Fourth Stuff

267 17 1
                                    

Kejadian Tiara menangis di KePo kemarin sedikit mengusik Satya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian Tiara menangis di KePo kemarin sedikit mengusik Satya malam ini. Mau secerewet dan sebawel apapun Tiara, cewek itu tetap sahabatnya. Mau sekecil apapun orang lain menyakiti hati sahabatnya itu, Satya akan tetap turun tangan.

Sepertinya cukup berat bagi Tiara mengingat ia tidak mau bercerita atau menyangkut pembahasan apapun tentang alasan dibalik tangisnya. Satya tahu betul Tiara itu model cewek baperan yang kena senggol dikit mewek. Beda dengan Satya yang senggol dikit bacok!

Satya menghela napas, ia teringat dengan perempuan yang Lukas kenalkan di malam Minggu padanya. Dan Satya teringat dengan luka hatinya.

Tengah malam selalu menjadi waktu yang tepat untuk menangis.

Cowok berambut panjang yang belum sempat potong itu menenggelamkan wajah di bantal. Mengeraskan hati bahwa; tidak lagi ia akan menangis.

Bukan karena sok tegar, tapi sedikit menyadari bahwa hidup tidak semulus paha Raisa melainkan semacam kulit sirkaya yang broncel-broncel. Lagipula, ah, masa iya cowok mau terus-terusan menangis.

Bersama sedikit keteguhan hati, Satya merentangkan tubuhnya menatap langit-langit. Ia sedari tadi memegang ponsel. Tadinya hendak mengirim pesan untuk Tiara, tapi teringat ada tamu di rumah Tiara yang bisa saja menginap.

Satya butuh teman ngobrol. Teman lain sudah tidur, pasti.

Sepertinya Counter Strike menjadi pilihan yang tepat. Satya sudah cukup bosan dengan game balapan yang baru ia beli. Berhubung game CS sudah lama tidak ia mainkan, ia turun dari tempat tidurnya dan duduk di depan laptop.

Sembari menunggu laptop menyala, Satya keluar kamar mengambil beberapa makanan ringan dan minuman yang ada di kulkas.

Padahal Satya tidak berdoa meminta, dan untungnya ia belum menutup tirai jendela.

Sekembalinya Satya dari dapur, matanya menangkap seseorang berdiri di balik jendela. Melalui cahaya temaram, seseorang berpostur mungil itu mengetuk kaca jendela. Ia tersenyum, begitu tipis yang masih dapat tertangkap mata.

Satya menerbitkan senyumnya. Langkah selanjutnya ia meletakkan makanan dan minuman di lantai, memakai kaus yang tersampir karena ia telanjang dada, lalu membuka jendela.

Tirai beterbangan diterpa angin, bersamaan dengan rambut Tiara.

"Gue nggak bisa tidur, Ya."

Satya tahu suasana cewek itu pasti sedang buruk. Satya tersenyum. "Gue juga."

Tiara balas tersenyum. "Mikirin apa?"

"Mikirin lo." Satya terkekeh. Tiara tersipu, terhalang cahaya temaram.

"Lewat depan aja, Ra. Tunggu, gue bukain pintu."

Satya bergerak, cepat ditahan Tiara. "Lewat jendela aja. Kelamaan."

Late Night StuffsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang