25 - Kenangan dan Kenangan

265 20 12
                                    

Mumpung batere leptop nyaris abis, di update dulu dah wkwkw

Kalo part ini bisa bikin diriku senang, langsung di update saat itu juga ufufu:3

________

Dengan penuh keterpaksaan, Nesha mengiyakan ajakan Abi. Sejujurnya dia tidak tau band apa itu Hujan meskipun kata Abi sangat terkenal.

Malam ini, Nesha sudah siap. Dia memakai kaus putih dan celana jeans hitam. Sadar dia bisa saja masuk angin malam ini, dia memakai jaket jeans berwarna hijau lumut untuk membungkus badannya. Setelah memakai sneakers nya, Nesha pamit sama orangtuanya dan berjalan menuju keluar pagar rumah, menghampiri Abi yang sudah menunggunya.

"Eh? Kemana rok lo? Terus baju lo yang berumbai-umbai itu?" tanya Abi heran. Meskipun Nesha sekarang sudah bertingkah lebih normal seperti cewek lainnya, dia tetap suka Nesha yang begini. Ini.. seperti Nesha yang dilihatnya setahun yang lalu.

Nesha menghentikan langkahnya dan bersedekap dada di hadapan Abi.

"Kita mau nonton atau enggak? Kalau enggak, gue mau balik ke kamar jadi entar..."

"Iya! Jadi! Jadi!" Akhirnya Abi mempersilahkan Nesha lewat menuju pintu penumpang di depan. Abi tersenyum manis yang dibalas Nesha dengan tatapan sinis.

"Silahkan, Nyonya. Jangan malu-malu, anggap aja mobil sendiri... Eits! Sepatunya enggak usah dilepas!"

"Sinting!"

Abi terkekeh lalu berjalan menuju pintu di seberangnya. Dia masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Setelah lima belas menit mobil berjalan, Nesha tampak serius memerhatikan jalan di luar. Belum lagi jalan terlihat sangat ramai karena malam ini merupakan jadwal umum orang berpacaran. Yep, malam Minggu.

Abi menatap ke arah Nesha setelah menghela napas lelah.

Apa sih yang dia pikirin? Tanya Abi dalam hati. Sebetulnya dia ingin sekali bertanya... seperti biasa. Tapi dia merasa Nesha sedang larut dalam pikirannya. Atau mungkin kenangannya.

Nesha melihat pohon-pohon yang bergerak melewatinya. Dia terdiam, merenung akan sesuatu. Kenapa semakin dia berjalan bersama Abi, yang ada dia semakin tak nyaman. Merasa bersalah. Karena dia sudah mengkhianati perasaannya sendiri. Juga sudah memainkan perasaan Abi. Semua terasa salah dengannya jika harus bersama Abi.

Radio yang dinyalakan oleh Abi menyetel lagu yang cukup untuk bernostalgia. Tidak hanya itu, bahkan membuat Nesha semakin tenggelam dalam lamunannya.

Sadarkan aku yang berjalan

Dalam kehampaan

Terdiam, terpana, terbata

Semua dalam keraguan

Aku dan semua

Yang terluka

Karena kita

Aku 'kan menghilang

Dalam pekat malam

Lepasku melayang

Biarlah ku bertanya

Pada bintang-bintang

Tentang arti kita

Dalam mimpi yang sempurna.

***

Tempat menonton konser band Hujan ini dihelatkan di salah satu GOR di Semarang. Karena tempatnya sudah didesain tidak terlalu luas, jadinya sekarang ramai banget. Bahkan Abi dan Nesha saja menjadi sulit berjalan saking ramainya. Penonton konser ini pun jenis kaum Adam lah yang lebih mendominasi. Menyadari itu, Abi memegang ujung bahu Nesha lalu menarik Nesha mendekatinya.

Settle for LessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang