Keesokan paginya, iqbaal bersiap-siap untuk melamar kerja di berbagai kafe di jerman. Sementara (namakamu), gadis itu sibuk mengetik bahan test psikologi untuk anak-anak yang berada di sekolah dasar di jerman.
"(Nam..), aku tidak terlalu mahir berbahasa jerman" ucap iqbaal polos
"Ya, kau kan bisa berbahasa inggris iqbaal. Gunakan saja kemampuan berbahasa inggrismu" jawab (namakamu) yang sedang berkonsentrasi dengan soal test yang ia buat
"Hm.. Baiklah, aku pergi dulu. Freilos (sampai jumpa), (nam..)" ucap iqbaal dan berlalu pergi dari hadapan (namakamu)
"Seien Sie vorsichtig auf der Straße, iqbaal" lirih (namakamu) ketika punggung iqbaal sudah menghilang dari pandangannya.
**
Iqbaal melangkahkan kaki keluar apartement, dilihatnya beberapa kafe berjejer di seputaran gedung apartement itu. Iqbaal pun melangkahkan kakinya secara pasti menuju sebuah kaffe yang pagi ini terlihat sepi, karna kaffe tersebut baru saja di buka.
Barista di kaffe itu melihat iqbaal dan tersenyum ramah. Iqbaal membalas senyuman barista itu.
"Guten morgen, sir" sapa barista yang ber name-tag karel.
Iqbaal mengangguk dan tersenyum. "Is there job opening in here?" tanya iqbaal
"Yes, actually we deficiency barista" jawab karel yang langsung memberhentikan aktivitas mengelap meja nya
"Ah.. Can i got this job please?" tanya iqbaal memohon
"Oh sure. Btw, what is your name sir?" tanya karel
Iqbaal bergelonjak senang, ia akhirnya bisa bekerja kembali dan tak merepotkan (namakamu). "Iqbaal" jawab iqbaal lantang dan pasti
"Ooh.. Are you come from indonesia?" tanya karel lagi, iqbaal mengangguk.
"Ah, bro. Aku juga dari indonesia" ucap karel dan keduanya pun tertawa
"Haha, serius? Tapi kau tampak seperti orang jerman asli, you know" kekeh iqbaal
"Iya baal, ayah ku asli orang jerman dan ibu ku orang indonesia. Aku sengaja melanjutkan bisnis ayah disini" jelas karel, iqbaal mengangguk mengerti
"Mengapa kau jadi barista? Bukannya kau yang mempunyai kafe ini?" tanya iqbaal penasaran
"Haha aku hanya sedang beres-beres sedikit. Terkadang jika waktu senggang, aku sengaja membantu karyawan ku untuk menjadi barista" jawab karel
Iqbaal tersenyum miris, ia teringat kejadian 3 tahun yang lalu dimana ia menjadi seorang pengusaha sukses dan terkenal, akan tetapi ia tak pernah ramah pada karyawannya. Tak seperti karel, bahkan pria ini rela menjadi barista yang melayani pelanggannya padahal pria itu seorang pemilik kaffe ini.
"Jadi aku panggil apa nih? Pak karel?" tanya iqbaal, karel tertawa
"Hahaha iqbaal, kita inj seumuran. Panggil saja karel" jelas karel.
'Ramah, mudah berbaur, dan friendly. Kenapa aku tidak seperti itu dulu ketika memimpin? Hati ku terlalu beku sehingga membuat karyawan ku mengutuk-ngutuk diriku dibelakang' bathin iqbaal.
"Oh ya rel, boleh gak aku isi-isi waktu senggang disini untuk menjadi penyanyi? Menghibur para pelanggan?" tanya iqbaal lagi. Karel mengangguk, pertanda lelaki itu membolehkan kemauan iqbaal.
"Ya, dan kau bisa bekerja sekarang" ucap karel yang kemudian berlalu pergi untuk keruangannya. Iqbaal tersenyum simpul.
**
Gadis cantik ini baru saja pulang dari sekolah dasar yang berada di pusat kota jerman. Di satu sisi, ia senang bisa memberikan test dan melihat muridnya itu bahagia ketika mengetahui test yang diberikan (namakamu) tak terlalu sulit dan disisi lain, gadis itu merasa lelah karna sedaritadi muridnya asik mengajak (namakamu) bermain permainan yang menguras tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
FanfictionSeluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, dan angan-angan itulah yang disebut dengan jiwa -(Namakamu) Tapi aku tidak gila seperti yang kau fikirkan -Iqbaaldr Sebisa ku, kan ku buat hidupmu hancur seperti dulu yang pernah k...