BAB XVII

186 14 9
                                    


Akhirnya ujian tengah semester selesai juga!

Andai ujian tengah semester diadakan tidak seminggu, melainkan dua atau tiga minggu, misalnya, Alan berani bertaruh dia akan terkena gegar otak. Alan menganggap bahwa ujian adalah cara ampuh untuk mengukur sekuat apa mental kita untuk tidak menjadi gila mendadak. Matematika tadi susah banget! Begitu ujian berakhir dan kelas malah berinisiatif membahas soal rumit tadi, Alan dan kawan-kawannya malah melengos pergi.

Penurunan intelektualnya semakin bertambah ketika akun Twitter radio sekolah mengirimkan mention kepada Alan.

Kekinian dan Inspiratif! @RadioBuzz105FM

#TanyaSenior kali ini untuk @alandraseptian nih. Kang, tolong ungkapkan satu kata yang menggambarkan UTS kali ini dong!

Retweeted by Kekinian dan Inspiratif!

@alandraseptian: @RadioBuzz105FM asdfghjklmnbv!!

Kekinian dan Inspiratif! @RadioBuzz105FM

Wah! Sangat bersemangat bingit ya, Kang @alandraseptian! Buat temen-temen yang kepingin semangat juga kayak Kang Alan, silakan order cupcake lucu MIA 1 ke Kang Alan yaaa ;)

"Mukamu, kayak lagi mikir keras gitu, Lan," komentar Bayu usai mereka menyambangi kamar Alan. Bokong Bayu direbahkan di atas karpet hijau kamar.

"Ini, gue lagi mencari apa nyambungnya balesan Dalia dengan mention gue. Itu anak saking gencarnya promosi, pikirannya jadi belok."

Mendengar gerutuan Alan, Bayu hanya tertawa.

Usai ujian tengah semester resmi selesai, MIA 1 bergegas menuju rumah Mira untuk membuat pesanan cupcakes. Kelas mereka akhirnya memutuskan untuk menjual cupcakes setelah perdebatan lama yang membutuhkan banyak sekali edisi rapat, seperti merumuskan Pancasila saja!

Jadi, cupcakes memenangkan rapat dan pre-order telah dilakukan sebelum UTS sementara pendistribusian dilakukan saat Porseni besok. Pesanan cupcakes tercatat mencapai angka tiga ratus buah. And still counting. Jumlah itu telah berada di luar garis ekspektasi. Bahkan ada beberapa orang dari luar sekolah meminta diantarkan langsung ke rumah.

Bayu dan Lexie awalnya ingin berkumpul di rumah Alan dulu sebelum ikut membantu di rumah Mira. Toh, kontrakan Alan dengan rumah Mira hanya terpisah beberapa blok. Tidak sampai Bayu mengusulkan tanding PES. Yang berujung pesan menuju grup WhatsApp kalau mereka akan selalu bersedia ketika cewek-cewek membutuhkan bantuan.

"Lexie ke mana? Laptopnya dianggurin gitu."

Hening karena Bayu sedang fokus dengan layar laptop berisikan avatar kesebelasan yang bergerak-gerak memperebutkan bola. Setelah satu gol, Bayu menjawab bahwa Lexie sedang ke kamar mandi.

"Oh."

Alan tidur menelungkup di atas karpet sambil mengunyah kacang atom. Mereka melanjutkan permainan PES dengan super serius. Konsentrasi itu lalu terpecah tatkala Lexie menghamburkan diri ke dalam kamar dengan langkah tergesa-gesa. Limbung sebentar akibat menendang kotak tisu. Dengan boxer spongebob berwarna kuning menyala dan celana abu-abu di tangan.

"Lo habis ngapain? Jangan macem-macem di rumah gue, deh."

"Aing tadi ketemu hantu!" seru Lexie. Wajahnya pucat pasi. Yang berarti, cowok itu tidak main-main.

"Aih, kamu terlalu paranoid, kali," balas Bayu tanpa minat.

"Seriusan ini! Dua rius dah. Bayu mah nggak pernah mendukung urang sekalipun." Lexie menggerutu. "Tadi pas ke kamar kecil, pan aing menuntaskan kewajiban yak..."

A Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang