Chapter 9

785 94 0
                                    

Author POV

31 Desember 2015

Salju tidak turun malam ini membuat acara tahun baru berjalan dengan lancar. Sepertinya sedang dilakukan oleh keluarga Oh yang sedang berkumpul dan mengadakan barbeque party untuk melewati malam pergantian tahun.

Di rumah megah ini keluarga Oh berkumpul. Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak laki-laki yang sudah menikah. Mereka nemiliki kemapanan, ketampanan, dan kecerdasan yang sama. Hanya berbeda umur.

------------------------

Sookyung POV

Keluarga Sehun sebenarnya sangat ramah pada ku. Eomma dan appanya menganggap ku sebagai anak perempuannya. Kakak laki-lakinya juga menganggap ku sebagai adik kecilnya. Aku tidak mengerti dinginnya Sehun keturunan dari siapa. Kakak iparnya juga sangat baik pada ku, kami bahkan beberapa kali pergi bersama. Ia sangat menyenangkan dan humble.

Beberapa jam lagi tahun baru. Tahun yang merubah hidup ku paling signifikan. Bertemu dengan orang yang berhasil merebut masa lajang ku. Padahal sebelum aku menikah dengannya aku memiliki prinsip "I'm single and you have to be amazing to change that". Benar saja, ternyata yang merubah status ku sangat amazing dalam arti yang baik sekaligus buruk.

Aku memperhatikan Sehun dari luar sini. Ia sedang tertawa dengan pria-pria dewasa itu. Appa Sehun mewarisi bakat tangannya kepada dua anaknya. Mungkin bisa dibilang appa 'makin tua makin jadi'. Ia juga sangat pintar. Aku pernah beberapa kali terlihat obrolan 'tidak biasa' mengenai banyak hal. Ia memiliki cara berpikir yang sangat bagus dan juga kritis.

Sementara kakaknya sangat mudah akrab dengan siapa pun. Ia pasti playboy saat masih lajang dulu. Aku bahkan pernah berpikir kalau kakaknya lebih menarik. Sayang sudah menikah. Ups... I love you Sehun-ah...

"Apakah kita akan menyalakan kembang api?" Tanya Jewon eonni, kakak ipar Sehun.

"Apakah perlu? Ku pikir itu bagus... bagaimana menurut mu, Sookyung-ah?" Tanya eomma.

"Pasti menyenangkan", balas ku sambil tersenyum. Sebenarnya aku masih sedikit canggung. Mungkin belum terbiasa.

"Baiklah, aku akan menyuruh pria-pria kurang kerjaan di dalam untuk membelinya", kata eomma akhirnya.

Aku melanjutkan membakar daging sambil sesekali mengobrol dengan Jewon eonni. Saat aku melihat ke dalam Sehun dan Jaehyun oppa sudah pergi. Kukira akan ada sedikit adu pendapat. Ternyata tidak juga. Mungkin Sehun akan mengatakan itu terlalu kekanak-kanakan kalau aku yang meminta kembang api. Bisa ku tebak.

Kalian pasti tahu apa yang kami bicarakan. Yup, kami membicarakan kejadian-kejadian lucu bahkan Sehun dan Jaehyun oppa. Aku tidak bisa berhenti tertawa dari tadi. Membayangkannya saja membuatku tertawa apalagi melihat langsung? Hahaha...

Aku cukup menikmati kegiatan bakar-bakar ini karena Jewon eonni dan eomma sangat menyenangkan. Mereka juga mengerti Kalau aku masih agak canggung dan not push me too hard. Aku kembali membakar daging dengan serius takut kalau nanti terlalu asyik mengobrol dan dagingnya gosong. Beberapa kali aku mencoba satu demi satu potongan daging yang ku panggang dan aku cukup menikmatinya. Padahal aku tidak terlalu menyukai daging. Mungkin karena suasana di sini sangat nyaman dan menyenangkan.

Tiba-tiba saja seseorang merengkuh ku dari belakang. Tidak perlu dikomando jantung ku langsung berpacu dengan sangat cepat seperti akan keluar dari sangkarnya. Samar-samar aku mencium wangi maskulin ini. Wangi maskulin yang sekitar 3 bulan ini selalu ku cium disetiap paginya sebelum berangkat bekerja. Sehun meletakkan tangannya di pinggang ku yang pasti terasa sangat kaku.

"Sehun-ah, semua orang melihat kita..." Kata ku berbisik.

"Lakukan peran mu dengan baik, sayang..." Katanya balas berbisik. Tubuh ku langsung menengang. Aku lupa kalau ini hanya sandiwara. Jantung ku masih berdetak dengan cepat, tapi ini berbeda. Rasanya agak nyeri. Okay, aku bohong. Ini sangat menyakitkan.

"Ehem!" Terdengar suara yang menginterupsi kami. Aku menengok ke belakang dan melihat Jaehyun oppa dengan wajah kesalnya.

"Ayolah, kalian kan bukan pengantin baru lagi. Tolong kalau ingin bermesraan lihat sekitar dulu, okay?" Aku terkekeh geli dan melepaskan tangan Sehun yang masih bertengger manis di pinggang ku. Aku melirik Sehun yang sedang bersungut-sungut seperti enggan melepaskan ku. Keluarga ini pasti tidak tahu anak bungsunya memiliki bakat akting yang menakjubkan.

"Jam berapa sekarang?" Tanya eomma. Aku refleks langsung melihat jam yang nelingkar di pergelangan tangan kiri ku. Kebetulan Sehun melakukan hal yang sama. Kebetulannya lagi kami memakai jam tangan kembaran itu. Aku tahu ini akan jadi permulaan buruk.

"Woah, lihat siapa yang memakai jam kembaran", Jaehyun oppa memang selalu menjadi kompor. Benar saja, wajah ku langsung memerah.

"Aku jadi ingat dulu Sehun mengatakan kalau pasangan yang memakai barang kembaran itu sangat norak", lanjutnya. Kali ini wajah Sehun lebih merah dari ku bahkan sampai ke telinganya.

"Tapi sekarang apa, Sehun-ah? Hahaha... Kau hebat Sookyung-ah bisa berubah Sehun yang kepala batu dan egonya selangit ini", Jaehyun oppa tertawa sangat geli. Sementara eomma, appa, dan Jewon eonni juga terkekeh geli melihat Sehun. Percaya lah aku juga sangat ingin tertawa sekarang. Kasihan Sehun, nasib anak bungsu memang selalu begini ya...

"Sudahlah oppa, kau membuat Sehun malu", kata Jewon eonni akhirnya. Jaehyun oppa berusaha meredam tawanya namun senyum geli masih jelas terlihat di wajahnya.

"Sekarang masih jam 9 appa. Tidak sabar sekali", Jewon eonni menjawab pertanyaan appa.

"Appa tidak sabar menyambut tahun baru dan menggendong cucu dari kalian", kata appa. Aku hampir saja menjatuhkan piring yang sedang ku pegang. Untung Sehun menangkapnya.

"Tenang saja appa, kami sedang berusaha", kata Jaehyun oppa. Aku dan Sehun hanya diam. Aku menaruh piring terakhir di meja makan dan mulai duduk. Pembicaraan ini membuat ku sedikit risih. Sementara Sehun masih diam seribu bahasa. Tidak ada satu pun dari kami yang ingin menanggapi appa.

Pertemuan keluarga memang selalu begini. Lajang akan ditanya kapan akan menikah, yang sudah menikah akan ditanya kapan punya anak. Kadang ini yang membuat ku takut bertemu keluarga Sehun.

Kami mulai makan dan untung saja pembicaraan soal anak tidak dibahas lagi. Ini membuat ku lebih tenang. Kami membicarakan hal-hal yang menyenangkan dan lebih banyak bercanda. Membuat ku kembali menikmati suasana.

Jewon eonni memang selalu bisa membawa suasana ramai. Selama 22 tahun hidup ku meja makan belum pernah seramai ini. Tadinya aku tidak suka daging tapi sepertinya malam ini aku terlalu banyak makan daging.

Aku adalah anak satu-satunya di keluarga ku. Eomma dan appa tidak suka makan sambil bicara. Jarang ada obrolan di meja makan. Kami juga selalu makan bertiga. Bahkan kadang aku makan sendirian. Mungkin suatu saat kau akan merasakan kesepian seperti ini. Teman bicara adalah hal yang paling kau inginkan. Kau juga akan merasakan makan dengan orang-orang yang menyenangkan membuat makanan yang tidak kau suka terasa nikmat.

Aku menyayangi keluarga ku. Tetapi aku juga menyayangi keluarga ini. Aku mulai menyadari kalau aku mencintai anak bungsu mereka.

---

To be continued

Holla selamat pagi!!!

Menulis part ini banyak cobaan nya lho... Terima kasih untuk yang udah baca sampe akhir sini.

Sekalian mau promosi akun instagram promosi ku, kalian bisa follow @redsaekk, we can be friend and let's fangirling together :*

Please vote and comment

Happy weekend everyone !!

Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang