Chapter 15

740 146 2
                                    

KEESOKAN PAGI NYA, keadaan kembali seperti biasa, ku pikir Luke akan marah padaku tapi nyata nya tidak. Dia bicara dan bergurau padaku seperti biasanya. Begitu juga dengan Mike dan Ashton, tapi tidak pada Calum, entahlah apa yang ada dalam pikirannya, benar-benar seperti anak kecil.

Terlihat jelas bahwa raut wajah Calum begitu tajam setiap kali ia melirik padaku, sementara aku berusaha untuk mengabaikannya.

"Lebih baik Jem sama Calum disatu mobil aja, kan satu jurusan. Biar gua Brad dimobilnya Connor." Ucap Luke mengintruksi sambil memasukkan tenda kedalam bagasi.

Aku langsung masuk kedalam mobil nya Mike tanpa protes. Dan disusul Mike yang duduk dibelakng kemudi. "Cal, buru." Ucapnya.

Dengan itu Calum masuk dan duduk dikursi penumpang. Lalu Mike menyalakan mesinnya dan berjalan mulus, sementara Calum menyalakan radio dan lagu Hold Back The River by James Bay mengalun diudara.

-

"Thanks Mike." Kataku setelah kami sampai didepan rumah.

"Anytime." Ucapnya sebelum mobilnya berjalan menjauh.

Ini benar-benar melelahkan, aku melangkah masuk dan melemparkan tas ransel ku diatas sofa sambil membuka sepatuku.

"Oh, kalian udah balik?" Tanya bang Harry kaget yang barusaja menuruni tangga.

"Ya, seperti yang lo liat." Jawabku malas lalu merebahkan badan diatas sofa yang empuk sambil menghembuskan napas panjang.

"Gimana? Kemping nya seru?" Tanya Ayah dari dapur yang sedang masak, kurasa.

"Ya, sangat seru." Jawab Calum sarkastik.

Bang Harry tertawa. "What happened?" Melirik padaku dan Calum bergantian. "Lo ngapain aja disana, huh? Are you two sleep together?" Bang Harry mencoba menebak-nebak.

"Hailey, apa itu benar?" Ayah mengintrogasiku.

Aku bangkit dari sofa dan bergabung dengan mereka didapur dan duduk di barstool. "Of course not. Don't be silly." Ucapku.

"She did it." Sahut Calum tiba-tiba yang membuat mataku tertuju padanya yang berdiri disamping kulkas.

"Hailey?" Ayah melirikku.

"What?!" Kataku bingung. "Dia bohong! Itu gak bener sama sekali." Aku hampir berteriak.

Calum tertawa melihatku dan membuka mulut. "Not sleeping together but, kissed."

Aku memejamkan mata, menahan amarah.

"Oh men... lo mau sama ade gua?!" Bang Harry tertawa tak percaya sambil menggoda ku.

"She kissed someone." Ucap Calum. "And not me." Tambahnya sambil mengangkat alisnya, lalu duduk didepanku.

"Bisa gak sih lo diem?!" Kataku ketus padanya.

"Hailey, lo udah besar ternyata, gua gak sadar, astaga." Ucap bang Harry sambil merangkul pundakku dari samping.

"Who's the guy? Hailey, you have a boyfriend?" Ayah menyelidiki lagi. Sial.

Calum kampret. Aku menarik napas perlahan dan bergumam pelan. "Kenapa jadi gini?" Ucapku pelan bahkan hampir seperti berbisik.

"Hailey?" Suara bokap meninggi. Mampus.

"Mm?"

"Siapa pacar kamu?" Tanya Ayah lagi.

Aku melepaskan rangkulan nya bang Harry dan melotot kearahnya.

"I don't have a boyfriend, Dad." Kataku sambil tertawa kering.

"Just tell me who?" Bang Harry menatapku penuh curiga.

"I don't have one." Kataku meyakinkan mereka.

"Cal, siapa?" Bang Harry beralih pada Calum.

Calum meliriku dan smirking jerk nya telah kembali dan itu sangat menjengkelkan.

"Makanan sudah siap!" Sahut Ayah sambil membawa sepiring besar Ikan bakar.

"Can we just order a pizza?" Tanyaku berhati-hati.

"Tidak, Hailey." Ucap Ayah tegas. "Coba lah dulu, kau pasti suka."

"I'm not hungry." Aku menolak dan mengambil minuman di kulkas. "Aku mau ke atas." Kataku.

"Kita belom selesai bicara Hailey." Kata Ayah datar. "Duduk lah dan makan makananmu." Perintahnya dan mau tak mau aku harus menurutinya.

"So, how was your camping?" Tanya Ayah disela-sela makan malam kami.

Aku sempat melirik pada Calum sebelum menjawabnya. "Menyenangkan." Ucapku sederhana.

"Hanya itu saja?" Ayah mengangkat alisnya heran sambil mengunyah makanannya.

Aku memutar bola mataku. "Ya...?" Ucapku ragu dan Bang Harry menyenggol tanganku mengisyaratkan untuk mengambilkannya tisu.

"Boyfriend?" Ayah melirikku lagi.

"Dad..." kataku risih.

"Oke, Ayah akan tanya ke Calum."

Aku langsung menatap Calum memberinya isyarat agar tidak bertindak yang tidak-tidak.

"You know that guy? Who's her boyfriend, Calum?" Ayah bertanya seperti sedang mengintrogasi pembunuhan. Ini berlebihan, pikirku.

"Well, like i said," melirikku sesaat. "I don't know... but--

"But?" Potong Ayah tak sabaran.

"Dad... i don't have one." Kataku jujur.

"Oh, really?"

"Yes, oh my God." Aku mendengus lega.

"But you kissed someone, is it true?" Sial bang Harry memulai lagi.

Aku menoleh pada bang Harry sambil melotot padanya. "Shut up. What the hell?! No, i'm kissed no one."

Calum berdeham sambil melirikku dengan smirking jerk nya. "Apasih yang lo mau, huh?!" Kataku kesal.

"Apa?" Raut wajahnya tak memperlihatkan bahwa ia bersalah.

"Bacot lo bangsat." Kataku tajam sambil menusuk daging ikannya.

"Hailey." Panggil Ayah.

Aku menoleh padanya. "Apa lagi?"

"Jaga ucapan kamu, kita sedang makan malam." Tuturnya mengingatkanku.

"Tapi dia yang memulai." Aku membela diri.

"Apaan?" Ucap Calum sok tak mengerti. Najis.

"Lo yang mulai dengan obrolan yang gak sesuai kenyataan ini." Kataku hampir teriak.

"Gua gak ngerti." Ucap Calum sambil menggelengkan kepala.

"Jangan sok bloon!"

"Hailey..." panggil Ayah tapi aku tak menghiraukannya.

"Gua salah apa?" Tanya Calum berhati-hati.

Aku mendengus lalu membuka mulut. "You said, i was sleeping with a guy and you said that i was has a boyfriend and i kissed a guy. What the hell is wrong with you?!" Aku bangkit hendak pergi ke kamar. "You're such an ass--

"How about you kissed a guy?" Potongnya.

Aku berhenti sejenak dan menarik napas.

"Yes i am. And then what?" Kuakui bahwa hal itu memang benar. "It's none of your fucking business." Kataku tajam lalu pergi meninggalkan meja makan.

"Hailey!" Panggil Ayah dan lagi-lagi aku tak menghiraukannya.

-

a/n : lanjut? Yey or nay?

Btw, rambut baru nya Mikey sumpah bikin gua hamil najis tambah ganteng aja iissshhhh.... lafff bgt ♡

years » hoodWhere stories live. Discover now