19

7.2K 608 24
                                    

Pagi yang indah di kota berlin. (Namakamu) dan iqbaal sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ya, sudah seminggu cuti tentu saja mereka harus kembali ke pekerjaan masing-masing.

Iqbaal sedang memasak sarapan di dapur. Semenjak kerja bersama karel, iqbaal menjadi tau bagaimana cara memasak berkat diajarkan chef di kaffe karel.

(Namakamu) baru saja keluar dari kamarnya, dan mencium aroma harum di dapur. Gadis itu berjalan kearah dapur, dan melihat iqbaal yang tengah memasak sarapan. Ini bukan kali pertama iqbaal memasakkannya sarapan, namun hampir di tiap harinya.

"Eh kau sudah bangun rupanya. Nanti aku antar ya?" tawar iqbaal ketika melihat (namakamu) di belakangnya.

"Hm apa nanti kau tidak terlambat, iqbaal?" tanya (namakamu). Iqbaal menggeleng

"Lebih baik aku terlambat daripada kau kenapa-napa" ucap iqbaal sambil membalikkan roti panggangnya,

(namakamu) yang berada dibelakang iqbaal pun seketika malu. Pipinya memerah, jantungnya kembali berdegup kencang. 'Tak peduli waktu, kau selalu membuat degup jantungku bekerja lebih cepat ya iqbaal' bathin (namakamu).

"Taraaa, ini ala chef iqbaal. Ayo dimakan" ajak iqbaal, (namakamu)pun mengangguk.

**

Perjalanan menuju sekolah dasar dimana tempat (namakamu) mengajar cukup ramai. Tapi ntah kenapa kedua insan yang sedang berjalan di tengah keramaian ini malah diam, sibuk dengan fikiran masing-masing.

'Aduh kok rasanya susah banget mau ngomong sama dia' bathin iqbaal

'Iqbaal kenapa diam ajasih? Ga kayak biasanya' bathin (namakamu)

Keduanya sibuk berkelut dengan argumen-argumen di hati masing-masing, sampai akhirnya....

"Baal"

"(Nam..)"

Keduanya sama-sama saling memulai percakapan, dan itu malah membuat keduanya menjadi sama-sama salah tingkah.

'Aduh kenapa jadi gini, kan jadi canggung' bathin mereka berdua.

"Kau saja duluan" ucap (namakamu) sambil tertunduk malu

"Euh.... Itu... Aku mau nanya sih" gugup iqbaal, (namakamu) yang awalnya tertunduk langsung mengadahkan kepala untuk melihat iqbaal

"Guru olahraga di SD itu. Siapa namanya?" tanya iqbaal grogi.

Grogi? Ya karna sebenarnya iqbaal sudah lama ingin menanyakan hal ini. Sebab, (namakamu) terlihat sering bersama pria itu di sekolah. Meskipun (namakamu) lebih sering bersama iqbaal, namun rasa cemburu iqbaal memang tak dapat di pungkiri lagi. Iqbaal hanya menginginkan gadis itu menjadi miliknya, bukan orang lain.

"Oh itu nasim. Dia dari indonesia juga loh baal" jawab (namakamu)

Iqbaal mengangguk-anggukkan kepalanya, "oh aku kira dia asli jerman" ucap iqbaal

"Ayahnya jerman, tapi ibunya orang indonesia baal" jelas (namakamu). Iqbaal hanya diam.

"Emang kenapa kau bertanya itu?" tanya (namakamu)

"Hm, tidak ada. Eh itu sudah sampai, ngajar yang baik. aku pergi dulu" ucap iqbaal dan langsung mengelus puncak kepala (namakamu).

Iqbaal melihat nasim yang baru saja datang. Tanpa sengaja mata mereka bertemu, iqbaal ingin nasim tau bahwa gadis yang dihadapannya saat ini adalah miliknya dan iqbaal tak ingin nasim atau siapapun merebutnya dari iqbaal. Mengetahui nasim yang melihat kearahnya dan (namakamu), iqbaal dengan cepat memeluk (namakamu). yang di pelukpun diam kebingungan,

JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang