Chapter 56

984 139 19
                                    

Medicine - The 1975

Little Black Dress - One Direction

Do You Want Me (Dead) - ATL

-

KALI INI aku tak tahan lagi dengan Calum. Ia benar-benar keras kepala. Apa salahnya memberi tahu padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi diantara dirinya dan Ashton?

Ini sungguh membuatku stres!

Aku menutup laptop dan meletakkannya dimeja belajar, lalu bergegas kekamar cowok itu. I need an explaination from him!

Pintu kamarnya tertutup tapi itu sama sekali tak membuatku runtuh. Pun aku membuka pintunya langsung.

Klek.

Oh! Lagi-lagi mataku menangkap pemandangan yang seperti ini, maksudku, shirtless Calum will be the dead of me.

Calum menoleh padaku.

"Kalo lo masih gak mau ngasih tau ke gue, okay gapapa, seenggaknya gue bakal tanyain ke Ashton langsung." Kataku sedikit mengancam sambil melipat kedua tangan didepan dada.

Wajahnya masih terlihat parah, terutama tulang pipinya yang memar. Okay, mungkin ini tak separah milik Ashton (karena hidungnya retak untuk kedua kalinya), tapi tetap saja, aku berani bertaruh bahwa itu sangat menyakitkan.

"Like i said, you need to go to the hospital you dumbass." Kataku kesal lalu mengambil pack batu es dari kulkas.

Setelah mendapatkan pack es, dengan cekatan aku kembali kekamarnya. "Here."

"What's that?" Tanya Calum bingung.

"Let me to fix your bruised-"

"Pake es batu?" Dengus Calum meragukan.

"Oh shut up! it will help a little at least." Dengan itu aku menempelkan batu es dipipi nya yang memar. Sesekali ia meringis kesakitan tapi dengan cepat ia kembali dengan tampangnya yang pokerface. But still, he's such a cutiepie with the sugar over it!

Oh dammit Hailey! Dengan cepat aku langsung menggelengkan kepala. Dalam hati aku berkata, not today.

Memandangi wajahnya yang babak belur seperti ini membuatku merasa bersalah. Entahlah tapi aku merasa seperti itu. Terlebih dengan perkataan Mike diparkiran waktu itu. Apa ini semua ada kaitannya denganku?

"Does it feel better?" Aku menyingkirkan bulu mata yang tertinggal dibawah matanya.

Calum hanya mengangguk kecil.

"Jangan deket sama Ashton lagi," pintanya.

Aku mendongakan wajah dan menyingkirkan pack ice nya. "Why?"

"Because-"

Ucapan Calum terpotong oleh deringan handphonenya. FUCK!

"Whatsup? ... oH SHIT! ... where the fuck he knews that?! ... no Mali, you're fuckin wrong, because i'll kill him first!" Secepat kilat Calum menutup telponnya dan melemparkan handphonenya keatas kasur.

Mali? Pikirku dalam hati. Tapi yang kuyakini bahwa itu bukanlah suatu pertanda yang baik.

Calum langsung memakai kaus hitamnya buru-buru dan tak lupa mengambil jaket yang tergeletak dilantai.

years » hoodWhere stories live. Discover now