Ava's POV
Sore ini aku bakal latihan lagi. Dan untuk kesekian kalinya, aku berangkat bersama Rafa. Tapi kali ini berbeda. Aku yang menghampirinya karena tempat latihan kami yang tidak begitu jauh dari rumahnya.Aku mengayuh sepedaku menuju rumah Rafa.
*
Sesampainya di depan rumah Rafa, terlihat seorang lelaki yang sudah bersiap menaiki sepedanya. Siapa lagi kalau bukan Rafa. Dia kemudian mengayuh sepedanya keluar gerbang dan berhenti di sampingku.
"Buruan jalan! Pakek berhenti segala." Suruhku ketika mendapati dia memberhentikan sepedanya di sampingku.
"Gue kira lo mau nyapa gue dulu." Ucapnya sambil menaikkan setengah bibirnya.
"Nyapa gimana?" Tanyaku malas.
"Cipika-cipiki mungkin." Godanya sambil menunjuk pipi kanannya.
"Dih! Masak gue harus cipika-cipiki sama lo! Emang Ibu-Ibu arisan? Ogaah gue!" Balasku sambil berlalu. Aku mengayuh sepedaku dengan sedikit cepat. Aku tidak peduli kalau dia sekarang tertawa terpingkal-pingkal mendengar responku barusan. Memang akunya juga yang bener-bener ogah kalau disuruh cipika-cipiki.
*
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang tidak begitu jauh, kami sampai di tempat latihan. Sudah banyak yang berkumpul. Aku dan Rafa kemudian mendekati mereka yang sedang asyik mengobrol. Sepertinya aku dan Rafa datang paling akhir.
"Wiih! Pasangan gaje udah dateng nih!" Celetuk Jason begitu aku dan Rafa sudah berada di dekat mereka.
"Pasangan pala lo peyang?!!" Teriakku sambil memperlihatkan tangan kananku yang terkepal kuat di depan wajahnya. Isyarat jika aku tidak akan segan-segan menghabisinya.
"Udah. Jangan mulai lagi berantemnya. Lo, Jason, jangan mancing si Ava buat marah. Dan lo, Ava, jadi cewek jangan gampang marah-marah." Lerai David dengan suara beratnya. Nada suara yang tenang namun tegas. Pertanda David sedang serius.
Aku dan Jason yang tidak ingin mendapat hukuman dari David pun langsung diam menuruti perkataan David.
Beberapa detik kemudian, David berdehem sebentar pertanda dia ingin berbicara sebagai ketua komunitas.
"Oke temen-temen. Terimakasih atas kedatangan kalian untuk latihan kali ini.." Ucap David diplomatis, "Disini gue gak bakalan banyak bicara. Gue cuman mau bilang, kalau kita kedatangan anggota baru lagi--"
"Siapa, Vid?" Tanya Jason tiba-tiba. Tuh anak emang hobi nyela omongan orang.
"Hmm.. Dia belum dateng. Katanya bentar lagi nyampek." David melihat jam tangannya sekilas, kemudian melihat ke sekeliling, "Eh, itu dia anaknya." Tunjuk David begitu mengetahui seorang perempuan yang datang mendekat sambil mengayuh sepedanya.
"Ooh, cewek?" Tanya George ketika melihat perempuan itu.
"Eh, iya cewek! Wah bakalan punya temen cewek nih gue disini!" Celetuk Jason girang. Aku yang mendengar ucapan Jason tadi merasa tidak terima. Rasanya di mata Jason aku tidak dianggap seperti seorang perempuan.
"Woy! Gue dianggep apa selama ini? Cewek jadi-jadian?" Sahutku dengan nada tidak santai.
"Eh, Ava. Lo cewek kok. Cuman cewek kecowok-cowokan gitu." Ucap Jason sambil nyengir.
"Udah. Kalian berdua diem dulu. Sekarang biarin anggota baru di komunitas kita ini memperkenalkan diri." Lerai David begitu perempuan itu sudah berada di sampingnya, "Sekarang silahkan perkenalkan diri kamu." Suruh David
"Hai, nama aku Naura. Aku baru pindah ke Jakarta. Umurku 18 tahun. Salam kenal ya!" Perempuan itu memperkenalkan dirinya dengan sangat ramah. Dari penampilannya, dia seperti seorang cewek feminim. Tapi, siapa tau itu cuman penampilan doang. Semoga aja dia betah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Willingness
Genç KurguAva : "Mungkinkah gue jadi separuh hidup lo?" Rafa : "Gue hampir berhasil sebelum semua itu terjadi." Jovan : "Lo yang paling gue sayangi semenjak Mama nggak ada." David : "Lo pelengkap hidup gue." Liona : "Lo sohib tersayang buat gue."...