Chapter 4

754 101 0
                                    

Sookyung POV

Aku masih ingat dengan jelas setiap kata yang Sehun ucapkan semalam. Mana mungkin aku bisa lupa? Kalimat yang begitu terang-terangan dan menyakitkan. Yeah, you know, truth always hurt.

Kyungsoo-ssi memberitahu ku masalah Yoo Jinyoung tepat setelah aku menerima perjodohan ini. Aku tidak terkejut, karena aku tahu, bagaimana mungkin laki-laki setampan Oh Sehun tidak memiliki kekasih? Pasti ia tidak normal. I'm fine with this. Sampai aku benar-benar jatuh ke dalam pesonanya. Mungkin aku belum mencintainya, namun Sehun terlalu sempurna untuk aku abaikan.

Kyungsoo-ssi memperlihatkan fotonya, latar belakangnya, pekerjaan, bahkan hobinya. Aku tidak mengerti mengapa ia harus memberitahu ku masalah ini. Sampai pada hari pernikahan kami, aku baru mengetahui tujuannya memberitahu ku.

-----

Setelah aku dan Sehun mengikatnya janji di depan pendeta dan keluarga, kami melakukan ritual-ritual yang biasanya dilakukan pasangan pengantin di hari pernikahannya seperti berfoto, melempar bunga, bersalam-salaman, dan lain-lain.

Saat para tamu undangan sedang memberikan kami ucapan selamat dan doa-doa, tiba-tiba seorang wanita yang tidak asing wajahnya menghampiri aku dan Sehun.

"Selamat, Sehun-ah", katanya sambil berusaha tersenyum. Ah, aku ingat wanita ini, Yoo Jinyoung. Aku langsung menoleh ke arah Sehun, dan saat itu pertama kalinya aku melihat wajah Sehun yang seperti putus asa, sedih, namun terpaksa untuk senyum.

"Terima kasih". Sehun tidak memperkenalkan wanita itu pada ku, karena setelah itu, Yoo Jinyoung langsung berlari entah kemana.

Sehun menoleh ke arah ku. Aku langsung mengalihkan pandangan seolah-olah tidak melihat kejadian tadi. Mungkin begini lebih baik.

Ah ternyata seperti itu rupanya, Yoo Jinyoung.

-----

Hari ini tidak banyak klien yang datang ke butik. Jadi aku bisa makan siang di luar untuk sedikit bersantai dan melupakan masalah ku dan Sehun yang terus menghantui pikiran. Sebenarnya itu bukan masalah kami, hanya masalah ku. Karena tiba-tiba saja setelah aku mendengar pengakuan Sehun, aku merasakan perasaan yang asing. Tidak mungkin kan perasaan ku langsung berubah secepat itu?

Aku memutuskan untuk pergi ke restoran tempat pertama kali aku bertemu Sehun. Lagi-lagi aku tidak tahu mengapa otak ku terus memikirkan Sehun. Ini seperti bukan diri ku. Aku berjalan menuju meja yang dulu kami tempati. Dekat dengan jendela yang mengarah ke jalanan.

Aku mengamati sekeliling ku dan mata ku seperti melihat Sehun dimana-mana, tanda bahwa aku memang sedang memikirkannya. Aku menghalau pikiran-pikiran tentang Sehun ketika seorang pelayan datang untuk mengambil pesanan ku.

Saat sedang asyik berkhayal, bel pintu restoran berbunyi, tanda ada tamu yang datang. Aku melihat seseorang yang kali ini bukan khayalan karena aku sudah memastikannya dengan mencubit pipi ku. Disana Sehun berdiri dengan seorang wanita. Tidak lain dan tidak bukan, wanita itu adalah Yoo Jinyoung. Menggandeng lengan Sehun mesra.

Aku buru-buru menutup wajah ku dengan buku menu. Sialnya hanya ada meja di depan ku yang kosong. Dengan diantar oleh pelayan, Sehun dan Jinyoung duduk disana. Tepat di depan mata ku. Aku bahkan bisa mendengar obrolan mereka.

"Aku rindu makan disini dengan mu oppa", kata Jinyoung manja. Hoek aku ingin muntah rasanya.

"Maaf belakangan ini aku sangat sibuk, jadi baru bisa mengajak mu sekarang", akhirnya aku mendengar suara familiar milik Sehun.

"Tidak apa, aku mengerti".

Meja yang ku duduki hanya untuk dua orang yang diatur berhadapan, begitu pun meja Sehun dan Jinyoung. Jinyoung duduk membelakangi ku dan Sehun duduk di sebrangnya. Ini berbahaya, bagaimana kalau Sehun melihat ku? Hey, tunggu. Kenapa aku seperti berada di posisi yang salah? Aku kesini untuk makan siang, sendirian, tidak bersama laki-laki lain. Yang bersama 'orang lain' kan justru Sehun. Aku tidak bersalah pokoknya.

Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang