Sookyung POV
Sudah seminggu sejak insiden malam pertama dan kejutan-kejutan kecil berarti dari Sehun. Hubungan kami semakin membaik. Sehun yang tadinya suka bertindak seenak jidat menjadi lebih mengerti aku. Hati ku yang tadinya berdetak kencang sampai aku takut Sehun akan mendengarnya kini berdentum dengan keras seperti musik disko yang sudah pasti akan terdengar.
Sehun sedang ada di jeju. Ini sudah hari ketiga ia pergi berarti besok ia akan pulang. Ia masih rajin bertanya hal-hal tidak penting pada ku di telepon. Masih suka menggoda ku dan masih sangat cemburuan. Aku baru menyadari sikap-sikap Sehun saat aku kembali bertemu Kris adalah cemburu. Aku tertawa terbahak-bahak saat aku menyadarinya. Bahkan aku masih ingin tertawa sekarang.
Sebenarnya hari ini adalah hari yang cerah. Tetapi entah kenapa aku malas sekali pergi bekerja. Rasanya aku ingin tidur dan bermalas-malasan di rumah. Aku agak merasa pusing saat bangun tadi. Mungkin efek dari hujan-hujanan kemarin. Baiklah, aku memutuskan untuk tidak masuk kerja hari ini.
"Eomma, aku tidak bisa ke butik hari ini. Sepertinya aku sakit", aku menelepon eomma dan eomma menyetujui ketidak hadiran ku hari ini.
Aku harusnya sarapan sekarang kalau tidak mau sakit ku tambah parah. Tetapi rasanya aku tidak lapar. Jadi aku hanya tidur-tiduran di ranjang sambil mengirim beberapa pesan untuk Sehun. Aku tidak mengatakan aku sakit dan tidk masuk kerja karena ia pasti akan bawel seperti ahjumma.
Aku berguling kesana kemari untuk menghindari bosan. Sehun tidak membalas pesan ku lagi berarti ia sedang bekerja. Lama-kelamaan aktivitas guling-guling ini membuat ku mual dan semakin pusing. Sepertinya ini mual yang serius. Aku langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perut ku. Aku jarang sekali muntah meskipun sedang sakit dan ini rasanya buruk sekali.
Jangan bilang maag ku juga kambuh. Oh tidak, ini namanya komplikasi. Masuk angin sekaligus maag sama sekali bukan hal yang baik ketika sedirian di rumah. Aku butuh Sehun. Aku duduk di closet kamar mandi dan merenungkan apa yang harus ku lakukan setelah ini. Makan? Setelah muntah langsung makan? Bukan ide yang baik. Minum obat? Berarti aku harus makan juga kan? Tidak. Tidur? Aku akan semakin parah saat bangun nanti. Apa yang harus ku lakukan?
Aku tidak mungkin menelepon eomma lagi untuk bertanya hal sepele seperti itu kan... Aku tidak mau mengganggunya. Semakin aku berpikir kepala ku semakin pusing. Rasanya seperti segalanya berputar dan kepala ku seperti akan menggelinding ke lantai. Aku pasti demam.
Aku berusaha berjalan kembali ke kamar untu tiduran. Sepertinya aku akan pingsan, aku bahkan berjalan harus meraba tembok agar tidak jatuh. Tepat setelah aku menjatuhkan tubuh ku kali ini komplikasinya bertambah, perut ku sakit. Rasanya seperti di remas-remas. Sakit sekali. Sepertinya aku akan datang bulan.
Aku berusaha memejamkan mata ku untuk menenangkan semua rasa sakit yang sedang ku rasakan. Tunggu sebentar, datang bulan? Tanggal berapa sekarang? aku buru-buru melihat ponsel ku. tiba-tiba saja aku merasa panik. My period is late.
Tiba-tiba saja aku teringat saat kami selesai menonton film waktu itu.
Flashback
"Akan kau gunakan untuk apa kamar ini?" Tanya ku sambil memandang langit-langit tenda buatan Sehun.
"Untuk kamar anak kita nanti", jawab Sehun sambil menatap ku penuh arti.
---
Anak? Apa? Anak? Anak ku? Anak Sehun? Anak kita? Setelah memikirkan hal-hal tentang anak rasanya komplikasi ku semakin parah. Rasa mual ku semakin menjadi-jadi dan kepala ku seperi tidak bisa diangkat. Keringat dingin mulai membasahi kening ku.
Apa jangan-jangan... Aku... Tidak, tidak mungkin. Aku dan Sehun baru melakukannya sekali. Tidak mungkin kan bisa langsung... Oh tidak! Ini gawat! Bagaimana ini? Oh iya, Aku ingat dulu eomma pernah membelikan ku alat untuk mengeceknya. Apa itu namanya? Ya tuhan otak ku benar-benar tidak bisa berfungsi.
Aku buru-buru berlari ke kamar mandi. Entah bagaimana langkah ku terasa enteng seperti melayang. Jangan-jangan aku sebentar lagi akan pingsan. Tidak, ku mohon jangan... Jangan sekarang...
Aku ingat aku manaruhnya di laci wastafel. Setelah ketemu aku berusaha membuka kardusnya dan melihat benda seperti termometer. Bagaimana cara menggunakannya ya ampun... Aku membaca panduannya sekilas. Meskipun aku tidak mengerti karena aku sangat panik dan kepala ku sangat pusing. Akhirnya aku melakukan tes itu.
Aku takut melihat hasilnya. Aku buru-buru menutup bagian dimana aku bisa melihat hasilnya. Aku menarik napas-buang napas berkali-kali untuk menenangkan pikiran ku yang kalut dan perut ku yang mulai bergejolak lagi. Ketika aku sudah mulai tenang aku memberanikan diri untuk meihat hasilnya.
Dua garis merah.
Apa ini artinya? Aku berusaha mengartikan apa arti dari dua garis merah itu. Ini kan alat tes kehamilan, hamil... Mengandung... Berbadan dua... Berbadan.... Dua? Dua? Jangan-jangan... Aku melihat panduannya lagi. Benar saja, dua garis itu berarti aku positif hamil.
Aku? Hamil? Mengandung? Melahirkan? Sebentar lagi aku akan punya anak? Ada sesuatu yang hidup di dalam perut ku? Benarkah? Apa aku bermimpi? Apakah ini sungguhan? Aku dan Sehun... Akan punya anak?
Aku memastikan bahwa ini semua bukan mimpi. Ternyata ini benar-benar bukan mimpi. Aku hamil! Aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang tiba-tiba saja menyeruak dalam hati ku. aku akan menjadi ibu. Sehun akan menjadi ayah!
Tunggu, Sehun... bagaimana dengan Sehun? apakah Sehun akan bahagia setelah ia mengetahui kalau aku sedng hamil? Setelah mereka ulang semua adegan dari awal aku bertemu dengannya hingga sekarang, aku belum mendengar Sehun mengatakan ia mencintai ku.
Mungkin ia memang pernah megtakan kalau ia akan berusaha mencintai ku dengan benar. Itu berarti ia masih mencoba atau dalam proses mencintai ku. bagaimana kalau setelah aku mengatakan kalau aku hamil ia malah meninggalkan ku? masa iya aku harus melahirkan dan membesarkan anak ini sendirian tanpa seorang ayah? Memikirkannya saja sudah membuat ku parno. Tidak, ini tidak boleh terjadi.
Oh, atau jangan-jangan Sehun akan menyuruh ku menggugurkan kandungan ku? Ya Tuhan baaimana ini? Memikirkan ini membuat ku merinding. Aku mengelus perut ku yang masih rata. Di dalam sini ada calon anak ku. Ini terasa asing tetapi kebahagiaan yang kurasakan seperti kembang api, meletup-letup.
"Baby, eomma akan menjaga mu", kata ku sambil mengusap perut ku. it's a bloody promise.
-----
To be continued
Selamat pagi semuanya ^^
Selamat menikmati kebahagiaan Sookyung ya. Meskipun akhirnya ga bahagia2 amat.
Don't forget to vote and comment :*
Love,
Redsaekk160421

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
Fiksi PenggemarMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...