Apdet! Apdet! Muahaha. Panjang nih lanjutannya karena ada side story juga.
Maaf yak lama updatenya. Habis tiap part harus gue pikir mateng2 sebelum gue post di watty.
Oh iya biar makin mantep, baca part ini sambil dengerin lagu di mulmed yak :)
.
Pagi ini sangat indah. Langit juga terlihat cerah. Warna jingga di langit ketika matahari naikpun ikut mencerahkan pagi ini. Ditambah dengan tetesan air bekas hujan kemarin malam terasa sangat menenangkan.
Tapi semua itu langsung hancur karena teriakan nyaring seseorang.
“Kak Fathir! Anterin gue ke sekolah ya! Yuk! Yuk!” Adelle, adik terkutuk yang ingin sekali Fathir kubur dalam tanah merengek-rengek manja. Adelle menarik Fathir agar bangun dari kasurnya tapi apa daya karena badan Fathir yang cukup besar membuat Adelle kewalahan menariknya.
“Ck! Berisik lo! Gue ngantuk banget nih!” Fathir menelungkupkan kepalanya dalam bantal yang justru membuat Adelle semakin kesal. Adelle berdiri di samping ranjang sambil mengerucutkan bibirnya dan bersedekap dada. Seragam sekolahnya yang sudah rapi juga berantakan karena membangunkan Fathir.
“Kak Fathir jahat banget sih! Gue aduin mama biar nanti Kak Fathir enggak dapet duit bulanan!”
Fathir mendengus kesal dan bangun dari tidurnya. Rambutnya yang bergelombang dan sedikit panjang diacak-acak dengan tangan sambil membuka matanya. Dari kedua bola mata Fathir, dia dapat melihat Adelle menyeringai puas.
“Gue tunggu di bawah ya kak! Lima menit!” Tangan kanan Adelle terangkat membentuk angka lima kemudian dengan cepat dia berlari ke luar kamar Fathir.
Fathir membuang muka dan meringis kesal.
***
“Emang kemana sih pacar lo itu yang biasa jemput abis subuh?” tanya Fathir dengan nada mengejek. Dia masih fokus menyetir mobilnya sesekali melirik Adelle yang duduk di sebelahnya.
Adelle mengetikkan sesuatu di HP-nya sambil menjawab. “Kesiangan,”
“Kenapa dia yang kesiangan dan gue harus jadi korban?” cibir Fathir lalu tersenyum masam. Adelle menepuk bahu kakaknya pelan dan tertawa geli.
“Karena lo itu kakak dari princess bernama Adellia Putri Adhiraya kak. Hahah,” Adelle menggamit lengan Fathir manja sementara Fathir mendengus.
“Kenapa enggak minta sama Gerry?”
Adelle langsung melempar lengan Fathir dan menatap Fathir terkejut luar biasa. Kedua alisnya bertaut jauh dari kedua bola matanya. Hidungnya yang mancung mulai kembang-kempis menarik napas sementara yang ditatap tenang-tenang saja.
“Ap—Apa tadi? Kak Fathir enggak ngigo kan? Nyawanya udah kekumpul semua kan?” Adelle justru menyentuh kening Fathir dan membandingkan suhu tubuh Fathir dengan dirinya. Kak Fathir enggak sakit kok, gumam Adelle dalam hati.
Fathir menyingkirkan tangan Adelle. “Gue lagi serius nyetir,”
Adelle menatap Fathir lekat-lekat, bahkan dia sudah duduk menyamping agar bisa melihat wajah Fathir dengan jelas. “Kan Kak Fathir pernah bilang kalau...”
“Dia masih berusaha buat mendekati lo kan?”
Ish. Adelle meringis. Dia kesal karena perkataannya dipotong dan tema pembicaraannya hanya berisi satu orang: Geryaldo Agara Fabiola! Grrrr! Kenapa dia malah menyuruh gue berangkat sekolah sama Gerry-Gerry itu?! Adelle membuang mukanya, menatap jalan dari jendela samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Settle for Less
Ficção Geral(SEDANG DIREVISI) Jatuh cinta sama pengamen? Kenapa tidak? Toh belum tau kan aslinya gimana? Fathir tidak menyangka pertemuannya dengan pengamen ini membuatnya terperangah. Semua terasa datar di hidupnya tapi berbeda setelah kehadiran Nesha, pengame...