Chapter 38

760 141 14
                                    

Wake Up - The Vamps

-


AKU MENGERATKAN pelukan pada guling yang terasa hangat sementara mataku masih terpejam, terlalu malas untuk bangun disaat posisi nyaman seperti sekarang ini.

Aku melingkarkan kakiku pada guling sambil membenamkan wajahku, tapi tiba-tiba ....

Byuurrrr!

What the-!

"Bagus yah kamu, baru ditinggal sehari aja udah kaya gini," Perkataan Bang Harry berhasil menyeretku pada kenyataan. Sosok tubuh tegap Bang Harry berdiri dipinggir kasurku sambil mencangking ember biru.

Aku bangkit sambil mengelap wajah yang basah. "Res-WHAT THE FUCK?!" Kataku kaget setengah mati karena kulihat Ashton dan Calum berada disampingku. Tidur dikasurku. Yang benar saja... oh shit...

Dengan teriakkan tadi membuat Calum terbangun dan sama kagetnya saat melihat Bang Harry yang sudah ada dikamarku dengan tatapan sangar diraut wajahnya.

"HAILEY SIAPIN KATA-KATA TERAKHIR LO SEBELUM GUA BUNUH!" Suara Bang Harry serak.

"Gu-gue--"

Perkataanku langsung terpotong saat Calum menggandengku keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.

"JANGAN COBA-COBA KABUR LO BERDUA ANJING!" Teriak Bang Harry menggelegar.

Tapi, itu tak membuatku dan Calum berhenti, yang ada malah semakin menjauh. Kami turun kebawah seperti kebakaran jenggot, dan panik. Calum mengambil kunci diatas kulkas lalu berlari keluar rumah, sementara aku masih digenggamannya.

"Kita mau kemana?" Kataku panik yang sekarang sudah diluar rumah.

"Kabur lah bego!" Calum langsung naik dan menyalakan motor besar nya Bang Harry. "Buruan naik,"

"Emang lo bisa naik motor?!" Tanyaku sangsi.

"Banyak bacot anj,--

"CALUM BAJINGAN MOTOR GUA AN--

"Buruan naik!" Paksa Calum sambil melotot padaku. Dan aku pun langsung naik dibelakangnya.

Tapi, sialnya mesin motornya ngadat.

"Buruan, Bang Harry udah turun tangga," kataku panik sambil nepuk pundaknya berkali-kali, sementara Calum masih berusaha menyalakan mesinnya.

Drendedededemm... Drrreeemmmdshh...

"Pegangan," sahut Calum sebelum ngegas dan meluncur.

Teriakkan Bang Harry masih terdengar dari belakang yang melihat motornya dibawa kabur oleh kami.

Calum menancap gas motor tak kira-kira, aku hampir jatuh kebelakang kalau tak pegangan pada pundaknya.

Kami menyusuri jalanan yang terbilang sepi, gimana tidak sepi? Sekarang masih terlalu pagi dan gelap, mungkin sebagian orang masih terlelap dalam tidurnya.

"Pegangan gua." Sahut Calum.

"Ini gue udah pegangan bego!" Jawabku seadanya, aku masih berpegangan pada bahunya, entahlah aku sendiri pun tak tahu mengapa harus bahunya.

years » hoodWhere stories live. Discover now