Chapter 15

811 97 5
                                        

Sookyung POV

Semalaman aku tidak bisa tidur. Tidur di tempat yang baru membuat ku harus menyesuaikan lagi dengan suasananya. Apalagi sekarang aku tidak tidur sendiri. Meskipun ini bukan pertama kalinya aku dan Sehun tidur satu ranjang tetapi entah kena parasanya berbeda. Sangat berbeda. Aku juga tidak terbiasa tidur satu ranjang dengan seseorang. Perlu diingat kalau Sehun tidurnya berantakan dan itu membuatku harus berjaga-jaga agar tidak jatuh dari ranjang.

Aku memutar ulang kejadian demi kejadian yang terjadi pada kami semalam. Sungguh, tidak ada hal ekstreme yang terjadi. Hanya saja... sedikit atau mungkin banyak hubungan kami bertambah maju. Selain karena pernyataan Sehun kemarin, Sehun juga telah mengambil hal yang berharga dari ku. Jangan berpikir yang macam-macam.

----

Flashback

Saat aku dan Sehun masuk ke kamar jantung ku sudah tidak bisa tenang di tempatnya. Aku belum siap, bagaimana ini...? Sehun seperti menyadari kegugupan ku. Ia menuntun ku menuju tempat tidur.

"Kau biasa tidur di sisi yang mana?" tanyanya. Tumben ia mau bertanya. Aku menunjuk sisi sebelah kanan. Ia mengangguk.

"Aku juga biasa tidur di sebelah kanan", ia tidak akan mengalah. Untuk apa ia bertanya kalau begitu? Huh...

"Tapi tak apa, mulai sekarang kau tidur di sebalah kanan", katanya. Ia menuntun ku ke sisi sebelah kanan ranjang. Ia melemparkan dirinya sampai ke sisi yang sebelah kiri. Sehun mulai mencari posisi nyamannya. Kemudian ia menyuruhku untuk ikut berbaring dengannya. Aku takut...

Aku melihatnya dengan pandangan horror. Sehun hanya tertawa. Ia pasti mengerti dengan apa yang aku pikirkan. Apa selama ini dia pernah memikirkan 'itu'? Perlahan aku merebahkan diri ku di sampingnya. Agak menjaga jarak jika saja nanti ia melakukan sesuatu di luar dugaan ku aku masih bisa menghindar. Aku memiringkan tubuh ku.

"Jadi apakah setelah ini kita akan tidur bersama? Disini?" Tanya ku sambil melihat lurus ke arah Sehun. Ia mengangguk.

"Aku ingin mengabulkan harapan appa", katanya. Permohonan appa yang mana?Jangan-jangan...

"Tentu saja tidak sekarang", ia tertawa. Hiih menyebalkan. Jangan salah paham, aku juga belum siap jadi jangan berpikir aku ingin melakukan itu lebih cepat.

"Kapan pun kau siap", katanya lagi.

"Mulai besok kita akan tidur bersama disini. Ini akan jadi kamar mu juga. Jadi, pindahkan barang-barang mu. Kau juga boleh mengatur ulang kamar ini sesuai yangkau mau", katanya. Aduh sehun ku baik sekali. Aku tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih", kata ku tulus. Ia tersenyum. Hening. Seuasana menjadi canggung. Bukan heningnya yang membuat ku merasa tidak enak. Tapi pandangan Sehun yang entah melihat apa, pikirannya yang entah sedang membayangkan apa, itu yang membuat ku merasa tidak enak. Aku tidak berani melihat matanya. Karena jika aku mlihat matanya aku akan tenggelam ke dalam mata gelapnya yang seakan bisa membius ku.

Seperti yang kalian tahu kalau Oh Sehun suka melakukan hal-hal yang mengejutkan tanpa aba-aba, ia menarik pinggang ku agar lebih dekat dengannya. Aku menaruh tanganku di dadanya agar kami tidak menempel terlalu dekat. Karena ini benar-benar membunuhku. Tangannya tetap berada di pinggang ku, tanpa gerakan. Aku berusaha menghindari matanya yang seperti black hole yag siap menarik apa saja.

Tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk menangkup pipi ku. Okay, aku benar-benar ingin melarikan diri saat ini. Ia seperti menyihir ku, aku seakan tidak bisa bergerak atau memang tubuh ku yang telah mengkhianati ku. Ia menuntun ku untuk menatap matanya. Saat mata kami bertemu ia menyunggingkan senyum lembut penuh kasih. Senyuman lembut yang pertama laki-laki tunjukkan untuk ku. Aku tidak kuat melihat wajahnya karena ia sangat tampan ya Tuhan...

Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang