Chapter 47

905 141 20
                                    

Merry Christmas Kiss My Ass - All Time Low

-


TERBANGUN dipagi hari yang sangat dinanti-nanti oleh sebagian orang, karena ini Hari Natal! Tak ada yang mengelak tentang itu.

Aku merapatkan selimutku lebih dalam dan tenggelam dalam mimpiku lagi.

Tapi ...

BOOM!!

"HAILEY WAKE UP, WAKE UP WAKE UP! IT'S CHRISTMAS!!" Suara serak yang terdengar semangat itu membuyarkan mimpiku. Sialan!

"Jingle bell jingle bell bapak lo gembel... "

Shit! Aku menyunggingkan seulas cengiran karena mendengar Bang Harry memplesetkan nyanyian itu. Dasar abang idiot terlaknat!

"Goblok lo bang.. " ucapku sambil ketawa.

"Bangun buru ah! Kebo mulu ih, ini natal," sambil menarik selimutku dan melemparnya asal. Lalu menarikku hingga terbangun dari kasur.

"Gue masih ngantuk ish."

"Lo gak mau dapet kado? OKE BUAT GUA!" Lalu menarikku turun kebawah.

Kadang aku heran dengan abang ku sendiri. Maksudku, dia cowok berusia dua puluh satu tahun, tapi masih saja memperebutkan kado dihari natal? Yang benar saja... aku berdecak heran.

"Merry Christmas kids!" Sambut Ayah sumringah yang berdiri dekat pohon natal sambil menggenggam secangkir kopi, kurasa.

Sementara itu Calum duduk disofa yang masih mengenakan piyama.

Ku ulangi!

P I Y A M A

What the fuck?!

Okay, mungkin ini hal yang langka bagiku. Melihatnya memakai baju tidur, oh benarkah? Kukira ia akan tetap mengenakan boxer atau apalah itu, tapi FOR GOD'S SAKE HES WEARING A PYJAMAS IN THE CHRISTMAS MORNING.

Aku memalingkan pandangan pada pohon natal yang lengkap dengan lampu kelap-kelip, terlihat lebih mewah.

"Hailey! Lo yakin gak mau kado nya?" Tanya Bang Harry yang duduk dibawah pohon natal, dimana banyak kado warna-warni disana.

Aku mengerjapkan mata terkejut. "Dad, what is this?"

Ayah tersenyum lebar. "Yeah, karna ini Hari Natal, oh ayolah! Ayah berusaha melakukan yang terbaik agar meninggalkan kesan yang--

"Dad," potongku. Ayah mematapku dengan tatapan amatir.

"Thankyou," lanjutku sambil menghampiri Ayah lalu memeluknya. "Thankyou Dad." Ulangku, yang tak menemukan kata-kata lain selain terima kasih. Dan begitupun dengan Ayah, ia hanya mengangguk-angguk diatas kepalaku sambil membalas pelukan.

Tiba-tiba bang Harry berdeham. "Adegan telettubis nya bisa ditunda dulu kali." Sahutnya sarkastik.

Aku melepaskan pelukanya lalu mencibir pada Bang Harry. "You just breaking my moment, fuck you harold!"

"It's fine.. " ujar Ayah sambil tertawa dibarengi oleh Calum dan Bang Harry.

"Okay, it's time for the gift!" Teriak bang Harry semangat yang langsung mengambil box merah, yeah, karena itulah satu-satunya yang paling besar.

"Oh, Harry itu bukan punya mu, letakkan lagi! Kado mu yang warna biru," ujar Ayah yang dibalas dengan dengusan oleh abang.

"Yang ini? Ini kecil what the fuck?"

years » hoodWhere stories live. Discover now