Chapter 57

730 133 9
                                    

AKU MENGIKUTI CALUM keluar gedung sekolah, berkali-kali kutanyakan mengenai masalah kemarin tetap nihil. Ia mengabaikanku.

"Gua pulang bareng temen." Ucapnya langsung menghampiri mobil yang terparkir ditepi jalan.

Oh, bahkan aku belum sempat mengiyakannya. Dasar keras kepala...

Lalu pun aku mengambil handphone untuk meminta Mike pulang bareng.

"Jem!"

Aku menoleh, cowok berkaos tim basket itu menghampiriku. Oh, demi dewa Yunani, hidungnya terlihat kacau.

"Idung lo?"

"Doesn't matter," gelengnya.

"Maaf," Kataku tak enak.

"Dia yang nyuruh lo minta maaf?" Decah Ashton. "Jem, gua harap lo gak salah nilai gua-"

"Ada kaitannya sama gue kan Ash?" Potongku. Coba mencongkel penyebab dibalik perkelahian antara mereka.

Ashton meremas rambut keritingnya, "gua cuma gak mau kalo ada oranglain yang ikut campur sama hubungan kita Jem."

Alisku naik, hubungan kita?

"Calum gak suka kalo gua deket sama lo. I think he likes you, doesn't he?"

Masa iya si?

"All you need to do is just trust me Jem, i really do likes you from the very begining. And i know everythings about you more than he does."

Kini ia menggenggam lenganku kuat dengan tatapan serius. "You're mine."

Aku mengerjapkan mata berkali-kali, ini terasa seperti terobang-ambing dilautan lepas. Dimana aku harus memilih antara pelampung atau perahu karet untuk menyelamatkan diri dari serangan ikan hiu. Dari kedua pilihan itu memang tak begitu akurat, jika memilih pelampung; aku bisa berenang ketepi tapi resikonya akan termakan oleh hiu, dan jika kupilih perahu karet; aku bisa selamat dari hiu tapi tak bisa membawaku ketepi.

Ini sama halnya dengan permasalahanku, siapa yang harus kupercayai, Calum, Troye atau Ashton? Karena aku tahu satu diantara ketiganya adalah hiu.

-

Calum's POV

"I need your help," desakku menoleh pada Troye dibelakang kemudi.

Lampu merah membuat mobil kami berhenti sejenak.

"Sampe kapan lo mau terus-terusan kabur?" Troye menyeringai sambil memberikan sebungkus rokok.

Aku mengambil satu batang dan menyalakannya, "there's no way to covered all over it."

"I know," Troye mengangguk mengerti. Setidaknya hanya dia lah yang mengerti masalah ini selain Mali.

"I want you to be my right arm," pintaku serius sambil mengehembuskan asap nikotin.

"I can't you arsehole!"

"Yes you can."

Troye menyesap rokoknya dalam-dalam lalu kepulan asap tebal keluar dari mulutnya, "Are you crazy?"

"Yes then," kataku tak sabar. "Just find the spy."

"Gua bukan FBI, Calum," Troye tertawa lebar.

"You're my FBI. I trust you instead."

Senyuman Troye mengembang, "you changes too much, huh?" Menggoda sambil mencolek daguku.

"Focus Troye!"

Sentakkanku membuatnya tertawa ngakak, "You know what? That's why i can't likes you like the other guys. Because you're too streight."

"Shut up!"

years » hoodWhere stories live. Discover now