XXXIX - Three

983 63 10
                                    


Aprilia Vallery

Pagi-pagi buta, aku terbangun. Setelah itu, aku langsung mandi. Katanya, jam 7 ada sarapan berasama.

Setelah mandi, aku memakai pakaianku. Celana abu-abu yang sedikit dibawah lutut dan kaos lengan pendek warnah putih juga jaket biru tua. Setelah itu, aku memakai kets wedges yang kupakai tadi malem, yang warna warna biru navy itu lho.

"Vall? Mau kemana?" tanya tante Vera yang baru bangun.

"Jalan-jalan te." Tante Vera manggut-manggut. "Ajak Zevan ya." Aku mengangguk. "Oh, ya, Vall, jangan pakai pakaian itu. Kalau bisa pakai rok."

Aku cemberut. Lalu mengganti celanaku dengan rok—yang sebenernya celana—selutut warna biru, senada dengan jaket juga kets wedgesku. Setelah itu, aku keluar menuju kamar Zevan. Karena aku cukup yakin Zevan masih tidur, aku langsung membuka pintunya.

"Zev, bangun!" bener dugaanku. Dia masih tidur pulas. Aku males teriak-teriak, jadi, aku mengambil gelas berisi air di meja dan menciprat-cipratkan airnya di wajah Zevan.

"Vall, cara baru lo bangunin gue kreatif juga" komentarnya.

"Iya dong gue mah selalu kreatif." Zevan mengucek-ucek matanya dan mengacak-acak rambutnya.

"Semerdeka lo lah Vall."

"Buruan mandi. Jalan-jalan keliling mansion. Gue kepo. Gue tunggu di lantai satu. Awas lama, gue penggal lo" kataku lalu langsung turun.

Baru mendarat di lantai 1, aku langsung ketemu..em..Dilon, iya, Dilon. "Pagi, Vallery. Sendirian?" tanyanya.

Aku mengangguk, "nunggu orang diatas. Lo?"

"Gue dari taman belakang. Duduk yuk" ajaknya. Lalu kami duduk di bangku deket tangga. "Kok gue baru liat lo? lo nggak pernah dateng ke acara ini?" tanyanya.

"Soal itu, mending lo tanya langsung ke ortu lo. Betewe, kok lo pake lo-gue? Gue cukup yakin kalo tadi malem lo pake aku-kamu."

Dia tertawa kecil. "Peraturan keluarga Zodiac emang gitu. Harus pake aku-kamu. Kalo ketauan ngelanggar, bakalan diceramahin gitu. Tapi, berhubung sekarang masih pagi dan Cuma ad ague dan lo, boleh dong gue pake gue-lo. nggak ada yang denger selain lo juga."

Aku manggut-manggut. "Betewe, berani banget lo dan Zevan juga 4 bersaudara itu kabur tadi malem."

"Hahah, bukan gue namana kalo nggak berani."

"Hahaha, gue kekamar dulu ya. Oh, ya, keberanian lo itu bikin si Novie mencak-mencak."

"Novie? Yang mana orangnya?"

"Lo nggak tau. Itu lho, yang ceramah tadi malem." aku manggut-manggut. "Dia dan cewek yang lain suka seenaknya sendiri. lo hati-hati aja. Takutnya mereka ngasih lo hukuman diluar batas gitu."

"Coba aja kalo mereka bisa. Dah gih, katanya mau kekamar." Dia mengangguk lalu menghilang dibalik tangga.

Sial, Zevan mana nih. Udah lebih dari 20 menit. Liat aja tuh anak.

Aku beranjak berdiri dan tiba-tiba ada orang yang mendorong bahuku. Karena tenaganya yang nggak seberapa, aku nggak sampai duduk, Cuma oleng dikit. Sedetik kemudian, aku berdiri tegak lagi dan menepis tangannya.

Enak aja merlakuin gue kayak gitu. Emangnya dia siapa? Mau bangunin serigala tidur? "Kalian siapa ya?"

"Kamu tidak kenal aku?" aku menatap mereka menangtang. Yang paling tengah tersenyum miring. "Aku Novie Zodiac. Dan ini Decera Zodiac. Septiana Zodiac"

The Guardian SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang