Seseorang Datang >9<

47 7 2
                                    

Ava's POV
Aku dan Liona sedang duduk di kursi kantin sekolah. Kami mengobrol. Bukan, lebih tepatnya aku sedang mendengarkan cerita Liona. Dia sedang diranda kebahagiaan. Bagaimana tidak? Setelah lama menjomblo, akhirnya dia ditembak oleh seorang cowok. Dan kini dia resmi pacaran. Kalian pasti dapat menebak siapa cowok yang bisa mendapatkan hati Liona. Jason. Ya, akhirnya setelah penantian yang panjang kini dia (Jason) mendapatkan cintanya.

Dan sekarang, aku sedang menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan semua kebahagiaan yang dirasakan Liona. Dia tau kalau aku tidak akan banyak bicara. Jadi, dialah yang berbicara panjang lebar.

Di tengah-tengah cerita, tiba-tiba ada sesosok laki-laki yang muncul di hadapan kami. Liona yang tadinya nyerocos tanpa jeda, kini diam seribu bahasa. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki yang ada di hadapan kami ini adalah Tommy. Awalnya aku juga sedikit kaget. Tapi rasa kaget ku tidak berlangsung lama.

"Hey, Va! Hey, Li!" Sapa Tommy. Kalian tau? Dia menyapa kami dengan ramah. Entah kenapa. Aku juga tidak tahu dia habis kesambet apaaan.

"Tom-Tommy? Ha-Hai!" Liona masih tidak percaya kalau baru saja Tommy menyapanya dengan ramah.

"Mau ngapain lo kesini?" Tanyaku to the point sambil memainkan sedotan yang ada di gelas minumanku.

"Nih!" Tommy menyodorkan sebatang coklat kepadaku. Coklat ini mirip seperti yang biasanya ada di lokerku. Jangan-jangan si Tommy yang selama ini.. Ah, tapi yang jual coklat ini pasti banyak kan? Jadi kenapa aku harus mencurigai Tommy? Konyol.

"Dalam rangka apa lo ngasih gue coklat?" Aku bertanya kepadanya

"Udah buruan ambil dulu. Jangan dianggurin tangan gue. Capek tau nggak?" Balas Tommy sembari duduk di hadapanku dan di samping Liona.

Untung Jason beda sekolah sama Liona. Kalau dia sampai tau ceweknya duduk di samping cowok lain, mungkin dia bakalan cemburu berat. Hahaha..

Aku segera meraih coklat yang diberikan Tommy, lalu bertanya, "Jadi?"

Tommy mengedikkan bahunya, "Gue udah capek harus ngendap-endap masukin tuh coklat ke loker lo." Jelasnya enteng.

"Jadi selama ini lo yang naroh coklat di loker Ava?" Tanya Liona heboh

"Ya, bisa dibilang gitu." Lagi-lagi Tommy menjawab dengan entengnya

"Lo suka sama Ava, Tom? Nggak salah lo ngasih Ava coklat secara diam-diam? Lo selama ini nggak lagi kesambet, kan? Kok lo mau-maunya sih jadi penggemar rahasianya si Ava?" Liona mulai menembaki Tommy dengan berbagai macam pertanyaan

"Weits! Heboh banget sih, lo? Hahaha.." Dia hanya menanggapi pertanyaan Liona tanpa ada satupun jawaban yang dia lontarkan

"Jadi, maksud lo ngasih coklat ini itu apa?" Aku bertanya seakan aku biasa saja. Padahal di dalam lubuk hatiku sedang ada bencana luar biasa. Banyak sekali pertanyaan yang muncul. Kurang lebih pertanyaanku mirip dengan pertanyaan yang dilontarkan Liona kepada Tommy.

"Nggak papa sih. Iseng aja gue." Jawabnya sambil memasang seulas cengirannya

Aku dan Liona hanya manggut-manggut

"Va, makan aja tuh coklat. Lumayan, kan? Biar bisa ganjel perut juga. Itung-itung ngirit jajan." Celetuk Liona

Bener juga ya Liona. Kenapa aku harus jaim di depan Tommy? Makan aja nih coklat. Mumpung lagi laper juga. Itung-itung aku menghargai pemberian si Tommy

"Bener juga lo! Gue juga lagi laper. Thank's ya, Tom! Lo udah mau beliin gue coklat!" Ucapku sembari membuka bungkusan coklat yang diberikan Tommy

"Sama-sama. Itu juga bukan pakek duit gue kok. Hahaha.. Eh?!" Tommy terlihat kaget dengan ucapannya barusan

WillingnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang