Kantin tidak penuh sesak saat jam istirahat pertama. Malah terhitung sepi. Belum jam makan siang, hanya waktu jatah snack. Jadi, banyak tempat luang dan aman dari kuping pencuri gosip. Karena itu, Tiara dan ketiga temannya memilih pergi ke kantin di istirahat pertama.
Pembukaan dimulai dari membicarakan kucing sekolah yang lagi hamil.
"Bingung gue, tu kucing bunting mulu dari gue kelas sepuluh. Gue aja dari kelas sepuluh sampai sekarang belum dapet pacar," begitu penuturan Karen.
"Makannya ngincer cowok, jangan novel mulu yang diincer!" balas Anggita.
"Lo juga, Nggi. Jangan mikirin si cowok masa lalu lo mulu!" imbuh Tiara.
"Lo kayak nggak ngaca aja, Ra," timpal Lisa ditambah tawa.
Tiara menyipitkan mata pada Lisa. "Gue tau, Lis, dari kita bertiga lo doang yang udah punya pacar. Fenomenal lagi."
Lisa nyengir bangga. Langsung kena tabok seperti biasa karena kesombongannya. Disambung dengan obrolan lain tentang rencana mengikuti les pelajaran di luar sekolah.
Lalu, tiga cowok yang memang terkenal jahil lewat, tapi kemudian berhenti di depan empat cewek yang lagi ngerumpi. Menyapa genit, yang pasti dibalas malas.
"Judes amat, Neng!" Garuda menegur saat semua wajah sengaja ditundukkan malas.
Joni, yang sebenarnya punya nama asli Jonathan bersiul. "Duh, surga banget kantin isinya tinggal malaikat semua!"
"Tapi lo setan, Jon," celetuk Kevin sambil terkekeh.
"Bangke lo, Vin!"
Tiba-tiba suara entakan kaki lari terdengar dari belokan. Semua pasang mata, baik dari cewek-cewek maupun cowok-cowok menoleh ke asal suara. Dari belokan, tampaklah Satya berlari bersama Fando sambil tertawa keras-keras.
"Habis ini isinya bukan malaikat semua, Jon! Noh, temen-temen setan lo pada keluar." Garuda berkata sambil merangkul Joni dan Kevin.
"Pasti habis gara-gara!" Joni ngangguk-angguk. "Gimana, gimana?"
Dua cowok yang baru saja tiba itu berhenti di depan tiga cowok lainnya, terengah-engah masih menyisakan tawa. Keempat cewek yang lagi duduk mendongak, ikut kepo apa yang terjadi.
"Pak Ardi mencak!" Satya menepuk pahanya sendiri, tertawa. "Tadi anak kelas sepuluh pada ngerubungi pak Ardi yang ulang taun."
"Ya, kita lewat aja," sambung Fando, ia menyikut perut Satya hingga cowok yang disikut mengaduh. "Ni bocah noyor kepalanya pak Ardi!"
Setelah itu tawa pecah. Termasuk empat cewek yang masih duduk dan jadi tidak berminat melanjutkan gosip lain. Satya melirik Tiara yang tertawa, Tiara balik menatapnya dengan tawa yang seketika lenyap.
Satya mengalihkan wajah ke teman-teman cowoknya. "Itu hadiah terindah sepanjang masa, bro! Untung aja kagak ketauan gue yang noyor, ketutupan bocah-bocah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Stuffs
Teen FictionBiar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan mataha...