Eighth Stuff

100 10 2
                                    

Samar-samar Tiara mendengar suara dengkuran seseorang dari balik rak buku yang menjulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samar-samar Tiara mendengar suara dengkuran seseorang dari balik rak buku yang menjulang. Tidak terlalu besar memang, tapi cukup untuk menyembunyikan seorang siswa yang membolos pelajaran ekonomi tanpa harus ketahuan penjaga perpustakaan sekolah.

Lima menit menghasilkan nihil hingga bel pergantian jam berbunyi nyaring. Tiba jam ulangan writing tanpa kamus di tangan karena Mrs. Martha tidak memperbolehkan siswa menggunakan ponsel selama jam pembelajaran.

Tiara menghela napas saat detik-detik pudar asa, ia malah menemui cowok di balik rak buku yang tertidur pulas. Lagi ia menghela napas, Satya masih tidur walau suara bel terdengar nyaring.

Tiara duduk di samping Satya yang tidur meringkuk. Mungkin sebegitu besar kedekatan mereka sampai-sampai Satya bisa merasakan bahwa yang hadir adalah Tiara. Satya membuka mata. Dengan cepat cowok itu mendudukkan diri memandangi Tiara yang kaget karena tiba-tiba cowok itu terkesiap bangun.

"Lo?!"

"Hai, Satya!" sapa Tiara.

Satya menepuk jidatnya, lalu terkulai bersandar di tembok.

Tiara mengernyit pada Satya. "Gue jamin lo semalem nggak tidur."

Satya menoleh. "Ngapain malem tidur? Gue nokturnal."

Tiara langsung membuang muka dan tertunduk. Mendadak Tiara ingat nyanyian mereka sebelum Tiara tidur dengan nyanyian jantung Satya. Dimana mereka lebih hidup saat malam.

"Lo emang selalu tidur ya tiap siang?" tanya Tiara.

"Lo kan tau, gantiin waktu malem. Lagian lo juga pasti gitu." Satya menepuk-nepuk celananya yang sedikit berdebu karena tidur di lantai. "Gue mau cabut." Lalu beranjak berdiri.

Tiara kontan menarik tangan Satya sebelum cowok itu benar-benar pergi.

Entah benar atau salah, Tiara merasa Satya menjauhinya sedari pagi tadi. Cowok itu tidak ada di rumah saat jam enam pagi Tiara ke rumahnya. Setelah berangkat, Tiara tidak menjumpai adanya Satya di kelas atau saat istirahat pertama Tiara ke kelas Satya, temannya bilang Satya udah cabut duluan sama Garuda, mengendap ke luar sekolah untuk main PS.

"Serius, deh, lo berusaha menghindari gue, ya?"

Satya hanya memberi tatapan tanpa jawaban pada Tiara. Tiara mengikuti Satya untuk berdiri, pergelangan tangan cowok itu masih digenggamnya.

"Gue jamin seratus persen lo nggak tidur semalem." Tiara menyentak tangan Satya, sebal. "Kalo lo nggak tidur, artinya lo banyak pikiran, dan lo sama sekali nggak cerita ke gue!"

"Cerita nggak melulu jadi solusi."

"Tapi gue bisa support lo, Sat!"

Suara Satya meninggi. "Lo nggak bakal bisa support gue kalo lo manggil gue Sat!"

"Sshh!" Suara penjaga perpus tiba-tiba menengahi mereka. Tahu ada suara walaupun manusianya tidak tampak dimana.

Satya mendapati Tiara mengecil dan menciut. Ia tahu Tiara sadar sudah berkata tanpa berpikir dahulu. Satya mengibaskan tangan, seolah; udah nggak usah dipikirin.

Late Night StuffsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang