Prologue

3.9K 387 56
                                    

a/n: this story is set in england.

-

"HEY HAILEY!" Sapa Mike saat aku menutup loker.

"Don't call me with that name.

Mana Luke?" Tanyaku tumben mereka pisah biasanya kaya anak kembar siam, dimana ada Mike disitulah Luke.

"Kumpul tim basket?" Jawab Mike sambil mengangkat pundahnya tak yakin.

"Biasanya juga bareng lo gimana sih."

"Oh jadi lo cuma nyariin Luke doang? Gue enggak? Huh?"

"Yeee gitu aja marah, sensitive banget dah cem pantat bayi." Kataku sambil tertawa lebar.

"Garing banget sih." Ucap Mike datar.

"Bodo." Sambil menjulurkan lidah padanya.

"Eh, ga enak tau ngobrol disini capek berdiri mulu. Mending kita ke taman belakang sekolah, yuk?" Ajaknya sambil menggandeng tanganku.

Taman belakang sekolah adalah tempat biasa kami bertiga nongkrong. Tak heran jika murid-murid yang lain juga betah nongkrong disini.

"Gimana liburan lo di California?" Tanyaku sambil melemparkan tas kerumput. By the way hari ini adalah pertama masuk sekolah dari liburan musim panas.

Sementara Mike sudah asik nyantai berbaring diatas rumput hijau dimana tasnya menjadi bantalan dan sambil memandangi langit biru.

"Eemm, nothing special." Ucapnya tanpa menoleh kearahku yang duduk disampingnya sambil memotong rumput lalu menaburi kerambutnya yang berwarna hijau.

Anak ini memang terkenal dengan julukan crazy hair karena kegemarannya untuk menggonta-ganti warna rambut. Untungnya sekolah kami membebaskan hal itu. Jadi dia terselamatkan.

"Gue kira lo udah jadian sama cewe sana." Ledeku sambil tertawa lepas.

Kali ini Mike menengok padaku. "Lo lupa? Nanti ada yang cemburu--

"Siapa yang cemburu?" Suara yang tak asing lagi bagiku langsung memotong kalimat Mike. Aku mengengok kearah sumber suara dan benar saja, orang itu adalah Luke.

Luke berjalan menuju kami yang mengenakan kaos tim basket sekolah kita.

"Siapa yang cemburu?" Ulang Luke yang kini ikut berbaring disamping Mike.

"Apaan?" Tanya Mike bingung.

"Gue nanya siapa yang cemburu?"

"Gada yang cemburu is lo nih baru dateng juga langsung nyamber aja kaya listrik."

Aku hanya tertawa melihat kelakuan anak dua ini.

"Yee si Jem malah ketawa mulu. Bantuin kek nih si anakan penguin rusuh banget dah." Keluh Mike.

"Anakan penguin?" Tanyaku kaget dan membuatku ketawa lebih puas lagi.

"Apa lo bilang huh?" Luke kesal sambil ngelitikin perut Mike. "Dasar anakan kucing lo!" Luke membalas.

"Eh ngapain lo?"

"Ya ngelitikin lo lah!" Seru Luke semangat.

Mike tertawa habis-habisan karena Luke belum puas jika Mike belum nangis karena digelitik olehnya. Beginilah kelakuan kembar siam ini jika dipersatukan, tidak akan ada habisnya.

"Luke, ampun, (terawa) gue, (tertawa) nye (tertawa) nyerah."

"Apa? Gue ga bisa denger?" Ledek Luke yang masih menyiksa Mike.

"Anjing!" Rintih Mike ditengah-tengah tawanya.

"Gue nyerah (tertawa) kampret."

"Lo masih ketawa belum nangis Mikey." Ledek Luke sambil cekikikan.

"Luke stop kali liat tuh Mike hampir mati." Akhirnya gue angkat bicara karena gak tega juga melihat Mike menderita, tapi lucu juga sih.

"Babi (tertawa) w nyerah (tertawa)"

"Lo babi, huh?" Ledek Luke lagi yang kini baru membebaskan Mike dari perang gelitikan, sebenarnya bukan perang melainkan menindas dan tertindas? Entahlah yang pasti Mike tertindas disini.

"Kampret lo nyet, mati lo sana." Umpat Mike yang masih ngos-ngosan.

Sementara aku dan Luke tertawa lebar.

"Puas lo hah?" Mike kesal sambil melempari potongan-potongan rumput kearah Luke dan aku.

"Kok gue juga kena sih? udah gue bantuin lo juga kalo aja gue ga ingetin Luke mungkin lo udah mati kali tuh." Protesku.

"Bantuin apaan? Yang ada lo malah asik-asik ketawa bareng tuh anak." Bantah Mike sambil melirik kearah Luke tajam.

"Nyesel gue bantuin lo." Aku mendengus kesal lalu bangkit dan membersihkan rumput yang menempel di rok bagian belakang.

"Jem mau kemana lo?" Tanya Luke.

"Pulanglah ngapain juga gue disini bareng anak idiot cem lo lo pada."

"Ah parah lo gitu aja marah." Samber Mike yang ikut berdiri.

"Apa?" Tanya gue males.

"Yee lo balik sama siapa emang?" Tantang Mike, karena kebiasaan kami adalah nebeng naik mobilnya Mike.

Aku diam mikir. Benar juga yang dia bilang, tak mungkin aku meminta jemput ke bokap atau bang Harry, oh tidak mungkin apa lagi si Harry uh dia pasti lebih milih betis gue tepar dari pada jemput gue. Lagian dia lagi sibuk kuliah dan bokap yah yang pasti lagi ngantor.

Lalu aku langsung tersenyum seperti orang bodoh kearah Mike. "Hehe"

"Apaan he he he he an segala, ga akan mempan juga." Ujar Mike mencibir.

"Lah masa lo tega biarin gue naik bus sih." Rengekku.

"Gausah ladenin Mike Jem langsung aja masuk kemobilnya." Teriak Luke sambil tersenyum lebar dari dalam mobil Mike yang terparkir tak jauh dari sini. Astaga cepat banget tuh anak ngilang kesana, batinku.

"LUKE HEMMINGS BANGSAT LO!!!" Teriak Mike kesal dan langsung berlari kearah mobilnya dan diikuti olehku.

Aku tertawa dengan kelakuan dua anak idiot ini, mereka memang benar-benar moodboaster banget.

Dan setelah perdebatan yang panjaaaang akhirnya Mike mengalah dan membiarkan kami berdua menebeng dengannya.

"Thanks Mikey I love you so much." Ucapku pada Mike karena telah mengantarkanku sampai depan rumah seperti biasanya.

"Gausah sok manis deh." Balas Mike yang masih cemberut.

"Udah Jem masuk sana jangan ladeinin nih orang." Ucap Luke.

"Yee gak tau diuntung lo udah gue tebengin juga."

"Ah elah baperan amat bro." Ucap Luke santai.

"See you guys soon, k?" Aku melambaikan tangan kearah mereka sebelum mobilnya melaju kerumah Luke.

Bisa dibilang rumah kami tidak berjauhan dan tidak berdekatan juga. Yah pokoknya pas deh. Rumah kami hanya berbeda block saja tapi masih satu kompleks.

Dan hari pertama sekolah saja membuatku sudah tak karuan capeknya.

Bagaimana dengan kedepannya?

Pasti akan lebih mengerikan.

years » hoodWhere stories live. Discover now