#THE MISSING PART

32.4K 2.1K 10
                                        

Helen masih berdiri di situ dengan diam. Tatapannya masih terpaku melihat ke bawah ubin. Hatinya robek menerima sikap ayahnya.

Jeri yang melihat Helen masih mematung akhirnya berjalan mendekat dan meletakan tangannya di lengan Helen.

"Hey, aku tahu kamu pasti akan datang. Kami sudah sangat merindukanmu." Jeri mengelus lengan Helen yang langsung ditepis oleh Helen. Sekejap, Helen melihat sorot kecewa dan perih di kedua manik mata Jeri.

"Aku tidak bisa menyembunyikan apapun dari Lena"

Helen teringat perkataan Jeri beberapa hari yang lalu di tepi kolam. Jadi ini maksudnya. Jeri sudah menceritakan semua pertemuan mendadaknya dengan Helen pada keluarganya.

Seketika, Helen melihat tanpa sengaja cincin perak yang melingkar di jari manis Jeri. Pikirannya makin meracau.

Apa benar, ia dan Lena.......?

Melihat kebisuan Helen. Jeri mengajaknya bicara lagi. "Aku yakin kamu sudah tahu siapa yang sedang sakit di dalam sana. Dia sudah sangat ingin bertemu denganmu." Jeri langsung memegang kenop pintu dan menatap Helen dengan tatapan mengajak.

Helen mengikuti Jeri pelan memasuki kamar itu. Helen dapat melihat kaki seorang wanita dari balik tirai. Diruangan itu terdapat dua tempat tidur, namun tempat tidur disebelah itu kosong. Helen melihat Jeri duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk seperti membisikan sesuatu pada pasien itu. Helen belum bisa melihat dengan jelas siapa yang sakit, namun hati kecilnya mengatakan bahwa dia adalah Lena.

Jeri bangun dan berjalan menuju Helen yang masih termenung mempersiapkan hatinya agar tidak bedebar.

"Hey, dia sudah siap untuk bertemu dengan mu. Sapalah dia. Dia sangat bahagia."

Perlahan Helen melangkah melewati tirai hijau muda itu.

Helen melihat refleksi dirinya yang lain sedang duduk bersandar pada tempat tidur. Rambut ikal coklat panjangnya kini sudah berubah menjadi sebahu. Tubuhnya terlihat lebih kurus dengan lingkar mata dibawah kelopak matanya. Meski terkesan lemah, Lena tetap terlihat cantik dan anggun.

Lena menyunggingkan senyumnya menyapa Helen yang masih membisu. Helen hanya berdiri di situ. Matanya menusuk jauh ke dalam mata Lena yang sedang melambaikan tangannya yang tidak di infus.

Helen melihat di tangan Lena, cincin perak yang seperti Jeri pakai. Dan hati Helen benar-benar terasa perih.

Helen memaksakan diri untuk tersenyum. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Mereka adalah satu jiwa yang terbagi dalam dua tubuh. Helen mendekat ketempat tidur. Mereka berpelukan. Lena mempererat pelukannya pada tubuh Helen.

Helen melepas pelukannya. Dia menatap wajah Lena yang sangat bahagia. Helen jadi tidak tega.

"Aku sangat merindukan mu, kakak kembarku" Lena membuka pembicaraan mereka

"Aku juga"

Sepasang mata menatap dua wanita yang ia sayangi dengan sangat bahagia dari pojok ruangan.

'Welcome back, my Helen'

batinnya dalam hati

Jeri memberikan sebuah kursi pada Helen. Helen mengangguk dan duduk dikursi itu, tepat disamping tempat tidur Lena. Tangan mereka berpaut. Lena tidak ingin melepaskan tangan Helen meski Helen hanya ingin duduk. Bahkan Lena tidak berhenti tersenyum.

"Helen. Kamu kemana aja selama ini? kamu tau nggak, kami semua khawatir denganmu" Helen hanya tersenyum kelu menatap Lena. "Kamu tau ga? Kita selalu memikirkan kamu setiap saatnya." Lagi Helen hanya menyunggingkan senyumnya, membuat lesung pipit dipipi kirinya tampak.

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang