Seoul, 28 Maret 2016
Sookyung POV
I'm so exited right now. Sebentar lagi aku dan Sehun akan berangkat berbulan madu ke Los Angeles. Ini memang bukan pertama kalinya aku pergi ke LA, hanya saja kali ini aku pergi bersama suami ku, orang yang ku cintai. Aku juga akan bertemu teman-teman lama ku. Aku sangat merindukan LA.
Sebenarnya ini tidak bisa pure disebut bulan madu karena Sehun akan menyelesaikan pekerjaannya dahulu baru ia bisa benar-benar memiliki waktu untuk ku. Tidak apa, aku bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman lama ku disana. Berbicara soal teman lama, ada beberapa hal yang aku khawatirkan. Tidak, banyak hal yang aku khawatirkan sebenarnya. Aku tidak mungkin kan menceritakannya karena terlalu banyak?
Aku dan Sehun saat ini sedang dalam perjalanan menuju Incheon International Airport. Kami memilih untuk berangkat pada siang hari karena Sehun tidak maurepot-repot untuk bangun terlalu pagi. Jam menunjukkan pukul 12 siang dan pesawat kami akan take off pada pukul 14.40 KST. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 11 jam, pasti akan sangat melelahkan.
Aku melirik Sehun yang sedang serius melihat jalanan di depannya. Kadang muncul kerutan di dahinya saat mobil kami jalan tersendat-sendat. Ia menatap tajam ke depan dan sepertinya ia akan membolongkan kacanya sebentar lagi. Kenapa ia tampan sekali saat seperti itu? Aku jadi ingin duduk di pangkuannya dan memeluknya erat sampai ia tidak bisa bernafas. Ia terlihat tidak terlalu senang karena sesampainya ia di sana Sehun akan langsung disuguhi pekerjaan.
"Hun..." sepertinya aku sedang ingin dimanja karena dari setadi Sehun terlalu sibuk dengan kemudinya dan jalanan di depannya lebih menarik dari pada aku.
"Hmmm..." ia hanya bergumam cuek. Ah menyebalkan...
"Hun..." sepertinya aku akan PMS sebentar lagi karena mood swing ku belakangan ini sangat parah.
"Apa?" ia menggenggam tangan ku tetapi masih belum mau melirik ku. Aku mengangkat tangannya dan menggigit ibu jarinya sangat keras.
"YA!!! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau menggigitnya?!" ia berusaha melepas genggamannya dan aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Aku menarik tangannya dan memeluk lengannya. Mengusap-usap bekas gigitan ku yang sekarang sudah memerah. Hihihi sepertinya ini akan jadi hobi baru ku.
"Aku bosan... apakah jalanan itu lebih menarik dari pada aku?" Tanya ku dengan puppy eyes. Ia terlihat kesal.
"Hun-ah..." duh kenapa ia malah mendiami ku? Dan kenapa disaat seperti ini hormone ku malah tidak bisa diajak bekerja sama? Aku menjadi lebih sensitive dan diamnya Sehun membuat ku ingin menangis. Okay, aku tahu ini sangat berlebihan. Tetapi aku benar-benar merasakan itu.
"Oppa..." ini pertama kalinya aku memanggilnya dengan sebutan oppa. Aku tidak selemah ini tetapi airmata satu persatu mulai berjatuhan dari mata ku. Ah dasar bodoh... aku menyeka air mata yang turun tetapi setiap kali ku seka air mata itu akan memanggil teman-temannya untuk main perosotan di pipi ku. Sehun yang menyadarinya menoleh dengan panik ke arah ku. Air mata ku sudah membasahi sweater biru tuanya. Ia bingung antara mau melihat jalanan atau melihat ku. Untung saja di depan kami ada lampu merah dan Sehun buru-buru berhenti.
"Hey, kau kenapa?" suaranya melembut. Ah ini membuat ku semakin ingin menangis. Aku menggeleng. Aku ingin memeluknya, sungguh.
"Aku tidak bermaksud membentak mu barusan, sungguh. Maaf karena membuat mu takut", katanya sambil mengelus rambut ku dan mengecup puncak kepala ku. Kalau menangis bisa membuatku mendapatkan perhatiannya maka aku akan melakukan ini dari dulu.
"Ayolah, jangan menangis sayang..." aku tidak mengerti. Ini begitu ajaib. Tiba-tiba saja air mata ku berhenti mengalir. Mood swing sialan...

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
FanfictionMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...