No edit.
Dua bab lagi cerita ini habis ya :) Awalnya mau abis di bab depan tapi kayaknya gak jadi deh wqwq
Maaf lama updatenya, urusan di dunia nyata kagak beres-beres, mood buat nulis enggak pernah ada karena terlanjur stress sama kerjaan-_-v
______________________________________________
Bahagia, itulah yang Abi rasakan. Penantiannya selama empat tahun lebih telah berbalas. Sudah berkali-kali dia nyaris kehilangan harapan. Tapi semua itu terbayarkan.
Abi masih mengingat wajah Nesha barusan ketika ia melamarnya. Nesha kaget. Jelas, sudah pasti. Sampai sekarang, Abi sendiri juga tak menyangka sudah 'se-berani' itu kepada Nesha.
Mana mungkin Nesha tidak kaget? Setelah setahun tidak menampakkan diri, Abi muncul di hadapannya. Lalu menyatakan perasaan, yang jelas sangat tak Nesha duga. Bukan karena Nesha tidak percaya akan kesungguhan Abi, namun Nesha tidak menyangka kalau ternyata orang terdekatnya lah yang sangat menyayanginya.
Tak henti-hentinya Abi mengingat bagaimana cincin pemberiannya sudah tersangkut di jari tengah Nesha. Batinnya serasa mengudara, mengalahkan segala rasa senang yang pernah ia rasakan. Dia sangat ingin Nesha akan selalu berada di sampingnya, menemani hingga akhir hidupnya. Mungkin ini terkesan berlebihan tapi Abi tidak bisa bohong jika ini yang benar-benar ia rasakan.
Abi mengambil HP yang sejak tadi berada di saku celananya. Dia membaca balasan, kata demi kata yang Nesha ketik di sana dengan senyum tertahan. Tak lama kemudian dia pun terkekeh pelan dan bersender di kursi ruang tengahnya.
Abi : Kykny wa ga pernah gombalin lw
Nesha : Engga usah makasih :)
Abi : Siapa jg yg mau bilang makasih :)
Nesha : Tahiks :)
Abi : Tapi tetep ganteng kan
Nesha : Gak usah sok kegantengan
Abi : Emg nyatanya ganteng sih
Nesha : Jin-kasroh-jin-kasroh-ain :)
Abi : Heh? Apaan tuh?
Nesha : Jiji' :)
Abi : Senyumin aja ya. Apa sih yg engga buat Nesha :)))
Nesha : Suwe :)
Abi : Ayank :3
Nesha : *muntah*
Abi : Tetep sayang kok
Nesha : Kambing :)
Abi : Pacarnya kambing :)
Nesha : :)))))
Abi : :))))))
Nesha terlihat masih sedikit kaku dengannya, Abi bisa merasakan itu. Sehingga Abi berusaha agar semua tidak terkesan buru-buru. Rencanannya, Abi membiarkan Nesha agar terbiasa akan kehadirannya dulu. Mungkin awalnya sebagai sahabat 'lagi' namun perlahan menjadi seorang kekasih.
Semoga saja.
"Abi,"
Dengan senyuman lebar yang masih terpasang, Abi mengangkat wajahnya. Kedua matanya melihat sosok ibunya yang sudah berdiri di dekatnya, menatapnya sedikit heran.
"Kamu belum tidur, Nak?" tanya ibunya. Wanita paruh baya ini memakai daster batik warna cokelat tuanya, sudah bersiap-siap akan tidur. Akan tetapi, sejak tadi sore anak satu-satunya ini menghilang. Tak memberi kabar sama sekali. Membuat ia tak bisa tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Settle for Less
Ficção Geral(SEDANG DIREVISI) Jatuh cinta sama pengamen? Kenapa tidak? Toh belum tau kan aslinya gimana? Fathir tidak menyangka pertemuannya dengan pengamen ini membuatnya terperangah. Semua terasa datar di hidupnya tapi berbeda setelah kehadiran Nesha, pengame...