12 - D-Day

680 36 3
                                    

Halo haloooo~ Ini part yang bikin gue mikir setengah mati wkwkkwkw

Silahkan dibaca!

.

Will they open their eyes? And realize we are one...” Nesha memainkan gitarnya sambil memandangi jalan di luar.

On and on we stand alone until our day has come.” sahut Noval dengan mulut yang penuh dengan nasi. Nesha terkekeh pelan dan bernyanyi lagi. Abi melihat pemandangan ini dengan tatapan luar biasa. Bahkan nasi uduk yang ada di hadapannya langsung dianggurkan.

“Lo sejak kapan suka sama Alter Bridge?” tanya Abi penuh selidik. Setaunya Nesha itu merupakan penggemar fanatik dari The Gazette, band rock Jepang. Dia ingat Nesha pernah nangis sambil mengamen karena tau band favoritnya itu tidak manggung di Jakarta tahun kemarin. Padahal band itu sedang ada tour keliling dunia.

Lebay? Emang.

Merasa dirinya ditanya, Nesha menoleh ke arah Abi dan tertegun. Lalu tiba-tiba tertawa kencang.

“Lo kalau mau ngomong beresin dulu tuh muka! Makan aja masih belepotan gitu!” Tangan Nesha mengusap pipi Abi yang terdapat sebutir nasi dengan ibu jarinya. Abi tertegun.

Meskipun Nesha mengusap pipi Abi dengan kasar tapi seketika pula jantung Abi berdegup kencang. Bahkan Abi bisa mendengar degup jantungnya sendiri sehingga dia mengambil teh hangatnya dan meneguknya—menghindari tatapan melecehkan Nesha kepadanya.

Kenapa gue jadi deg-degan sama cewek sinting ini? Tanya Abi dalam hati.

Tangan lentik Nesha memainkan lagu Alter Bridge yang lain tanpa bernyanyi. Dia sudah selesai makan sejak tadi. Abi dan Noval tidak heran jika melihat seorang Ganesha bisa menghabiskan dua porsi nasi uduk dalam waktu 15 menit. Dulunya sih Nesha makan banyak karena kebutuhan anak kost tapi karena jadwal ngampusnya semakin padat belum lagi ngamen di pagi hari membuat energinya terkuras banyak sehingga tubuhnya tidak mengalami perubahan. Segitu-gitu saja kalaupun makan banyak.

“Iya! Kok lo tiba-tiba suka sama Alter Bridge? Isi bandnya kan om-om semua, Nes!” seru Noval heran.

Nesha terkekeh melihat delikan mata Noval. Nesha itu merupakan spesies perempuan normal yang menyukai band dengan personil-personil tampan. Termasuk The Gazette yang menurutnya selain musiknya berkualitas, personilnya juga hawt banget gitu hem..

Padahal menurut Noval biasa aja.

“Ya.. Enggak tau juga sih. Tiba-tiba gue jadi nge-fans sama itu band,” jawab Nesha berkilah. Padahal dia mendadak suka Alter Bridge karena tau Fathir suka dengan band itu. Bahkan sudah menghafal beberapa lagu hits yang ia yakin akan dibawakan nanti malam saat konser.

Lebih tepatnya dia baru tadi malam Nesha mengetahui Fathir sangat-amat-nge-fans sama Alter Bridge. Setelah Nesha mendapatkan username twitter Fathir, dia melakukan aksi keponya. Pertama dari bio: Tidak menyantumkan nama seseorang, tanggal, singkatan nama, malah kosong melompong.

Aman.

Lalu tweets. Isinya hanya percakapan sehari-hari. Dari intensitas pembicaraan, Fathir lebih sering mengobrol dengan user bernama Geryaldo. Entah siapa dia yang jelas pasti dia bukan perempuan.

Aman.

Terakhir, retweet. Isinya hanya tentang bola atau penyemangat hidup. Biasa. Tidak ada yang mencolok seperti tweet-tweet galau bahkan dia tidak menemukan tweet yang dibuat Fathir sendiri.

Aman.

Tapi yang membuat Nesha penasaran, apakah Fathir punya account lain? Seperti Path atau instagram? Kalau melihat dari kelakuan Fathir yang biasa saja dan tipe-tipe semangat belajar di kampus, pertanyaan Nesha lenyap sudah. Dia sadar Fathir itu bukan cowok seperti Abi atau Noval yang demen berlama-lama di kampus hanya untuk pencitraan depan fans mereka.

Settle for LessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang