen bertanya-tanya kemana orang tua mereka. Kenapa mereka tidak datang. Apa mereka menghindarinya? Harusnya, papanya tahu bahwa ia masih di sini bersama Lena. Dan mamanya juga harusnya sudah mendapat kabar bahwa ia telah kembali.

Helen meredam semua pertanyaan batinnya dalam hati. Dia terus mendengarkan Lena yang bercerita banyak hal. Berbeda dengan Helen yang kebanyakan hanya menggaggukdan menggeleng.

Dari Lena, Helen tahu bahwa kini Lena telah lulus dari akademi perawat. Menurut Helen, perawat merupakan profesi yang cocok untuk Lena karena Lena merupakan sosok yang lemah lembut.

Karena tubuh Lena yang belakangan ini sering sakit, Lena masih belum bisa untuk memulai karirnya sebagai perawat di rumah sakit. Saat Helen bertanya penyakit apa yang diderita Lena, gentian Helen yang hanya mendapat jawaban senyum dari Lena.

"Apa pekerjaanmu, Hel?" tanya Lena.

Helen tersenyum kecut

"Aku adalah seorang peternak. Ya, peternak." Gumam Helen sambil menganggukan kepalanya seakan sedang meyakinkan hal itu pada dirinya sendiri. Lena hanya menatap Helen dengan tidak percaya.

Dari Lena pula Helen mengetahui bahwa Jeri telah lulus dari Falkutas Psikologi disalah satu universitas terkenal dikota itu. Sekarang, Jeri tengah mengambil S2 nya di bidang psikologi anak dan sedang mengurus thesisnya.

Lena bercerita bahwa Jeri memiliki impian untuk bisa membuka tempat prakteknya sendiri. Jeri ingin bisa mengobati mental anak-anak yang rusak.

"Pantas saja tadi dia pamit untuk bertemu klien yang ingin berkonsultasi. Aku tidak menyangka, Jeri akan berunah seperti ini" batin Helen dalam hati.

Helen yang mendengarnya tersenyum getir. Dari seorang bintang basket seperti jeri saat SMA kini bertransformasi menjadi seorang pelayan masyarakat. Lebih dari itu, Jeri juga menunjukan kepeduliannya terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus. Helen kagum dengan tranformasi Jeri ini.

Tidak lupa, Lena juga bercerita tentang kehidupan keluarga mereka yang berubah setelah kepergian Helen.

"Kamu mau tahu? Setiap hari selama setahun pertama kepergianmu, itu adalah hari yang paling kelam dalam hidupku. Aku tidak pernah bicara dengan papa lagi. Papa jadi sangat pendiam. Hanya mama yang selalu menanyakan kabarku. Itupun berbeda. Suasana rumah sudah sangat berbeda." Jelas Lena yang tidak terlalu diresapi oleh Helen.

Toh, semua sudah berlalu. Mengingat sambutan dingin dari sang papa tadi siang membuat Helen ragu apakah pria paruh baya itu merindukannya.

Helen hanya mengaggukan kepalanya. Lena sadar bahwa Helen tidak ingin masalah ini di bawa terlalu jauh.

Lena terus bertanya mengenai kehidupan yang dijalani Helen selama ini.

Awalnya Helen ragu untuk membuka mulutnya. Namun karena desakan Lena akhirnya Helen membuka suaranya dan itu dia lakukan tanpa disadarinya.

"Lima tahun berlalu sangat indah. Aku memiliki seorang ibu yang menganggapku sebagai anak kandungnya, aku mempunyai pekerjaan yang aku suka, aku merasa seperti punya abang yang sangat cerewet, dan teman......"

Helen sadar. Tidak seharusnya dia berbicara seperti itu. Itu sama saja membongkar kehidupan indah yang dimilikinya selama lima tahun ini.

Helen melihat raut wajah Lena. Entah mengapa ada sebersit luka di bola matanya. Namun, semua itu kembali di tutupi dengan senyuman Lena. Dan Helen tahu bahwa itu adalah senyuman palsu Lena.

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang