Bab VI

192 21 0
                                    

Mira sulit terlelap. Jejak-jejak Rifan membekas di kepalanya. Masih dan sulit terhapuskan. Seperempat malam Mira habiskan dengan membuka beberapa forum berisi curhatan-curhatan manusia sejenis Mira—boring. Forum tersebut tak dapat mengalihkan fokusnya. Tanda silang di ujung tab forum ditekannya seraya menghela napas berat. Layar komputer kembali menampilkan laman Google. Mira lantas mengerjapkan matanya.

Mira mengetik: kasus cewek yang ngasih foto buka-bukaan ke cowok

Alis cewek itu mengernyit samar melihat barisan kalimat yang diketiknya dalam kotak pencarian. Mira menekan tombol enter pada keyboard-nya.

Cewe Fb Yang Suka Buka-Bukaan | Foto Video Bokep Tante ...

Pin Bbm Cewek Yang Suka Buka-Bukaan | Foto Video Bokep ...

CIRI-CIRI COWOK GENIT Buat sobat yang... - Komunitas Pria ...

"Ih!" Mira segera melipat laptopnya dengan kasar. Hasil pencariannya kok aneh banget!?

Mira tidak memiliki satu pun akun media sosial. Selain karena dia tidak ingin bertemu teman kelasnya di dunia maya, dia juga tidak menginginkan kakinya terpeleset ke dalam lubang hitam. Media sosial bisa menjadi sarana berbahaya bagi pemakai yang tidak bijak. Banyak sekali kejahatan terjadi karena internet. Pernah dia menonton televisi tentang seorang anak perempuan yang mengunggah video intimnya untuk sang pacar. Bagi anak perempuan, hal itu mungkin sebagai wujud kasih sayangnya kepada cowok yang ia kasihi. Mira tidak mengerti mengapa orang yang jatuh cinta bisa sebodoh itu. Bodoh karena pada akhirnya, video yang berisi seluruh harga diri si anak perempuan, diunggah kembali oleh sang pacar untuk dinikmati rame-rame.

Dan Rifan...

Mira menggigit bibir bawahnya. Masa sih, Rifan yang reliable dan selalu berkelakuan baik juga ikut terperosok ke dalam lubang hitam itu? Mungkin, Mira salah dengar? Mungkin semua hanya sebuah halusinasi belaka?

Tidak, bahkan Rifan juga secara tidak langsung telah mengakuinya.

Semakin Mira memikirkan, semakin sulit dia terlelap. Masalahnya, dalam kepala Mira, Rifan itu sudah memiliki tempatnya tersendiri. Cowok itu dulunya berada dalam tingkatan 'jenis manusia yang bisa sedikit dipercaya' ketika Mira tidak memercayai siapa pun.

Dan Rifan terpeleset, jatuh ke tubir tak terbatas.

Dipejamkannya kedua mata, diubahnya posisi tidur, hingga waktu menunjukkan pukul tiga pagi di jam dinding berbentuk apelnya, Mira baru bisa tertidur tanpa nyenyak.

***

Dua hari lamanya Mira berhasil menghindari Rifan. Dia tahu kalau jurus ninja Mira—menghilang tiba-tiba setelah bel—tidak bisa dipakai selamanya. Pada hari keempat, Mira baru saja akan melaksanakan jurus ketika Rifan menghadang Mira di pintu kelas. Penuh senyum. Senyum manis Rifan tak pernah pudar. Tatapannya begitu ramah dan hangat.

Ketenangan itu mengakibatkan Mira bertanya-tanya dalam hati, nggak ada sesuatu yang terjadi ya?

"Almira, sepulang sekolah nanti, saya mau ngobrol. Di Kedai My Yogurt samping SMP 5 yang baru buka itu," ajak Rifan. "Tenang aja, saya traktir."

Beberapa detik waktu terlewat dan Mira masih saja terdistraksi oleh senyuman Rifan. Mira memejamkan mata dan menggeleng, dia harus sadar.

"Ta-tapi—"

"Cieeee!"

Mira terlonjak ketika mendapati seruan dari arah pintu kelasnya. Dia menoleh cepat. Mendapati seruan tadi berasal dari Lexie yang berjalan bersama Alan dan Bayu. Lexie merangkul bahu Rifan sambil mengedipkan mata ke arah Mira. "Ripan ngajakin cewek nongki-nongki cantik, cieee! Mau juga dong ditraktir, Akang Ripan!"

A Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang