Chapter 52

1K 144 20
                                    

Dua minggu kemudian.

HARI INI sama hal nya dengan hari-hari sebelum itu, berangkat dan pulang sekolah bersama Ashton. Itu bukanlah hal buruk, bukan?

Sekitar pukul tujuh malam, akhirnya pertandingan basket antar sekolah telah berakhir. Aku menonton bersama Mike seperti biasanya. Duduk dibangku paling atas sambil memberikan sorak-sorak layaknya team cheers gadungan.

Tapi kali ini ada yang berbeda. Maksudku, aku sama sekali tak terfokuskan pada Shopia, eh-well mungkin aku sudah tak memperdulikan masalah Liam lagi.

Setelah arena nya mulai kosong kami pun menghampiri Luke dan juga Ashton. Menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat, lagi-lagi team sekolah kami memenangkan pertandingan.

"Jem, beanie lo ketinggalan!"

Sontak aku berbalik kemobilnya Mike, oh ternyata benar. "Thanks."

"Besok bareng gua gak?" Mike menepuk-nepuk setir mobilnya, sementara aku bertengger lengan dikaca mobilnya.

"Ashton bakal jemput gue kok. Jadi gak usah."

"Yodah, gua cabut dulu." Dengan itu mobilnya meluncur pergi.

-

Sebelum aku pergi tidur, ritual yang sering kulakukan belakangan ini adalah mengisi perutku. Dengan mata berat, aku memaksakan turun kedapur. Mencari sesuap nasi atau apasaja.

Setelah mendapatkan sisa kentang goreng bekas makan malam tadi, pun aku beranjak keruang tv. Biasanya di jam malam seperti ini banyak film bagus.

Kemudian handphone ku berdering.

Curly bro is calling you...

"What?"

"Oh i thought you were sleeping." Suara khas abang terdengar diujung telepon.

"You're not home?"

"I'm on my way."

"You better buy some food because i'm hungry as fuck, you know?"

"I can't."

"Why? Cuma mampir ke supermarket doang bentar elah!" Kataku memaksa.

"Gua masih agak lamaan."

"...."

"I probably back home at two or three. See ya!"

Tut tut tut...

--

Deringan alarm dari handphone berhasil membangunkanku.

07:12 am.

Oh shit!

Aku langsung loncat keluar kamar dan langsung lari menuju kamar mandi.

Klek.

5 detik..

15 detik...

He was already came back here.

"Oops." Kataku kaget, melihat Calum sedang sikat gigi dengan handuk putih yang melingkar dipinggangnya.

Cowok itu menyadari kehadiranku, lalu kembali pada cermin dihadapannya, masih menyikat gigi.

"G-gue kira kosong." Aku menelan ludah.

"Gua udah selesai." Ucapnya santai sambil menyisir rambut basahnya dengan jari.

Oh shit, his wet hair just killed me.

Aku masih berdiri diambang pintu, sementara Calum berkumur-kumur. Setelah ia selesai bersikat gigi, barulah aku bersuara. "Can you get out? I want to take a shower."

"I'm done." Tapi ia masih berdiam diri didepan cermin.

"Nunggu apa lagi? Buruan keluar bego!" Kataku tak sabar.

Calum menatapku, "I thought, you were missed me when i'm gone." Ucapnya jahil, sontak membuatku menengok kaget. "Is it true?"

Aku sempat menahan napas beberapa detik, "Gak! Udah sana ish, gue mau mandi!" Gue ngedorong badannya untuk keluar. Lalu mengunci pintu kamar mandi dengan grasak-grusuk.

Fyuh~

"But actually, it's true." Dengusku pada diri sendiri sebelum menyalakan showernya.

-

a/n :

Calum udah pulang uY

Bayangin aja yg kaya di mulmed yaaa :-) hm

Love yourself,
-tikafeb

years » hoodWhere stories live. Discover now