Sookyung POV
Malam ini memang dingin. Tetapi jemari Sehun yang sedang menggenggam jemari ku membuat ku hangat. Aku tidak percaya Sehun mau menggenggam tangan ku. Aku pikir dia alergi dengan ku. Karena ia selalu menghindari ku seperti penyakit menular. Tidak perlu bertanya, aku sudah biasa.
Aku menengadahkan kepala ku melihat langit malam yang kelam sambil memikirkan keajaiban yang baru saja terjadi kepada ku. Aku menggenggam tangan sehun lebih erat lagi memastikan bahwa ini semua bukan mimpi. Tangan besarnya terasa hangat digenggaman ku. Ini nyata! Aku tidak sedang bermimpi. Selain karena efek dingin yang membuat pipi ku memerah, sehun juga berpartisipasi membuat wajah ku menjadi merah dan hangat seperti direbus.
Aku juga tidak menyangka Sehun akan mencari ku dan menemukan ku. Keadaannya yang berantakan memberikan ku kesimpulan bahwa Sehun sudah mencari ku kemana-mana. Ini membuat ku sedikit tersanjung. Paling tidak Sehun masih peduli pada ku. Tuhan, biarkan aku merasakan keajaiban ini lebih lama.
Author POV
Waktu yang berjalan lama mengantarkan Sehun dan Sookyung kembali ke rumah. Masing-masing pikirannya sibuk memikirkan hal yang berbeda. Kesunyian yang menusuk pun tak ingin enyah karena tidak satu pun dari mereka yang ingin berbicara.
"Kau sudah makan malam?" tanya Sookyung setelah mereka masuk ke rumah.
"Belum", jawab Sehun dengan malas. Sebenarnya Sehun sudah menahan laparnya dari tadi sore karena ingin makan masakan Jinyoung.
"Aku akan memanaskan supnya, tunggu sebentar", kata Sookyung sambil melepas mantel Sehun dan mengembalikan kepada pemiliknya, tidak lupa mengucapkan terima kasih. Sookyung berjalan ke dapur dan mulai memanaskan supnya. Sementara Sehun pergi ke kamar untuk menaruh mantel.
"Kau menyiapkan ini semua?" Tanya Sehun setelah kembali dari kamar. Sookyung hanya bergumam mengiyakan.
"Bagaimana? Kau suka? Sebenarnya dekorasi itu di luar rencana ku. Tapi rumah terasa sangat sepi, makanya aku mendekorasinya", jelasnya panjang lebar sambil mengaduk sup.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Apakah kau tidak berpikir kalau siapa tahu saja aku akan pulang telat. Bagaimana kalau aku belum pulang sekarang? Dan kenapa kau keluar tanpa mantel? Bagaimana kalau aku tidak menemukan mu tadi?" Tanya Sehun panjang lebar masih dengan nada sewot sendirinya. Sookyung hanya memandangnya heran karena barusan adalah kalimat paling panjang dengan ekspresi yang pernah Sehun katakan padanya.
"eummm... aku..." Sookyung bingung ingin menjawab dari mana karena banyaknya pertanyaan yang Sehun ajukan.
"Sudahlah lupakan. Aku lapar". Setelah supnya sudah mendidih Sookyung menghidangkannya di atas meja dan langsung disambut oleh Sehun.
"Kenapa kau tidak bilang kalau acara makan malam keluargamu tidak jadi?" Tanya Sehun sewot kembali.
Ya tuhan, apakah Sehun akan melanjutkan ini? Katanya lupakan, sebenarnya apa maunya?
"Kau kan bilang kau ada rapat. Aku tidak mungkin mengganggumu Oh Sehun".
"Paling tidak kau bisa mengirimi ku pesan Sung Sookyung", kata Sehun tidak mau kalah. Sookyung mengerucutkan bibirnya dan menggerutu dalam hati. Lebih memilih tidak mengatakan apapun karena akan semakin panjang kalau Sookyung melawan. Paling tidak biarkan malam ini damai tanpa pertengkaran. Pasangan ini makan dalam diam. Sementara kegiatan makan Sookyung terhenti sejenak untuk melihat bagaimana rakusnya Sehun saat ini.
Apakah masakan ku seenak itu? Dia terlihat seperti belum pernah makan... batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
Fiksi PenggemarMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...