#TIME TO FORGET ALL PAIN

29K 1.6K 10
                                    

Terimakasih untuk semua vote dan komennya

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Sudah hampir sebulan, Helen melakukan penyamarannya menjadi masyarakat di pelabuhan itu. ia tinggal disebuah rumah kecil dengan beberapa orang lainnya termaksud Rudi.

Helen harus bisa berinteraksi dengan masyarakat untuk mengumpulkan informasi. Tidak ada pihak keamaanan yang ketat selama masa observasi itu. Hanya seorang pasukan elit yang bersama dengan mereka. Hal ini untuk menghindari kecurigaan dan ketakutan masyarakat.

Untuk misi yang agak berbahaya ini, Helen tinggal bersama beberapa anggota ahli. Ada Tino, anggota pasukan elit yang mendampingi mereka. Ada Zoe, seorang wanita berambut pendek dan bergaya tomboy dan ahli menjadi seorang hacker. Ada Sam, seorang yang juga ahli dalam hal melacak. Dan ada Josh, seorang yang ahli dalam bidang geografi.

Tim mereka sudah menemukan pola interaksi para penyamun dan pengedar narkoba itu dengan masyarakat. Bahkan, Rudi pernah mengobrol oleh salah satu anggotanya yang mereka curigai sebagai mata-mata.

Tentu, persiapannya juga harus matang. Mengingat keamanan militer di daerah tersebut sangat minim. Padahal, daerah itu adalah pelabuhan dan pasar ikan yang cukup besar. Namun, masyarakat sekitar yang memang masih sangat tradisional terang-terangan menolak adanya penjagaan dari pihak yang berseragam.

Di sana, merupakan hal biasa dalam satu rumah dihuni secara bersama. Karena faktor ekonomi, dalam satu rumah petak bisa terdiri dari tiga hingga lima keluarga. Karena itu, tidak ada yang mencurigai helen dan kawan-kawannya yang tinggal bersama dalam rumah kecil itu.

Sebenarnya, daerah itu memiliki potensi untuk berkembang. Dengan pelabuhan yang menjadi tempat singgah kapal-kapal dan potensi laut yang melimpah, tentu tempat itu bisa diberdayakan. Tetapi, masyarakat yang masih primitif membuat mereka masih terjebak dalam zona kemiskinan.

"Serius???? Sarapannya ini lagi?" Pagi itu, Rudi yang baru bangun sudah ngedumel melihat persedian makanan yang ada di meja. Ikan teri setengah gosong dengan sambal yang bentuknya tidak karuan, akan membuat siapapun yang memandangnya jadi tidak bernafsu makan.

"Makan aja sih! Masih untung mau aku masakin dan kompor minyak yang nyebelin itu ga meledak."

Teriak Helen, bahkan tidak bergeming dari posisinya. Badannya setengah membungkuk menatap jari-jari Zoe yang sedang menunjuk pada layar komputer.

Dengan terpaksa, Rudi dan para pria memakan makanan gagal itu. Dengan raut muka terpaksa, mereka menelan setiap suapan yang masuk kedalam mulut mereka. Daripada membiarkan perut kelaparan lebih baik mereka memaksakan diri memakan makanan hambar itu.

Lagipula, selama hampir sebulan ini, yang memasak hanya Helen dan Zoe. Dengan kemampuan ala kadarnya, masih untung para wanita mau memasak.

"Nah lihat, ini Frank" Kata Zoe, sembari menunjuk pada layar komputer sementara Helen masih terus memperhatikan layar dengan seksama. "Frank Neb.... Nebhd... Oke. Pokoknya Frank." Kata Zoe yang sebal karena lidahnya belibet sendiri. "Dia adalah ketua dari anggota penyamun itu. Dia masih masuk dalam jaringan teroris. Dan dia menjual ganja untuk menghidupi kelompoknya. Lihat nih, ketika dia berlayar di teritorial Indonesia, dia menamai kapalnya dengan nama perusahaan Indonesia dan mengibarkan bendera merah putih sehingga kapal itu bisa bebas berlayar."

"Nama aslinya Frank Nebhdozackh. Dikenal dengan nama samaran Nebhim. Lahir di kota Abuja, Nigeria. Usianya 48 tahun. Dia juga melakukan kerja sama perdagangan sama beberapa Negara lainnya seperti China, Mongolia, Vietnam, dan Filipina. Status dia di Nigeria adalah tahanan yang kabur." Lanjut Zoe.

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang