XXXII - Camping (3) -

943 61 9
                                    

Aprilia Vallery

Lagi-lagi, aku merangkak dibelakang lautan manusia. Pasalnya, acara api unggun itu wajib dihadiri seluruh siswa/I dan nggak boleh telat. Yang melanggar bakalan dihukum.

Apaan lah. Dikit-dikit hukuman. Bosen dengernya.

Dan sudah dipastikan aku telat.

Ini semua gegara Zio dan Zevan yang nggak bangunin. Sialan mereka. Kalo aku ketauan, mereka juga harus ikut dihukum.

Akhirnya, aku sampai di jejeran kelompokku. Dan lagi-lagi, aku duduk di sebelah Zio. Didepan Zio ada Nisha-Kazu, depannya lagi, Chiza-Zevan-Ken. Hmm? Ada apa dengan mereka. ck, aku belum sempat introgasi Zevan.

Bukan belom sempat sih, tapi lupa. Wkwk.

"Kok lo nggak bangunin gue?" tanyaku langsung.

"Yah, lo tidurnya keliatan nyenyak banget. nggak tega bangunin."

"Gue lebih percaya kalo lo bilang 'gue lupa'."

"Nah, itu juga. Hehe. Sori" katanya lalu membentuk tanda peace dengan kedua tangannya. Aku hanya menghela nafas.

"Nah, kita lanjut keacara kedua malam ini. Pensi. Silahkan dimulai dari kelompok pertama. Ah! Anak jurnal jangan lupa kameranya! Yak! Bisa dimulai!"

Jangankan anak jurnal, Shera aja udah siap dari tadi sama kameranya.

Penampilan pertama ngedance. Yang nonton ngikutin dance mereka. aku? Ya nggak ikutan lah. Malesin banget.

Pelampilan kedua, padus. Kaku banget kesannya. Maklum sih, kelompoknya isinya kebanyakan kelas F. kan alim-alim gitu. Sebenernya aku heran. Disekolah brutal kayak gini ada juga kumpulan murid alim.

Penampilan ketiga, beberapa anak nyanyi sambil nari-nari gitu. Aku nggak tau apa judul lagunya, pokoknya enak didenger. Tarian mereka juga asik, bikin yang lain ikutan nari.

Yang paling aku sukai nih, penampilan ke berapa gitu. Lupa. Pokoknya belakang-belakang.

Kelompok itu nampilin stand up comedy. Kocak banget sampe perutku sakit gegara ngakak. Apalagi Zio sama Zevan tuh. Dan ajaibnya, kekocakan mereka bikin Rian, si ice prince, nyengir-nyengir gaje. Untungnya nggak sampe ngakak. Karna kalo ngakak, bisa kiamat dunia.

Rian ngakak is impossible .

Suer, nggak bohong. Tanyain aja ke pacarnya. Viena maksudnya.

Eh, kalo Viena pasti udah ngeliat Rian ngakak. Kan Rian nampakin kemanusiawi'annya ke Viena doang.

Iyadeh, yang pasangan couple number two. Betewe, number one nya Shera-Dareen.

Berhubung nggak bisa nanya ke pacarnya (Viena), coba aja tanyain ke sahabat-sahabatnya. Ryo-Julio-Julio. Aku cukup yakin-eh, ralat-yakin banget kalo mereka belom pernah liat Rian ngakak.

Karna aku tau mereka lebih sering dimarahin.

"Nah, kita lanjut ke kelompok terakhir. Ayo, ayo! Durasi!"

Cih, ganti kelompok kami yang mau nunjukin penampilan disuruh cepet-cepet. Alasannya durasi. Kalo kelompok pertama (isinya anak hitz) disuruh lama-lama. Alasannya waktu masih panjang.

Heran gue sama hukum alam SMP Bintang Permata. Dimana murid hitz selalu didahulukan dibanding murid buangan yang sebenernya (menyembunyikan) jenius(annya). Bahkan murid yang alim dan (nunjukin) kejeniusannya kalah sama murid hitz.

Ckck.

Padahal murid buangan juga bisa jadi anak hitz. Kalo mau.

Eh, tapi murid buangan kayak kami udah hitz sih.

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang