Disarankan baca sambil dengerin Moonlight - EXO
Happy reading!
------------------
Sehun POV
Aku mengemudi dengan pelan berharap melihat Sookyung di suatu tempat. Aku menengok kesana kemari berharap melihat berharap melihat rambut panjang miliknya. Aku sudah mencoba menghubungi butik siapa tahu Sookyung ada disana, namun nihil. Seharian Sookyung tidak pergi ke butik. Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa Sookyung pasti baik-baik saja. Ya, ia pasti baik-baik saja.
Aku sampai di apartemen Jinyoung. Bukan perasaan senang yang kurasakan, pikiranku malah melayang kemana-mana. Most of all, aku harus tau dimana Sookyung berada. Bagaimana kalau orang tuanya bertanya dimana Sookyung, aku harus jawab apa? Kuakui aku tidak pandai berbohong. Sookyung adalah tanggung jawabku, seharusnya.
Ting tong!
Aku membunyikan bel apartemen Jinyoung. Aku mendapatinya masih memakai celemek. Sangat manis. Wajahnya yang terlihat kaget seperti didatangi oleh debt collector saat melihatku.
"Kenapa cepat sekali oppa?" Tanyanya masih kaget. Aku tersenyum karena tidak pernah bosan melihat wajah innocent miliknya.
"Apa aku tidak boleh masuk?" Dan satu hal yang paling kusukai adalah menggodanya dan membuatnya salah tingkah. Benar saja, dengan gugup Jinyoung langsung membukakan pintu lebih lebar untukku. Rasanya seperti saat baru berkencan dengannya.
"Oppa mengapa cepat sekali datangnya? Aku belum selesai masak".
"Kalau belum selesai memasak kenapa ikut duduk disini? Nanti masakanmu gosong", kataku saat melihatnya dengan santai menaruh bokongnya di sofa sebelahku. Aku bisa melihatnya melebarkan matanya dan langsung berlari ke dapur dengan seketika. Aku hanya bisa terkekeh melihat tingkahnya.
Ting!
Aku mendengar bunyi pesan masuk. Dari mertuaku, eommanya Sookyung. Wait, Sookyung... Seketika aku sempat lupa kalau Sookyung sedang hilang. Okay, bahasaku berlebihan kali ini, aku bahkan belum tahu ia ada dimana tapi sudah menyimpulkan kalau Sookyung hilang. Siapa tahu saja ia sedang tidur di rumah. Atau mungkin mengahbiskan waktu dengan temannya. Siapa tahu...
"Biasanya keluarga ku mengadakan makan malam".
Tiba-tiba saja kata-kata Sookyung tadi pagi terngiang di otakku. Kalau keluarganya tidak jadi makan malam berarti ia tidak pergi kemana pun malam ini. Apa yang kulakukan sekarang? Membiarkan nya sendirian di rumah saat malam yang seharusnya menjadi momen bahagia. Well, anggap saja itu balasan karena menghancurkan makan siangku waktu itu.
Ah ngomong-ngomong makan siang waktu itu, setelah dipikir-pikir aku memang bodoh. Bukankah seharusnya aku menolong Sookyung? Jelas-jelas Sookyung terluka di depan mataku. Aku malah memarahinya karena muncul dengan keributan di tengah kencan tersembunyiku dengan Jinyoung. Aku mengakuinya, ia istri ku, technically. Paling tidak aku melakukan sesuatu waktu itu. Tapi aku sedang bersama Jinyoung, yang benar saja...
Tapi untuk apa aku memikirkan itu. Itu sudah terjadi. Aku tidak bisa merubah apapun kan. Jangan memikirkan hal yang semakin membuatmu merasa bersalah Oh Sehun... Merasa bersalah? Ya, aku merasa bersalah karena meninggal kan Sookyung sendirian di rumah tadi pagi. Paling tidak aku berada di rumah dan menemaninya melewati malam natal. Yeah, dan membiarkan gadisku sendirian? Kapan lagi aku punya waktu untuk Jinyoung. Aku tidak akan mendapatkan kesempatan ini dua kali. Karena memang Jinyoung tidak bisa memasak dan ini adalah kesempatan langka, kau tahu, kau harus berkorban untuk mendapatkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
FanfictionMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...