III - First Mission {Teror 2} -

1.4K 97 6
                                    

Aprilia Vallery

"Whuanjirr...kelasnya abis diterjang beliung!" Umpat Zio.
"Halah pake ngumpat-ngumpat segala. Dalem hati lo pasti seneng kalau nanti sudah dipastikan jamkos (jam kosong) seharian" balas Kazu.
"Nah, itu juga bener. Tapi serius, Black Shadow keparat bener-bener keterlaluan" umpat Zio lagi. Mendengannya telingaku jadi panas.
"Dari pada ngomong terus, mending kita beresin apa yang bisa diberesin. Lagian, ngenes banget nih kelas" perintahku.

Yang benar saja! Kelasnya benar-benar kayak kapal pecah. Agak serem melebihi tempat setting film horor. Tapi itu tidak membuatku takut. Papan tulis miring. Meja berantakan, bahkan ada yang ditumpuk dan sebuah kursi diatasnya. Seakan ada seseorang yang duduk diatasnya. Menonton kami. Cat merah berceceran dimana-mana. Seperti habis hujan darah. Semua benda dikelas terkena cat merah tersebut, kecuali papan tulis. Semua benda di lemari, loker meja, dan meja guru berserakan dikantai. Belum lagi gorden yang sobek, lampu dan salah satu kaca jendela yang pecah. Suasana lebih seram lagi saat pertama kali kami masuk. Yap, karena ada speaker kecil yang menyetel suara tertawa mengejek yang biasanya ada di film horor. Suara tersebut menjadi nilai plus-plus-plus keseraman kelas. Tapi sudah dimatikan oleh Zio sebelum dia mengumpat-umpat.

Kami membagi tugas. Aku dan Zio membereskan kelas sedangkan Kazu menelpon si ketua dan wakil, Dareen dan Ken. Seharusnya Kazu yang membereskan kelas. Tapi ini karena Hpku yang tidak berguna. Pulsanya habis dan aku belum mengisinya. Apa gunanya Hp tanpa pulsa?

Karena cat merah yang susah dibersihkan, kami hanya membereskan meja dan barang-barang yang berserakan dilantai. Setelah sekian lama, akhirnya Kazu selesai menelpon.

"Berita baiknya, mereka lagi OTW. Berita buruknya, Rian kecelakaan ditabrak motor ninja merah. Yang ngendarain siswa sekokah ini. Kayaknya anak kelas 9 soalnya dasinya hijau. Julius, Julio, sama Ryo lagi cari info sebanyak-banyaknya. Viena nemenin Rian di rumah sakit. Kalian tahu kan kalau mereka...you know lah. Chiza sama Nisha OTW ke rumah sakit dianter supirnya Nisha. Jadi yang kesini hanya , Ken, dan Shera" jelas Kazu panjang lebar. "Jadi intinya, mereka sudah bagi tugas."

Tentu saja aku tahu hubungan mereka. Saling jatuh cinta tapi ngga pacaran. Belum lebih tepatnya. Rian belum mau nembak Viena karena dia merasa belum pantas. Aku tidak menyangka Rian punya sisi pesimis dibalik tingkahnya yang blak-blakan dan emosian.Sedangakan Viena, dia tetap setia nunggu Rian walaupun sudah bolak-balik ditembak. Jangan bilang aku tukang gosip. Aku hanya mendengar tanpa menyebarkan.

Jujur, ini pertama kalinya aku khawatir dengan keadaan seseorang. Biasanya aku cuek. Bahkan dengan temanku dulu. Banyak yang bilang aku ngga punya perasaan. Yah, aku tahu kok semua gosip tentang diriju di sekolah. Tapi kali ini, aku khawatir banget. Rian juga salah satu teman dekatku. Bukan hanya dia, tapi semua yang ada dikelas. Dari yang paling normal sampai yang melebihi batas normal. Ini pertama kalinya aku punya teman sedekat ini. Aku tidak pernah akrab dengan teman segengku dulu. Aku hanya ada saat dibutuhkan dan 'menghilang' disaat mereka melakukan aksi mereka. Baru kali ini aku merasakan perasaan khawatir seperti ini. Rasanya perutku mulas dan sisanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Aku harap Rian baik-baik saja.

Seakan membacaku, Zio bertanya "sekarang gimana keadaannya?" Bertepatan dengan itu, ada SMS masuk ke Hp Kazu.
"Nah, pertanyaan lo terjawab nih" kata Kazu santai, tetapi tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Ya, kami akui, kami khawatir banget. "Perlu dibacain atau langsung intinya?" Tambahnya mencairkan suasana.
"Dibacain aja. Biar ngga terlalu tegang gini" sahutku.
"Oke, gue bacain ya. 'Gu3 84ru s4mp4i d RS. R14n 84ru d1p1nd4h k3 k4m4r. VVIP 8r0! Di s1n1 4d4 V13n4, N1sh4 d4n gu3 s3nd1r1. Ps. V13n4 gw4l4w, m4t4 d14 b3rk4c4-k4c4. R14n b3l0m s1um4n'." Spontan kani tertawa terbahak-bahak mendengar Kazu membaca SMS dari Chiza. Seharusnya kami khawatir mendengar Rian yang belum siuman.
"Papan tulisnya kok nggak di benerin? Tanya Kazu.
"Gue sisain buat lo. Kan lo dari tadi cuma nelfon. Kasian tenaga lo yang nggak kepake" balas Zio.
"Halah, kata lain dari kata 'males'" jawab Kazu dan yang bersangkutan hanya nyengir.

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang