#THE HEARTS WANTS A WAR TOO

29.8K 1.7K 43
                                    

Pagi-pagi, Helen dibangunkan oleh suara klakson yang sudah sangat dikenali oleh Helen. Helen bahkan sempat berpikir bahwa dirinya sedang bermimpi mendengar bunyi klakson itu. Dia membalikan tubuhnya dan melihat Lena yang masih tidur lelap di sampingnya lalu kembali memejamkan matanya.

Tetapi si pengemudi sekali lagi membunyikan klaksonnya membuat Helen terlonjak kaget dan langsung terbangun. Dia berlari ke jendela dan mengintip dari balik tirai.

Dia melihat jika Rudi sedang memarkirkan mobil jeepnya di halaman rumahnya yang luas.

--

Helen tidak lagi terkejut dan hanya bisa mendengus sebal melihat Rudi yang sudah santai duduk di depan cap jeepnya. Bahkan Rudi masih sempat-sempatnya mengeluarkan kotak rokok dari saku jeansnya dan menyalakan rokoknya. Ini bahkan baru jam sepuluh pagi.

Semalam, Helen menangis dalam diam bersama Lena. Tiada sepatah katapun yang terucap diantara mereka. Mereka tertidur dikamar Helen sambil berpelukan.

Helen tidak pernah menyangka bahwa Lena juga memiliki rahasia tersendiri. Helen begitu marah karena ia tidak pernah mengetahuinya. Ini bukan masalah yang santai dan Helen tidak pernah menyadari ada yang janggal dengan Lena.

Dan Helen tahu, bahwa Lena selama ini begitu tangguh menanggung penyakit yang selama ini di deritanya.

Rudi melambaikan tangannya dan melepaskan kacamata hitamnya sambil menjempit rokok di antara jari telunjuk dan jari tengahnya ketika melihat Helen keluar dari pintu rumah dengan wajah masam.

Kali ini Rudi tampak cool dengan kaos polo putih v-neck nya . Angin semilir menerbangkan poninya yang sengaja dibiarkannya berantakan. Semua wanita pasti akan luluh dalam pesona intimidasi yang dimiliki Rudi, tetapi tidak dengan Helen. Ia bersumpah tidak akan jatuh dalam pesona Rudi.

"Ish, kamu tau alamat rumah ini darimana? Kenapa tiba-tiba muncul di sini sih?" dengan ketus Helen ikut terduduk disebelah Rudi diatas kap jeepnya tidak lupa menepuk pundak Rudi dengan keras membuat Rudi pura-pura meringis kesakitan sambil mengusap pundaknya.

"Ga usah sok galak deh. Masih meragukan kemampuan stalker aku?" Canda Rudi sambil mengajak rambut panjang Helen. Helen mendengus kesal dengan kejahilan Rudi.

Lama mereka terdiam. Sesekali, terdengar suara Rudi yang sedang menghisap rokoknya dalam-dalam. Sementara Helen, hanya terdiam. perkataan Lena tadi malam masih berkecamuk dipikirannya.

Tiba-tiba dari arah jendela dapur, kepala Kiara nongol. Kiara penasaran dengan siapa anak perempuannya bersua.

"Helen, temennya kok ga diajak masuk? Nanti ajak makan siang bareng aja. Kamu juga belum sarapan, kan?" Helen menggagukan kepalanya sambil memberi ancungan jempol. Kiara mengangguk dan kembali melanjutkan aktiviktas memasaknya. Siluet tubuh yang sedang merebus sesuatu terlihat dari jendela. Helen mendengus sebal mengingat dia juga harus turut mengajak Rudi.

"Ngapain sih kamu kesini? Katanya lagi liburan? Batal ngedeketin Gina? Atau ditolak? Makanya kaburnya ke sini?"

"Nggak! Sok tahu deh. Aku kesini karena lagi mau liburan. Temenku baru balik dari luar negeri. Dia ngajak kumpul-kumpul lagi. Lumayankan ditraktir. Tapi buat membunuh waktu, kenapa aku nggak kesini ngejenguk kamu sebentar. Lumayankan?" Rudi terkekeh pelan sambil mengacak rambut Helen.

Helen mendengus kesal seperti anak kecil.

Terdengar suara pagar kembali dibuka oleh Pak Rahman. Helen menoleh kebelakang dan melihat sedan silver memasuki halaman rumah. Helen memperhatikan mobil itu yang sedang pakir tepat di sebelah jeep Rudi. Dan ketika sadar siapa sosok yang ada di balik kemudi, syaraf Helen terasa mati.

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang