Chapter 36

742 144 19
                                    

P.s :
Jangan sider dong:(

-

Ternyata benar yang Ashton katakan, si anak asia itu mengadakan pesta dirumahku seenaknya. Persetan kau Calum!

Aku langsung bergegas masuk kedalam tanpa memedulikan Ashton yang mungkin berjalan dibelakangku atau entahlah. Yang terpenting sekarang adalah menemui Calum dan membunuhnya.

Aku berdiri diam sejenak, mengamati pemandangan yang sumpek akan gemuruh musik yang berdantuman kencang, hampir disetiap sudut rumah ini dipijak oleh orang-orang yang wajahnya tak asing, yah, kebanyakan dari mereka adalah teman sekolahku dan beberapa kakak kelas kurasa. Tapi itu tak penting!

Aku melewati kerumunan berharap bisa menemukan batang hidung jambu nya Calum. Tapi nihil, cowok itu tak ada disini. Akupun langsung beranjak kelantai atas.

Aku membuka kamar mandi atas, kosong. Lalu membuka kamar Bang Harry dan ternyata kamar nya masih dikunci, dia selalu mengunci kamar nya jika ia pergi keluar. Lalu aku berjalan menuju kamarku untuk mengecek dan untungnya masih rapi dan aman. Dan satu-satunya ruangan yang belum kusentuh ialah kamar tamu, atau lebih tepatnya kamar Calum.

Aku berjalan menuju kamarnya dengan perasaan tak sabar, ingin cepat-cepat mengunyah daging asia itu.

Klek!

Aku membuka pintu kamarnya dan ternyata Calum ada disana bersama Emma.

Jeng! Jeng! Jeng!


"CaLUM BAJINGAN BANGSAT ANJING JAMBU ASIA!!" Teriak gue geram.

Tapi Calum malah tertawa watados sedangkan Emma menatapku gusar.

"Santai mba..." ucap Calum enteng yang masih cengengesan.

"GIMANA MAU SANTAI KALO LO SEENAK JIDAT NGADAIN PARTY DIRUMAH GUE DAN LO GAK BILANG DULU KE GUE TRUS MAU LO APA ANJING!!"

"E-eh Cal gue kebawah dulu yah." Kata Emma seraya pergi, tapi dia sempat melirikku sesaat sebelum ia benar-benar pergi. Dan Calum mengangguk pada Emma.

"USIR GAK SEMUA TEMEN LO!!!" Ancamku kesal yang meluap-luap.

"Well, itu juga temen lo 'kan?"

Aku maju hendak mencekik lehernya tapi yang ada aku malah mendorongnya hingga menempel didinding. Lalu tanganku menarik kerah bajunya. "SURUH SIAPA BOLEH NGADAIN PARTY, HUH???!"

Calum malah menyunggingkan smirking jerk-nya lagi, yang sangat aku benci.

"JAWAB GUE ANJING!" Kataku serius sambil melotot.

"Please lo gak usah sok drama deh." Jawab Calum yang menganggap jika aku ini sedang bercanda.

"Gue serius bangsat!" Kata gue sambil menarik kerahnya lebih kencang. "Kalo Bokap gue tau gimana heh?! Lo gak mikir dulu sih kalo mau bertindak."

"It's just a party Hailey, you need to have fun for a bit."

"Bacot anjing!" Kataku ketus sambil menatap matanya geram. "BERENTIIN PARTY NYA ATAU--

"Atau apa?" Potong Calum.

"I'll kill you!"

Tapi mendengar perkataan ku tadi membuat Calum tertawa meremehkan. Bajingan. Tapi aku baru sadar bahwa kini jarak wajah kami sudah terlalu dekat, astaga! Dengan itu aku langsung melepaskan kerahnya.

"Gue gak bercanda." Kataku datar dan serius.

Lalu Calum berhenti tertawa dan melihatku.

"Lo ingetkan waktu hari pertama lo dateng kerumah ini?" Kataku mengingatkannya dengan percaya diri.

"Yes," dia mengangguk. "Waktu itu lo cuma pake celana dalem ngejar-ngejar gue dari kamar mandi, 'kan? Iya gue inget kok." Kata Calum sambil tersenyum cabul. Najis.

Bangsat, bukan itu yang gue maksud. Gadis batinku langsung salto.

"Bukan itu kampret!" Kata gue sedikit canggung karena mengingat hal itu. "Yang gue hampir nusuk leher lo, inget gak?!"

"Ooh itu, trus?"

"Goblok! Udah buruan usir orang-orang yang ada dibawah!! Bokap gue bentar lagi pulang bangke!" Aku mendorong badannya dengan paksa untuk pergi dan menyelesaikan pesta ini.

"Bokap lo lempur kali." Sahut Calum enteng sambil memutar bola matanya.

"Sotoy lo!!"

"Tadi telpon gua!! Trus Bang Harry nginep di apartemen Zayn, puas??" Jelas Calum.

"Bohong aja lo bangsat." Gue terus mendorongnya.

Tapi sejurus itu Calum memutarkan badan dan langsung memelukku erat, sangat erat hingga aku tak bisa bergerak dan tanganku terkunci dalam pelukkannya.

"Apaan sih lo!!"

"Gimana?"

"Gimana apa nya? Ish pengap, gue gak bisa napas anjir!" Aku berusaha melepaskan diri darinya tapi Calum malah mempererat pelukkannya, ditambah lagi wangi aromanya yang terngiang disekitaran hidungku. Bangsat:))

"Awas ish!!" Kata gue meronta, "Calum!!"

"Gimana?" Tanyanya lagi.

"Gimana apa nya sih anjing?" Kataku tak mengerti sambil berusaha lepas.

"Gimana kalo kita tanding?" Tawarnya yang masih melilitku dengan lengan berototnya.

"Lepasin gue dulu ibab! Tulang gue mau remuk!"

"Bodo!"

"Jawab gue dulu baru gue lepasin." Lanjut Calum.

"Iya-iya! Buru lepasin gue!" Kataku asal mengiyakan ajakannya yang penting aku bisa terlepas dari pelukan maut nya.

"Awas kalo boong!" Ancam Calum sebelum melepaskan.

"Iyaaaaaa set dah."

Dengan itu barulah Calum melepaskan pelukkannya dimana smirking jerk nya semakin nampak.

"Gue mau tanding kalo lo usir dulu tuh anak-anak!"

"No." Kata Calum sambil menggelengkan kepala.

"Trus mau lo apa sih anjing?"

"Kalo lo menang tandingnya, gua bakal stop-in pestanya, gimana?"

Aku menarik napas sabar, sekaligus menimbang-nimbang tawarannya.

-

a/n :

Next capt?
++5 votes.

.
-bibir luke

years » hoodWhere stories live. Discover now