"Gue sendiri, ayah di rumah sakit," Fando berujar sambil mengempaskan bokongnya ke matras.
Lelah. Mereka baru saja pulang sekolah, dan berhubung besok tanggal merah, keempat temannya menginap di rumah Fando.
Kening Joni berkerut. "Ayah lo sakit?"
"Kan dokter!" Garuda membalas.
"Lagian ambigu. Dokter juga manusia. Punya rasa, punya hati, bisa sakit," kilah Joni.
Garuda menepuk bahu Joni. "Kambing congek."
"Kok, kambing? Kasian banget doi dikatain. Emangnya kambing punya salah apa sampe dikatain gitu? Doi baik tau, rela mati buat ngisi perut kita!"
"Noh, kan, Vin, kambing congek," Garuda berujar pada Kevin.
Kevin tertawa. "Congek itu penyakit telinga, lho."
Garuda mendengus. "Kampret, salah gue ngomong sama lo!"
"Jangan mau dikatain kambing congek, Jon," Fando yang sudah melepas kancing seragamnya membela, menyisakan kaus putih tipis tanpa lengan.
Garuda melepas sweater-nya lalu ikut duduk di matras bersama Fando. "Gue mau, dong, tangannya bisa kayak pete."
"Petai?"
"Ho'oh." Garuda mengangguk. "Tangan lo kayak pete, naik turun, nggak kayak gue kerempeng."
Joni mendecih, lalu ikut duduk di matras. "Tadi aja kambing dihina dina, ini pete dipuji."
Fando tertawa, lalu menjawab, "Lo makan banyak, badan kagak gede, malesan lagi! Belajar nonjok sono biar badannya kayak pete."
"Untung gue nggak doyan pete," sahut Joni.
"Eh, sorry, ya, gue drummer! Jelas aja gue bisa nonjok, emang nasib aja kali kerempeng gini!"
"Lo nggak kerempeng, Da. Udah pas, udah proporsional badan lo itu," kata Fando membenarkan.
"Ya, seenggaknya gue tinggi dan paling cakep di antara kalian."
"Pede-nya Garuda ..." cela Kevin.
"Emang bener. Lo noh belajar nonjok." Garuda menunjuk Kevin yang sedang melipat jaketnya.
Kevin langsung berhenti dari aktivitasnya. "Lah, kok, gue dikambing hitamkan?"
"Tuh, kan, kambing dibawa-bawa lagi. Males dengernya, pengen congek aja telinga gue."
Garuda menoyor Joni sambil tertawa. "Kambing!"
"Eh, dia pinter nonjok kali," lagi-lagi Fando membela yang di-bully. Ia beranjak mencari sarung tinju.
Joni mendelik sambil mengguncangkan bahu Fando. "Hah, demi? Kevin bisa nonjok? Atas nama cinta, guys, gue baru tau!"
"Gue kira dia cuma bisa bikin rumus garem!" Garuda menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Stuffs
Teen FictionBiar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan mataha...