Sehun POV
Sookyung belum keluar dari kamar setelah pertengkaran semalam. Aku khawatir, sangat khawatir. Ia pasti belum makan dan kedinginan. Aku ingin mendobrak pintu itu dan memastikan Sookyung baik-baik saja.
Di sisi lain aku merasa tidak pantas untuk bertemu dengannya. Aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar. Aku hanya mencoba untuk melindunginya. Aku tahu yang semalam itu sudah sangat keterlaluan dan kelewatan. Aku tidak bisa menahan diri ku. Aku tidak ingin Sookyung bersama pria lain.
Pertemuan Sookyung dengan pria itu membuat ku tidak tenang. Sookyung adalah milikku, ia istriku. Kemudian datang pria dari masa lalunya yang berusaha merubah itu. For God sake, I won't let that happen.
Aku merasakannya. Aku merasakan cinta yang Sookyung berikan lewat semua perhatian itu. Hanya saja aku tidak pernah menyadari apa arti dibalik semua perhatiannya selama ini. Demi Tuhan, semalam adalah terakhir kalinya aku membuat Sookyung menangis.
Perusahaan tempat Kris bekerja sebenarnya dalah mitra kerja ku. Hanya saja aku baru tahu kalau sekarang ia yang mengurus perusahaan ini untuk menggantikan ayahnya. Kenapa ia tidak kembali ke China saja sih? Merepotkan saja.
Hari ini aku berniat untuk berbicara dengan pria dari masa lalu Sookyung itu. Pria yang berusaha merebut Sookyung dari ku. Sebenarnya aku bisa saja diam dan menunggu sampai dia lelah mengejar Sookyung karena aku tidak akan menyerahkan Sookyung. Tetapi, aku hanya ingin Sookyung merasa tidak terbebani dengan masalah ini.
Aku berbicara dengan sekertarisnya yang terlihat melirik ku berkali-kali. Huh, dasar wanita. Ia meminta ku menunggu karena aku belum membuat janji. Akhirnya ia memperbolehkan ku masuk.
"Oh Sehun, apa yang kau lakukan disini?" ia dengan muka datarnya yang menyebalkan itu minta dihajar rupanya. Tentu saja aku masih punya otak untuk tidak menghajarnya disini. Ini kan teritorinya.
"Memberikanmu sedikit peringatan untuk tidak mendekati istri ku", kata ku to the point.
"Wow, santai saja bung. Lagi pula aku mengenal istri mu duluan", demi tuhan wajahnya butuh beberapa pukulan.
"Sekarang Sookyung adalah istri ku. Jangan mendekatinya lagi atau kau akan menyesal".
"Kau pikir kau bisa bicara seperti itu? Kau bahkan tidak mencintainya", aku harap aku masih bisa bertahan untuk tidak memukulnya.
"Aku mencintainya atau tidak itu urusan ku. Kau tak perlu ikut campur", I don't want to spoil anyone.
"Aku tidak bisa menyerahkan Sookyung kepada orang seperti mu".
"Kau tidak perlu khawatir, karena aku akan membuatnya bahagia", aku tidak ingin ada kekerasan. Sookyung adalah wanita baik meskipun tidak lemah lembut. Ia tidak pantas didapatkan dengan cara kekerasan. Ia seharusnya didapatkan dengan cara baik-baik karena ia wanita terbaik setelah ibu dan nenek ku. Aku merindukannya. Aku merindukan Sookyung.
Aku berjalan dengan cepat menuju mobil ku. Aku harus memastikan keadaan Sookyung sekarang. Memikirkan berapa kata maaf yang harus ku katakan untuk menebus kebodohan ku. Kenapa aku selalu melakukan kesalahan yang sama? Menyia-nyiakan wanita sebaik Sookyung yang sudah mau bersama pria bodoh seperti ku.
---
Sookyung sedang berada di dapur saat aku masuk. Ia sedang memasak sesuatu. Pasti ia sangat lapar, aku tahu. Tapi aku tidak bisa membantu apa-apa karena memang aku tidak bisa memasak. Sepertinya ia tidak menyadari keberadaan ku. Aku mendekatinya perlahan karena takut ia akan menghindari ku.
Setiap langkah yang ku ambil untuk mendekatinya terasa sangat lambat. Membuat perasaan rindu yang kurasakan semakin membuncah. Aku ingin memeluknya. Aku harus memastikan ia tidak akan pergi kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
FanfictionMencintai seseorang sama seperti mengerjakan soal matematika. Sulit. Tetapi kau harus mencobanya, karena sebelum kau mencoba kau tak akan pernah bisa. Kau mungkin tidak akan langsung berhasil menjawab soal dengan benar, namun kau akan mendapatkan ba...