XIII - Second Mission {Interrogation} -

1K 70 3
                                    

Cowok itu berjalan menuju kamarnya dengan piring ditangannya. Dua buah apel dan pisau ada diatasnya.

Dia bersenandung kecil dan sesekali memainkan pisau yang dibawanya. Dia memutar-mutar pisaunya dengan santai seakan itu sudah hal biasa.

Dia sampai dikamarnya lalu duduk di kursi dekat jendela. Piring apel ia letakkan dimeja bundar dihadapannya. Dia bersenandung sambil memotong apel. Dia mengamati kertas yang ia temple didinding kamarnya.

Kertas. Kertas yang berisi tulisan dengan bolpoint merah. Merah darah. [Target = Aprilia Vallery. Kelas = VIIIK]

'Hahaha...ini mulai menarik. Gue pasti bisa dapeti lo sebelum dia. Hahaha!'

**************

Elisabeth Viena

"Lo tau nggak, si Rica dan Klara kelas 8J?"

"Ya tau lah. Biang gossip macem mereka siapa yang nggak kenal? Btw, kemaren mereka apa kabar? Ada gossip baru nggak?"

"Nah, itu masalahnya. Kemaren gue liat dia dilabrak Ashara ketua club Cheer SMA. Nggak lama Viena dateng."

"What? Dia ngegossip apa sampe dilabrak Ashara?"

"Gue nggak denger. Pokoknya mereka dilabrak, trus Ashara pergi, Viena masih disitu dan...nggak lama abis Viena pergi, mereka ngecek HP. Abis gitu mereka naruh tas mereka dan pergi keluar kantin. Nggak tau kemana. Dan mereka nggak balik sampe sekarang."

"Halah nggak mungkin!"

"Cius, gue nggak bo'ong. Buktinya, mereka nggak masuk kelas kemaren. Gue denger dari Vanesa. Dan bukti lain, tas mereka masih ada di kantin. Gue nggak berani buka-buka, ntar gue di marain lagi."

"Heh Lo! Lo tau siapa yang terakhir kali liat mereka!?"

"Heh, lo murid buangan ngapain ngomong sama kita!? Nggak tau malu ya!"

"Bacot lu! Buruan jawab!"

"Bukannya lo yang terakhir kali ngeliat mereka? Atau jangan-jangan...Lo apain mereka!?"

Njir, sakit.

Gue langsung pergi. Kekelas. Tapi tetep aja gue mikirin tentang hilangnya mereka. Jelas lah, mereka nggak mungkin ngilang tanpa kabar gitu apalagi tasnya ditinggal.

Gini ya, mereka itu tipe orang yang suka ngegossip tapi gossip mereka bener, nggak bisa biarin tas mereka begitu aja apalagi dikantin gitu, dan mereka yang tipe disenengin guru nggak ikut pelajaran seharian? Nggak mungkin kan.

Nah, karena itu gue mikirin mereka. Bukan karena gue temen mereka tapi ini karena naluri gue sebagai anggota The Guardian School.

Baru gue masuk kelas, si Chiza dengan toanya langsung teriak. "Viena! Lo udah denger si biang gossip ngilang!? Katanya tasnya ada dikantin. Gue bawa kesini. Sekalian buka-buka gitu lho. Gue kepo sama isi tas si biang gossip."

"Hush. Chiz, nggak sopan tau!" sahut Nisha. Yep, dia sopan banget tapi tetep aja up to date. Dan dia lebih cocok jadi pendengar daripada penyebar.

"Gue udah denger barusan. Ada yang ngegossipin mereka."

"Bakalan jadi hot news nih." Si Chiza nyengir. "Tapi serisus masa mereka beneran ngilang gitu?"

"Pagi! Kenapa nih, kok pada ngumpul di belakang?" Si Vall dateng. Tumben agak siang. Biasanya kita dateng Vall tidur dikelas.

"Tumben lo agak siangan?" Chiza ngerti pikiran gue ternyata. Good job.

"Tuh, bangunin Zevan. Disuruh nyokapnya gue" jawabnya sambil ngelirik Zevan yang ada disebelahnya. Si Zevan hanya nyengir. Sumpah, ganteng bangeett!!

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang