XXXVIII - Four

927 58 3
                                    


Author POV

Sudah 9 bulan berlalu sejak saat itu. Saat Shera mendapatkan mimpi 'masa depan'. Saat semuanya mengetahui mimpi tersebut. Saat mereka membuat rencana baru dan memulainya.

Saat 'mereka' terakhir kali menampakkan diri.

Iya, mereka. Geng yang katanya bernama EscARToFerdilO.

Selama 9 bulan ini, sekolah tampak normal-normal saja. Tentu saja kasus pembullyan yang tak wajar dan kebrutalan para siswa/I lain tetap saja. Tapi, dimata penduduk sekolah ini, itu normal.

Ckck.

Tapi, ketenangan ini membuat the guardian school was-was. Karena, yeah, semua ini membuat pergerakan EscARToFerdilO tidak bisa dilacak. Tiba-tiba muncul kepermukaan dan meneror. Lalu beberapa saat kemudian, kembali ke dasar, menyembunyikan diri.

Semua ini membuat the guardian school berpikir dan menebak, apa yang EscARToFerdilO lakukan selanjutnya. Apa mimpi Shera benar-benar terjadi atau tidak.

Tapi, huh, bukan the guardian school namanya kalau tidak santai. Sesuai prinsip mereka, santai tapi serius. Kali ini, anggaplah mereka diam-diam cabe rawit (karena 'kecil-kecil cabe rawit' sudah terlalu mainstream).

Seperti yang (mungkin) EscARToFerdilO lakukan, the guardian school juga menyusun rencana. Entah apa itu. Yang jelas, mereka sedang sibuk seperti siswa/I lainnya mempersiapkan ulang tahun sekolah beberapa minggu lagi.

Apa mereka tidak terlalu santai menghadapi ini?

Dan hitungan mundur pun telah dimulai.

Aprilia Vallery

"Nanti sore kita kumpul buat ngatur stan. Kita dapet stan di tengah-tengah. Pasti bakalan laris dan pembelinya juga lebih banyak. Diantara panggung dan auditorium gitu lho. Jualannya udah siap kan?" Clarissa-chan membuka diskusi.

Yep, besok lusa pembukaan ultah sekolah. Perayaan diadain 4 hari, senen sampe kamis. Hari pertama sampai kedua, pagi, ada lomba, sorenya (jam 3) bandnya Rian, Zio (yang tanpa aku, posisiku diganti Dareen. Aku waktu penutupan) dan band lain tampil, abis gitu pasar malem.

Hari ketiga, paginya nggak ada acara, Cuma persiapan. Siangnya pameran karya. Nanti yang dipake buat pameran karyanya anak seni dan fashion. Trus malemnya ada drama. Naskah dramanya anak sastra yang bikin. Kalo nggak salah Kanila Cherry.

Hari keempat, penutupan. Pasar malem tetep jalan, band Zio juga bakalan tampil. Trus jam 9 ada kembang api. Jam 10 pasar malem ditutup.

"Udah. Perlu dibacain?" tanya Ken. Dia yang bertanggung jawab nge-cek barang jualan. Bareng Dareen dan Shera

"Nggak perlu. Kelamaan nanti. Kalo dananya? Bacain ya. Penting soalnya" perintah Clarissa-chan. lha, emang barang jualannya nggak penting?

"Buat beli ini..bla..bla...bla.. Ada sisa 150 ribu" jelas Chiza. Dia bendahara.

"Bagus. Nanti buat makan-makan lumayan. Kalo makanan yang dijual udah jadi belom?" tanya Clarissa-chan lagi.

"Udah jadi 3 perempat. Nanti sore udah jadi semua" jelas Viena. Makanan yang dijual dari kafenya Viena. Lumayan kan? sekalian promosi juga. Viena dibantuin Nisha, Rian, Kazu.

"Bagus-bagus. Kurang apa lagi?" tanya Clarissa-chan. "Oh ya, nanti yang mendirikan stan jangan semua. Yang gue sebut, yang ndiri'in stan. Ryo, Julius, Julio, Zio, Zevan Vall. Nanti gue sama Vall yang ngehias stan nya. Jam 3 pas kita kumpul dikelas. Ada pertanyaan?"

Kami semua menggeleng. Dan pas setelah itu, bel pulang berbunyi.

**************

"Gak! Gue nggak mau ada warna pink!" protesku. Masa meja di stan mau dikasih renda bunga-bunga warna pink. Nggak lucu.

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang