Author POV
Flashback
"Kita pulang sekarang", kata Sehun lebih terdengar memerintah. Sookyung lelah berdebat dengan Sehun maka ia hanya membereskan barang-barangnya ke dalam koper tanpa bertanya. Setelah selesai membereskan semuanya mereka check out dari hotel dan langsung menuju ke bandara. Tidak ada yang berbicara di antara mereka.
Sehun sedang mengurus administrasi untuk penerbangan mereka kembali ke Seoul. Saat itu panggilan terdengar dari ponsel Sookyung. Ia mengangkatnya dan berjalan menjauh dari keramaian. Tertera nomor yang tidak ia ketahui.
"Halo", sapanya.
"Hai ini Kris, ku dengar kau akan pulang?" Sookyung bertanya dalam hatinya mengapa Kris bisa mengetahui nomor ponselnya. Namun ia tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Ya, Sehun ada urusan mendadak yang memaksa untuk kembali ke Seoul", jawab Sookyung. Ia terlihat enggan untuk berbicara dengan orang lain saat ini.
"Kalau begitu sampai ketemu di Seoul. Ku harap kita bisa bertemu dan mengobrol lagi saat di Seoul", kata Kris. Sookyung tidak ingin memperkeruh suasana di antaranya dengan Sehun maka dari itu ia ingin menolak ajakan Kris.
"Aku...", tepat setelah ia berbicara terdengar nada putus-putus tanda bahwa Kris sudah memutuskan sambungan teleponnya. Sookyung menghela napasnya berat.
---
Sookyung POV
So here I am. Kris menyesap green tea latte nya dan sesekali melihat keluar jendela. Ia mengajak ku bertemu lagi sampai menghampiri butik ku saat jam bekerja. Bagaimana ia tahu? Pasti ia memiliki sumber terpercaya untuk menggali informasi tentang ku dan sepertinya aku tahu siapa orangnya.
"Bagaimana kau tahu aku bekerja disana", Tanya ku sinis. Ini sebagai bentuk dari perlindungan diri ku. Aku merasa tidak nyaman dengannya entah mengapa. Perasaan saat bersamanya dulu dan sekarang sangat berbeda. Sudah seminggu sejak aku kembali dari bulan madu gagal itu, aku dan Sehun belum juga berbaikan. Seperti kembali ke titik awal saat aku dan Sehun tidak lagi bicara. Aku sangat merindukan tingkah tidak terduganya.
"Butik dengan ciri khas nama belakang mu dan berita mu yang mudah ditemukan di internet ku pikir sangat mudah menemukan mu", kata Kris. Ia tidak goyah dengan kesinisan yang ku tunjukkan.
"Bukan berarti kau seenaknya datang saat aku bekerja kan?" Tanya ku dengan nada sinis lagi. Aku tahu ia tidak akan mudah goyah.
"Lagi pula kau kan juga sedang tidak bekerja", ia malah melawan ku. Kenapa laki-laki begitu menyebalkan dan tidak mau kalah? Aku memang sedang tidak ada kerjaan tapi setidaknya aku harus tetap ada di butik sampai waktu yang ditentukan untuk keluar. Karyawan ku akan melihat dan mengatakan yang tidak-tidak.
"Kalau kau merasa pembicaraan ini penting, cepatlah katakan", kata ku. Ia melihat ku dengan pandangan yang sulit ku artikan. Tapi aku tahu ia sedang menyimpulkan kalau aku sudah banyak sekali berubah.
"Woah, kau banyak berubah ya..." katanya dengan pose menyandar dan menyilangkan tangannya di dada.
"Mungkin harus ku ingatkan waktu kau tidak mau pergi kalau tidak ada aku, atau saat kau menangis meminta bantuan ku untuk mengerjakan tugas mu, atau saat kau sangat membutuhkan ku dalam melakukan apapun", aku tidak suka mengingat ini tetapi Kris memang pernah menjadi pusat dari dunia ku. Tidak ada yang harus disalahkan selain keadaan atau tidak tepatnya waktu saat kami seharusnya bersama. Mungkin aku harusnya berakhir dengannya sekarang. Namun aku sama sekali tidak menyesal dengan takdir yang sedang ku jalani.
"Apa kau hanya akan membicarakan itu? Karena aku tidak punya banyak waktu", aku mengikuti posenya dan melihatnya tajam.
"Baiklah jika kau memang langsung ke intinya, aku akan mengatakannya", ia memajukan tubuhnya dan menopang tangannya di meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
FanfictionMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...