XI - Uji Nyali {2 Days, 2 nights} -

1K 59 0
                                    

Author POV

'Hihihi..hahaha! Darah lo keliatan enak!' kata seseorang. Didepannya ada seorang siswi berseragam Biru-putih yang duduk terikat disebuah bangku. Tangan-kakinya diikat, mulutnya dilakban, dan matanya mengeluarkan air mata.

Dia benar-benar ketakutan sampai tubuhnya gemetar.

Disisi lain, seorang siswa dan teman-temannya sedang melakukan tugas seminggu sekali. Patroli keseluruh wilayah sekolah Sakura. Itu berarti dia patroli dari wilayah SD sampai SMA.

Mereka membagi tugas. Ryouta Shintarou, Maria Yuuki, Hideki Akihiro patroli wilayah SMP sedangkan Sean Hideo dan Meiko Megumi patrol wilayah SD.

Biasanya mereka melakukan tugasnya dengan santai. Tapi kali ini, mereka sambil berfikir keras dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ya, mereka terus berfikir tentang kasus yang terjadi diwilayah sekolah mereka. Hilangnya 4 siswa-siswi SMP kelas 8. Dan sebagai anggota LightWING-club detektif seperti diserial komik Detective Conan-mereka diminta membantu oleh pihak sekolah. Dan pihak kepolisian sangat mendukung hal itu.

Pihak sekolah begitu mempercai club tersebut karena, ya, semua anggotanya berasal dari keluarga cukup besar dan semuanya memiliki otak yang bisa dibilang jenius.

Mereka melewati koridor gedung ekstrakulikuler lama tak terpakai yang panjang dan gelap. Mereka hendak memeriksa ruangan terakhir di gedung tersebut, ruang memasak.

Shintarou yang memiliki pendengaran cukup tajam berhenti seketika. Telinganya menangkap suara cewek menangis dan suara tertawa.

Maria yang berada disebelahnya ikutan berhenti tapi Hideki masih terus berjalan. Shintarou menarik kerah bagian belakang Hideki. Otomatis cowok itu berhenti. "Lepas earphone lo" perintah Shintarou.

Walaupun mereka tinggal di Jepang, mereka bertiga berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Maria pindahan dari Indonesia, sedangkan Hideki? Orangtuanya orang Indonesia tapi Hideki lahir di negri sakura ini.

Hideki melepas earphonenya dan bertanya "Kenapa?" Shintarou tidak menjawab. Pandangan Hideki beralih pada Maria. Maria hanya menggeleng, tanda tidak tahu.

Sebenarnya Shintarou agak merinding mendengar suara itu. Gimana tidak merinding kalau mendengar suara tangis dan tawa di koridor gedung ekstrakulikuler yang sudah lama tidak terpakai? Apalagi koridor ini tidak mendapat pencahayaan dan hujan diluar sangat mendukung suasananya.

Shintarou mengendap-endap dan membuka sedikit pintu ruang memasak tersebut. Matanya menangkap pandangan yang mengerikan sekaligus menarik. Menarik karena mungkin apa yang dilihatnya berhubungan dengan kasus hilangnya 4 siswa-siswi.

Shintarou memberi isyarat pada Maria dan Hideki untuk segera mendekat. Hideki ikutan mengintip di bawah Shintarou dan Maria diatas Hideko. Disuasana lain mungkin mereka terlihat lucu tapi tidak kali ini.

Mereka melihat siswi duduk terikat disebuah kursi. Dia terus menangis dan menangis. Didepannya ada siswa yang berjalan mendekat. Siswa tersebut memiringkan kepala siswi lalu menggigit lehernya.

Ctraarrr...petir menyambar dan Shintarou cs. melihat dengan jelas wajah siswi tersebut. Begitu juga dengan siswi tersebut. 'tolong' kata siswi tersebut tanpa suara lalu ia pingsan.

'darahmu enak. Mungkin ini saatnya aku mencari korban lain' kata siswa yang tadi menggigitnya.

Orang Indonesia? Dan..korban lain? Jangan-jangan dia pelakunya? Pikir Shintarou.

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang