#NEEDLESS AND THE FORGOTTEN

27.2K 1.7K 34
                                    

"Ada beberapa hal yang ingin aku luruskan."

Lena hanya diam saja mendengar perkataan dingin kakaknya. Perasaan bersalah tiba-tiba menyusup ke dalam hatinya. Dia hanya menanti apa yang akan kakaknya itu luruskan

"Aku telah memikirkan semuanya" lanjut Helen. Tatapan dinginnya melunak melihat kegelisahan adiknya. Meski demikian, tetap, Helen akan meluruskan lara hatinya.

"Memikirkan apa?" akhirnya Lena mengangkat suaranya yang terdengar gugup saat Helen terus berdiam diri. Membuat kegelisahan Lena semakin membucah.

Lena dapat merasakan tatapan Helen bagai bara api yang menembus kulitnya dan membakar seluruh tulang-tulangnya.

Helen masih membisu. Ia malah memperhatikan berbagai peralatan medis disekitar tempat tidur Lena. Sepertinya kondisi Lena memang lemah. Terlihat dari wajahnya yang sangat pucat. Dan tiďak lupa berbagai jenis obat-obatan yang terletak di meja sebelah tempat tidur.

Lenapun memakai kesempatan ini untuk mengobservasi keadaan Helen. Lena menatap bekas luka jahit Helen yang berada di tangan dan di jidat. Semuanya dalam proses pemulihan. luka-luka disekujur tubuhnya pun sudah mulai membaik. Hanya saja keberadaan infus yang tergantung di tempat khusus infus di kursi roda yang membuat semua gerak Helen sedikit terbatas.

Tapi, Helen sangat sehat. Dan diam-diam Lena bersyukur akan hal itu.

"Aku telah memikirkan semuanya. Aku iri dengan mu dan kamu juga sebaliknya. Kita tidak pernah puas dengan diri kita masing-masing. Dan kita membiarkan duri kecil seperti itu merusak keluarga kita......"

"......hanya saja....." Helen mempertajam tatapannya "......aku tidak berusaha untuk mencuri semua itu darimu. Sementara, kamu mencoba untuk mendapatkan keinginanmu sendiri tanpa peduli perasaanku"

Perhatikan kondisinya!!! Dia sangat lemah. Tidak sepantasnya aku berbicara seperti itu

Dan Helen tidak dapat mengontrol dirinya. Kemarahan tiba-tiba merasuki dirinya.

"Kamu tidak mengertiiiiiii........." sebelum Lena dapat menyelesaikan kalimatnya, Helen sudah duluan memotongnya.

"Selama beberapa hari ini, pikiranku terkecamuk tentang apa yang kau katakan waktu itu. tapi kini aku sudah memutuskan..."

Helen menggantung nada suaranya. Lena langsung membungkam mulutnya dan tidak berniat untuk mengelak Helen.

Helen terlihat marah. Dan hal yang paling Lena takutkan adalah kemarahan Helen.

Ini untuk pertama kalinya Lena melihat Helen semarah ini.

"Aku mencoba untuk memaafkan semua masa laluku. Tapi apa aku bisa? Akupun tidak tahu karena aku belum melupakannya. Tapi aku ingin mencoba. Hatiku menginginkan untuk melupakan semua ini tapi logikaku tidak. Terlalu banyak luka. Tapi yang jelas, hati kecilku belum bisa menerima semua ini. Masa remajaku.... teman-temanku.... orangtuaku..... cinta..........."

Helen menggantung perkataanya.

"Kamu mendapatkan apa yang kamu mau dan aku mendapatkan sesuatu yang bahkan tidak bisa didapat oleh seluruh orang. Sementara, lihat dirimu!! Berhenti di tempat sama yg tidak berubah dari dulu. Dan aku? Aku jatuh namun lihat, aku mampu untuk bangkit sendiri."

Hentikan!! dia tidak pantas mendengar semua ini!!

"Justru, aku mau berterima kasih. Kamu telah membuat seorang Helen yang baru. Helen yang berbeda dengan Helen yang dulu. Dan aku harap, kamu puas mendapatkan semua yang kamu rebut. Teman-temanku. Orangtuaku. Masa mudaku. Cinta pertamaku."

Helen menghentikan pembicaraannya. Sudah cukup ia mencurahkan seluruhnya dari apa yang terkecamuk dipikirannya beakangan ini. Singkat namun cukup tajam untuk menusuk hati Lena

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang