(Namakamu) melangkahkan kakinya dengan anggun di koridor rumah sakit jiwa 'Cinta kasih ini'. Ia berjalan dengan tenang, sesekali orang-orang yang jiwanya sedikit terganggu itu sibuk menggoda bahkan menjailinya. Namun gadis ini tetap tersenyum dan sabar menghadapi orang-orang seperti itu.
Tak jarang (namakamu) mendapat perlakuan yang menyebalkan karna sudah seminggu ia bekerja disini. Dirumah sakit ini. Pekerjaan yang diemban dokter cantik ini memanglah berat namun ini adalah pekerjaan favoritnya. Bagi (namakamu), menyembuhkan orang-orang yang jiwanya terganggu itu adalah suatu hal yang mulia.
"Steffi" panggil (namakamu) kepada suster atau asistennya selama ia bekerja dirumah sakit ini
"Ya dok? Ada apa?" Tanya steffi lembut
"Apa mereka semua sudah diberi acupan gizi yang cukup? Karna yang saya liat sepertinya mereka susah untuk diberi makan" ucap (namakamu)
"Sudah dok, sudah semua" jawab steffi. (Namakamu) mengangguk dan tersenyum simpul.
Kedua gadis cantik ini melangkahkan kaki mereka menuju ruang Dr.Alvaro, sang pemilik rumah sakit jiwa ini. Namun ketika dalam perjalanan, mata (namakamu) sedikit tertarik ketika melihat sebuah ruangan---ah sebenarnya lebih tepat disebut seperti penjara yang hanya diisi seorang pemuda.
"Steffi, siapa dia?" Tanya (namakamu) penasaran
"Ah... itu, namanya iqbaal dok" jawab steffi
"Oh, tapi kenapa ia di kerangkeng seperti itu? Kenapa tidak dibebaskan seperti yang lainnya?" Tanya (namakamu) lagi karna rasa penasaran sedang menyeruak didalam dirinya.
"Menurut cerita yang saya dengar, 2 tahun lalu iqbaal itu seorang pengusaha kaya lalu bisnisnya bangkrut dan semua keluarganya meninggal dunia. Ia menjadi gila, dan.... ia juga sangat kejam" jawab steffi dengan kata 'sangat kejam' yang agak dipelankan.
"Benarkah? Tapi tak sebaiknya ia diperlakukan seperti itu" ucap (namakamu) karna ia merasa iba pada iqbaal
"Iya dok, makanya mereka mengurung iqbaal disini agar ia tak melakukan hal aneh" ucap steffi
"Hal aneh?" Tanya (namakamu) mengernyitkan dahinya heran.
"Ya, hal aneh. Menurut cerita yang saya dengar ia suka menggigit bahkan mencakar-cakar orang disekitarnya" jawab steffi santai
"Steffi-steffi, sedaritadi kau berbicara bahwa kau hanya mendengar cerita orang" kekeh (namakamu)
"Aku ingin menemuinya, tolong bukakan kunci" ucap (namakamu), steffi membulatkan matanya sempurna. Ia terkejut dengan penuturan (namakamu)
"Ta..ta..tapi dok" jawab steffi
"Lakukan perintah saya" ucap (namakamu) sambil masih memandangi lelaki yang berada di jeruji besi itu.
**
Steffi telah meminta office boy untuk membukakan ruangan iqbaal. OB itu terkejut namun ia lebih memilih untuk menuruti permintaan dokter baru itu, (namakamu). Karna alvaro pernah berkata bahwa semua pegawai disini harus menuruti perintah Dr.(namakamu), karna gadis itu adalah dokter muda yang ternama.
"Hai?" Panggil (namakamu) ketika telah masuk diruangan iqbaal.
Iqbaal mengernyitkan dahinya heran, kenapa gadis ini ada di hadapannya? Bukankah semua staff dirumah sakit takut padanya? Bahkan seluruh pembesuk juga menakutinya.
"Kau siapa?" Jawab iqbaal dingin. Ia hanya melihat (namakamu) sekilas namun langsung membuang muka.
'Pria yang tampan, namun apa yang salah padanya? Jika ku lihat dari sorot matanya ia tak memiliki gangguan jiwa. Ia hanya sedang mengalami stress atau lebih tepatnya depresi' bathin (namakamu) ketika melihat iqbaal pertama kali.
"Ah.. boleh saya duduk?" Tanya (namakamu) sedikit berbasa-basi. Iqbaal menganggukkan kepalanya, dan sedikit menggeser tubuhnya agar (namakamu) bisa duduk dengan nyaman.
"Perkenalkan, nama saya (namakamu) shavira" ucap (namakamu) sambil mengulurkan tangannya.
Lagi-lagi iqbaal dibuat bingung oleh gadis itu, apa ia benar-benar tidak takut dengan iqbaal?
"Kau tidak takut dengan ku?" Tanya iqbaal tanpa menerima uluran tangan dari (namakamu).
Terdengar aneh memang ketika iqbaal bertanya seperti itu, tapi sedaritadi iqbaal memang membathin hal itu.
"Takut? Kenapa?" Kekeh (namakamu), iqbaal yang melihat sedikit senyum yang terukir diwajah (namakamu) pun menjadi nyaman.
"Ntahlah. Tapi jujur, aku tidak gila seperti yang kalian fikirkan" ucap iqbaal
"Ya, aku tau" jawab (namakamu) sambil tersenyum manis. Lagi-lagi iqbaal dibuat kikuk melihat senyum itu
"Kau hanya depresi" tambah gadis itu lagi, iqbaal tersenyum.
'Manis' bathin (namakamu) sambil membalas senyum iqbaal.
"Aku...aku seperti ini karna..." omongan iqbaal menggantung, (namakamu) tampak serius menyimak apa yang akan iqbaal bicarakan. Namun sayang, obrolan itu harus berakhir karna steffi memanggil (namakamu).
"Maaf dok, dokter harus menemui dokter alvaro" ucap steffi sambil sedikit takut melihat wajah iqbaal yang menatapnya dengan sangar
(Namakamu) mengangguk, lalu ia mengelus lembut tangan iqbaal, "besok kita cerita lagi ya? Kamu hutang cerita sama saya, saya pergi dulu. Istirahat dengan baik" ucap (namakamu) sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan iqbaal.
'Bun, ayah, teteh, udah lama ale gak senyum ke orang-orang karna kehilangan kalian. Tapi dengan melihat dokter (namakamu) ale bisa senyum lagi' bathin iqbaal sambil menarik kedua sudut dibibirnya dan menciptakan senyuman manis.
- to be continue -
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
FanfictionSeluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, dan angan-angan itulah yang disebut dengan jiwa -(Namakamu) Tapi aku tidak gila seperti yang kau fikirkan -Iqbaaldr Sebisa ku, kan ku buat hidupmu hancur seperti dulu yang pernah k...