9

7.6K 713 5
                                    

"Dokter (namakamu), apa iqbaal menyeramkan? Apa ia menyakiti dokter?" Selidik steffi dengan rasa ingin tau yang besar

"Tidak, ia baik" jawab (namakamu) sambil tersenyum

"Aneh..." gumam steffi pelan namun dapat didengar oleh (namakamu)

"Aneh kenapa steffi?" Tanya (namakamu) heran

"Ah.. ya.. ya.. itu dok. Jarang iqbaal bisa menerima dokter-dokter lain dengan baik" jelas steffi

(Namakamu) menganggukkan kepalanya mengerti, "siapapun orang jika diperlakukan dengan baik pasti akan dibalas baik juga steffi" ucap (namakamu) tak lupa dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Perempuan ini sangat ramah, steffi mengangguk mengerti dengan penuturan (namakamu)

**

Keesokan paginya, (namakamu) tampak terburu-buru menuju rumah sakit karna ia tadi sedikit kesiangan ditambah jalanan ibu kota sedang macet membuat gadis itu terlambat datang.

"Steffi, apa ada jadwal terapi?" Tanya (namakamu) yang terengah-engah karna ia berlari dari parkiran menuju ruangannya

"Untuk pagi ini tidak ada dok, tapi nanti sekitar jam 11.30 dokter harus menerapi pak erman" jawab steffi

(Namakamu) akhirnya bisa bernafas lega saat mengetahui bahwa ia tidak ada terapi pagi ini jadi ia tidak akan mengecewakan pasiennya karna keterlambatan dirinya.

Tiba-tiba terlintas difikiran (namakamu) untuk mengunjungi iqbaal, kira-kira apa yang sedang iqbaal lakukan? (Namakamu) melangkahkan kakinya untuk berjalan ke ruangan iqbaal. Ia pun membuka kunci kerangkeng itu, kenapa bisa ada? Ya, karna kemarin (namakamu) telah menduplikatnya.

"Pagi iqbaal" sapa (namakamu) ketika melihat iqbaal yang sedang melamun

Iqbaal melihatnya sekilas namun masih dengan tatapan yang dingin dan acuh

"Hm.. kemarin kamu gak kayak gini loh sama aku. Kamu ada masalah?" Tanya (namakamu) lalu duduk disebelah iqbaal

Iqbaal menggeleng lemah, "aku hanya rindu keluargaku" jawab iqbaal parau. Hati (namakamu) teriris mendengarnya dan tanpa sadar (namakamu) mengelus punggung iqbaal lembut.

"Dulu aku dan keluarga ku adalah orang terpandang namun seiring berjalannya waktu aku kehilangan segalanya. Orang tua, pekerjaan, masa muda, dan....cinta" tutur iqbaal. Mendadak lelaki ini jadi bercerita pada (namakamu)

(Namakamu) mengernyit bingung namun sepersekian detik kemudian ia kembali mendengar dengan hikmad dan seksama apa yang akan dibicarakan iqbaal

"Bastian. Pria itu membunuh kedua orang tuaku, memfitnah perusahaanku hingga menjadi bangkrut dan ia juga merebut cintaku" tambah iqbaal lagi, kini pria itu menunduk dan terdengar sedikit raungan kecil yang keluar dari bibirnya----pria ini menahan tangis

"Dan bastian dengan tega memasukkan ku kesini, membayar si pemilik RSJ ini dengan jumlah yang besar. Dan lagi-lagi ia memfitnah ku, berkata bahwa diriku ini gila dan kejam padahal tidak" penuturan iqbaal kali ini sanggup membuat (namakamu) menjadi sedih. Gadis ini yakin iqbaal melewati masa-masa yang sangat berat. Kehilangan dan kekejaman yang tak pernah berakhir.

"Apa aku harus ikut dengan keluargaku?" Tanya iqbaal ngawur. (Namakamu) terkejut, itu artinya iqbaal akan bunuh diri agar bisa menyusul keluarganya

"Tidak, aku takkan membiarkan pasien ku melakukan hal yang lebih gila" jawab (namakamu)

"Pasien? Tapi aku ini tidak gila!!!" Teriak iqbaal, (namakamu) sedikit meringis karna suara teriakannya cukup besar.

"Aku akan memberimu satu test, jika kau lulus test ini, kau akan ku bebaskan" ucap (namakamu) tersenyum.

"Test? Apa?" Tanya iqbaal lagi

"Kau hanya perlu mengisi apa yang menurutmu sebagai jawabannya" ujar (namakamu) tersenyum. Iqbaal mengangguk mengerti

"Besok aku akan kembali kesini jam 8.30, kau bisa memulai test itu dan aku yang akan menemani mu" ucap (namakamu) lagi

"Baiklah, sepertinya cukup. Saya harus pergi karna ada terapi untuk pasien lain" tambah (namakamu) kemudian melenggang pergi meninggalkan iqbaal

**

Di lain sisi kedua sejoli sedang tertawa bahagia karna sebentar lagi mereka akan melaksanakan pertunangan. Ya, bastian dan zidny. Keduanya kini sudah resmi berpacaran.

Sebenarnya, zidny sudah lama mengetahui bahwa ayah bastian di penjarakan oleh ayah iqbaal, ia diceritakan bastian kala itu. Bastian juga meminta bantuan zidny untuk mendirikan perusahaan dan zidny pun menyanggupi itu

Keduanya kini terlihat sangat romantis tanpa pernah memikirkan kehadiran sosok iqbaal disisi mereka. Hidup mereka lebih terasa nyama sekarang tanpa gangguan apapun

**

"(Namakamu) apa kau sudah mengetahui tentang pasien bernama iqbaal?" Tanya dr.alvaro sedikit gugup ketika (namakamu) sedang berada di ruanganya karna memberikan bekas

"Ya, saya tau. Kenapa anda tidak memasukkan namanya ke dalam berkas ini?" Tanya (namakamu) balik sambil mengangkat satu alisnya pertanda ia sedang menguji kejujuran dr.alvaro

Drrt..drrt..

Gotcha! Beruntung dr.alvaro tidak perlu menjawab pertanyaan (namakamu) karna ia sedang menerima panggilan telfon. Lalu (namakamu)pun menghembuskan nafas kasarnya dan pergi dari ruangan aldi.

**

Keesokan harinya, (namakamu) sedang membawa beberapa berkas yang tidak terlalu tebal. Ia menuju ruangan iqbaal, lelaki itu tampak sedang termenung namun pada saat (namakamu) menghampirinya, muncul senyuman manis yang telah lama ini tak iqbaal keluarkan.

"Pagi" sapa (namakamu) membalas senyuman iqbaal.

Iqbaal pun terkekeh dan langsung menerima beberapa test yang diberikan (namakamu).

(Namakamu) duduk di sofa dekat iqbaal menjawab testnya, ia melihat siluet wajah iqbaal yang bisa dibilang sempurna. Hidung mancung, bibir tipis, dan bola mata yang coklat itu membuat (namakamu) makin terpesona.

Iqbaal tampak serius menjawab soal, dan hanya dalam waktu 45 menit soal itu terjawab dengan baik semuanya. (Namakamu) tersenyum dan mengangguk, lalu segera pergi dari ruangan iqbaal.

"Akan ku beri tau hasilnya besok" ucap (namakamu) sebelum pergi meninggalkan ruangan iqbaal

- to be continue -

JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang