JIWA

1

[2008]

Pemilik perusahaan Dhiafakhri's Group ini sedang melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa menuju ruangannya karna sekitar 10 menit rapat dengan klien nya akan dilaksanakan.

"Salsha, bagaimana? Apa semua sudah kau atur dengan baik?" Tanya iqbaal kepada sekretaris pribadinya itu

"Sudah pak" jawab salsha sembari tersenyum manis padanya.

Iqbaal hanya menatap datar gadis itu dan segera pergi dari hadapan salsha. Iqbaal memang terkenal sangat cuek dan dingin, tidak ada satupun karyawan kantor yang bisa berbicara banyak padanya. Iqbaal bukanlah tipe orang yang suka bertele-tele, ia lebih suka ngomong jika ada perlunya saja.

**

"Baiklah meeting selesai, saya harap perusahaan kita dapat terjalin kerjasama dengan baik" ucap iqbaal sembari berjabat tangan dengan kiki, pemilik perusahaan RYZ group.

"Baik pak, senang berbisnis dengan anda" jawab kiki dan langsung meninggalkan ruangan iqbaal.

Iqbaal tersenyum bangga, ia merasa perusahaannya akan semakin berkembang jika ia selalu menjalankan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan ternama di ibukota.

Iqbaal dhiafakhri ramadhan, seorang mahasiswa di universitas ternama di indonesia fakultas manajemen dan bisnis. Ia baru saja berumur 18 tahun, dimana seharusnya seluruh anak 18 tahun hanya sibuk dengan kuliah namun iqbaal sudah disibukkan juga dengan bisnisnya sekarang. Ayahnya ingin iqbaal belajar sejak dini bagaimana cara menjadi pembisnis yang baik

"Maaf pak saya menganggu" ucap salsha mengejutkan iqbaal yang baru saja ingin berangkat ke kampusnya

"Ada apa salsha?" Tanya iqbaal yang geram dengan perlakuan salsha yang menurutnya tidak sopan

"Maaf pak, saya ingin memberitahukan bahwa nanti bapak akan ada meeting jam 2 dengan perusahaan DOMANI's group" ucap salsha pelan,

"Saya akan berangkat ke kampus, kamu bisa menghubungi pak herry untuk berangkat meeting nanti" tegas iqbaal, tanpa menunggu jawaban salsha iqbaal langsung pergi meninggalkan kantornya.

**

Iqbaal kini telah tiba di kampusnya, ia melangkahkan kaki untuk menuju kelasnya meskipun kelas akan dimulai 30 menit lagi iqbaal tetap tak ingin terlambat. Pria ini sangat disiplin dalam urusan waktu.

"Iqbaal" panggil seorang wanita cantik, iqbaal tersenyum manis ketika melihat gadisnya berjalan kearahnya. Tunggu. Gadisnya? Ya, sebenarnya iqbaal sudah memiliki kekasih.

"Hai sayang" sapa iqbaal ke gadis cantik itu, gadis itu langsung mengalungkan tangannya di leher iqbaal.

"I miss you" ucap gadis berambut pirang ini pada iqbaal

"I miss you too babe" jawab iqbaal lalu mencium kening zidny

Zidny iman lathifa, cewek blasteran belanda-indonesia ini adalah seorang idola kampus yang bisa memikat hati iqbaal dhiafakhri ramadhan.

Zidny pun tersenyum manis setelah iqbaal mencium keningnya dengan lembut, "yuk ke kelas" ajak zidny yang kebetulan juga satu jurusan dan satu kelas dengan iqbaal

**

"Salsha, bagaimana iqbaal melayani RYZ group tadi?" Tanya herry ketika baru saja tiba di perusahaan miliknya

"Beliau melayani dengan sangat baik pak, bahkan RYZ group juga menerima perusahaan kita bekerja sama dengan mereka" jawab salsha, herry mengangguk tanda ia mempercayai ucapan salsha barusan

"Pak, nanti bapak akan ada rapat dengan DOMANI's group sekitar jam 2. Yang saya dengar DOMANI's group ini punya cabang di amerika jadi kita harus bisa meyakinkan mereka agar perusahaan kita bisa melaju pesat sampai keluar negri pak" ucapan salsha membuat herry tersenyum manis.

"Urus semuanya dan saya akan datang sebelum jam 2" tegas herry dan akhirnya berlalu pergi meninggalkan salsha.

**

Jarum jam menunjukkan pukul 14.00 wib dimana kini herry sedang bertemu dengan klien terpentingnya yakni Bryan, sang pemilik DOMANI's group.

Disisi lain, seorang pria baru saja selesai dari mata kuliah ekonomi dan berniat untuk segera pulang namun tangan pria itu dicegat oleh kekasihnya

"Baal, jalan-jalan yuk?" Ajak zidny dengan manja

Iqbaal mengangguk, mengiyakan ajakan zidny. Ntah bagaimana tapi iqbaal selalu patuh untuk disuruh-suruh oleh zidny dan tanpa sedikitpun ada bantahan.

--------------

(Kota kasablanka)

"Sayang baju ini bagus bangetdeh, beliin ya?" Mohon zidny dan lagi-lagi iqbaal mengangguk. Iqbaal dengan ikhlas membelikan apapun yang zidny inginkan

"Baal ini bagus gak?" Tanya zidny ketika ia memperlihatkan kepada iqbaal dress berwarna hitam 5cm diatas lutut dan dengan lengan yang terbuka.

Iqbaal tertegun melihat baju yang sekarang sedang dikenakan gadisnya, begitu menambah kesan sexy di diri zidny. Iqbaal menggeleng dengan cepat, zidny mengerucutkan bibirnya "tapi aku suka" ucap gadis itu sedih

Iqbaal mengacak pelan rambutnya, ia tak bisa melihat zidny bermohon seperti ini dan akhirnya iqbaal mengiyakan permintaan zidny.

Zidny tampak gembira dan langsung memeluk iqbaal erat, kedua sejoli itupun berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan mereka.

**

Kini keduanya sudah tiba di mobil iqbaal, iqbaal melajukan mobilnya menyusuri jalanan yang sepi. Benar saja, sekarang sudah pukul 22.00 wib. Tak terasa daritadi ia hanya menghabiskan waktunya bersama zidny.

Akhirnya mobil sport iqbaal berhenti sempurna di depan rumah zidny. Namun sebelum zidny turun, gadis itu seperti biasa selalu liar dengan iqbaal. Ntah mengapa, namun baginya hal seperti itu semakin membuat iqbaal mencintainya

Ia mencium bibir iqbaal, melumatnya bahkan disela-sela ciuman mereka zidny juga menggigit bibir iqbaal. Iqbaal yang mendapat perlakuan itupun membalas apa yang dilakukan oleh zidny

Pria mana yang tidak tahan jika nafsunya sedang diuji oleh wanita sexy seperti zidny? Ciuman mereka berlangsung lama hingga akhirnya zidny memutuskan untuk keluar dari mobil.

"I'm gonna miss your lips" goda zidny yang kini warna merah bibirnya sudah berantakan akibat berciuman dengan iqbaal

"Me too" jawab iqbaal terkekeh dan mencium sekilas bibir zidny, kedua muda-mudi ini memang sedang dimabuk rasa cinta yang kuat

- to be continue -

HAI! ini new story aku, aku sengaja buat cerita ini jadi cerita dewasa karna isi cerita ini rencananya aku buat ada unsur kekerasan yang bener-bener ANAK KECIL TIDAK BOLEH MEMBACA cerita ini. Thanks for attention and dont forget to vote&comment my story, thank you