Chapter 18

732 138 8
                                    

I'm a Mess - Ed Sheeran

-

MALAM INI AKU AKAN menemukan seseorang yang meneleponku tadi sore.

Helen.

Kami sepakat bertemu disebuah tempat makan yang cukup jauh dari rumah. Aku sengaja memilih tempat itu agar Ayah atau Bang Harry tak melihat ku.

Aku menunggu wanita itu dimeja pojok dekat jendela. Dua gelas minuman soda sudah ku habiskan.

Kemana sebenarnya wanita itu? Pikirku kesal karena aku merasa bodoh karena berhasil masuk kedalam perangkap nya, menunggu nya cukup lama. Atau, mungkin wanita itu hanya mempermainkan ku? Sial.

Seharusnya aku tak menyetujui pertemuan bodoh ini. Seharusnya aku menolaknya. Seharusnya...

Saat itu orang yang kutunggu-tunggu akhirnya muncul. Ia tersenyum lemah dan duduk didepanku sambil menaruh tas kulitnya di samping kursi yang kosong.

"Sudah lama menunggu?" Tanyanya hati-hati, lalu matanya berpaling pada gelas kosong diatas meja. Dan kurasa aku tak perlu menjawab pertanyaannya, karena gelas-gelas kosong itu cukup membuktikan.

"What do you want from me?" Nadaku terdengar tak ramah sama sekali. Aku tak peduli.

Wanita itu melipat bibir nya sambil menarik napas pelan. "Hailey, dimana Ayah dan Kakak mu?"

Aku berbohong padanya bahwa aku akan membawa Bang Harry dan Ayah diacara pertemuan konyol ini. "Lo gak perlu ketemu mereka." Jawabku datar.

"Baiklah..." ucap nya pasrah.

Setelah selesai memesan minuman dan pelayan pergi. Wanita itu membuka mulut.

"Bagaimana sekolah mu?" Tanya nya lembut.

Dasar. Aku tak butuh perhatian mu, bitch. Kataku dalam hati.

"Gak usah bersikap seolah lo peduli." Kataku datar.

"Hailey, bisa kah bicara lebih sopan lagi?" Pintanya dengan nada monoton.

"Bisa kah lo pergi dari keluarga gue?" Kataku sarkastik sambil memutar bola mataku.

Helen menghela napas sambil menundukan kepala nya. "I'm so sorry." Ucapnya yang terdengar seperti bisikan.

"Ibu minta maaf, Hailey." Ulangnya lebih keras sekarang. Ia memegang tanganku diatas meja dan aku langsung menolaknya.

"Mungkin kau, bahkan Kakak mu juga membenciku," jeda sesaat. "Tapi, Ibu sangat menyayangi kalian, percaya lah." Obrolan ini mulai serius.

"Tak ada sedetik pun Ibu tak memikirkan kalian, kau dan kakak mu," Helen menarik napas. "Ibu meminta maaf." Tambahnya yang menatapku, lurus ke manik mataku.

"Kenapa lo pergi ninggalin kita, kalo lo emang sayang? Apakah itu pantas dikatakan 'sayang'?" Kataku tak sabar.

"Oh, gue tau," aku tersenyum palsu. "Karena lo lebih sayang dengan pacar muda lo yang lebih kaya dari pada Ayah, kan?" Aku tertawa kering. "Itu alasan lo, kan?"

Helen memalingkan wajah kearah luar jendela lalu kembali menatapku. Tatapannya penuh dengan sandiwara, ia tak bisa menipu ku. Pikirku.

"Kau salah, Hailey." Ucapnya berusaha tegar.

"Trus?" Tanyaku penuh tekanan.

"Maka dari itu, aku butuh Ayah dan Kakak mu untuk hadir agar aku bisa menjelaskan semuanya dari awal," Jelasnya. "Dan mencoba menemukan jalan terbaik--

years » hoodWhere stories live. Discover now