[25] Sing Along

3.6K 220 11
                                    

"I should be hiking, swimming, laughing with you,
Instead I'm all out of tune" --You're My Favorite Song, Joe Jonas ft. Demi Lovato

***

REGEN berjalan di sepanjang koridor sekolah seperti biasa. Dengan earphone yang melekat di telinga dan sebuah tas punggung yang hanya ia kenakan setengah. Pagi ini, suasana hatinya sedang tidak enak. Ya, fakta bahwa laki-laki bule yang ia temui kemarin adalah mantan dari pacarnya, Embun, adalah satu-satunya alasan kenapa suasana hatinya buruk kali ini.

Apa yang diucapkan Melody waktu itu benar. Dia seorang pengusaha sukses. Dan kenyataan bahwa dirinya hanya sekedar anak SMA membuat Regen merasa hidup ini tidak adil.

Regen berjalan menuju lokernya dan menyimpan beberapa buku disana. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang. Jadi ia punya banyak waktu luang sebelum kelas dimulai.

Gerakannya menyimpan buku terhenti ketika matanya tidak sengaja menangkap sebuah benda di samping deretan loker kelasnya. Penasaran, Regen menghampiri benda berbungkus kertas biru muda itu. Matanya melebar menemukan kertas yang tertempel di salah satu sisinya. Pelan, dia meraba tulisan itu.

Happy 18th birthday my Re, hope you like this guitar and play it for me (Someday maybe). Hope you happy forever.

From a girl who want rain come everyday, so you can to be your self honestly.

P.s: Terima ya

Clek clek clek

Regen memutar badannya cepat ketika mendengar suara loker dibuka. Melody, dia menyimpan buku di lokernya tanpa mengindahkan keberadaan Regen. Atau mungkin dia tidak menyadari kehadiran Regen?

"Melody tunggu"

Gadis itu baru saja ingin beranjak pergi ketika Regen memanggil namanya. Ody berbalik, memasang wajah bertanya.

"Lo liat orang nyimpen gitar disini nggak? Atau lo tau mungkin?"

Melody melongokkan kepalanya ke balik punggung Regen. Masih dengan wajah bingung, lalu mengangkat bahu.

"Bukannya lo dateng duluan?" dia malah balik bertanya.

Regen menggaruk tengkuknya, bingung harus kemanakan benda itu. Dia bahkan baru ingat hari ini ulang tahunnya. Memangnya sekarang sudah 16 Februari? Dia... delapan belas tahun nih? Siapapun orang yang mengirim gitar itu, Regen akan sangat berterima kasih terutama sudah mengingatkannya kalau sekarang hari ulang tahunnya.

"Gue... balik ke kelas ya?"

Regen mengerjap. Di depannya, Melody berdiri dengan wajah serba salah. Regen buru-buru mengambil benda itu ke depannya dan bertanya lagi.

"Menurut lo, gue ambil nggak?" Dia belum pernah sebimbang ini. Biasanya, jika ada kiriman dari secret admirer dan sebagainya, Regen tidak akan mengacuhkannya atau paling tidak, memberikan benda itu kepada orang lain. Tapi kali ini, gitar? Bisa ditebak harganya tidak semurah coklat atau permen norak kan?

"Terima dong, kan buat lo" Ody menngigit-gigit bibirnya bingung.

Sebelum salah satu dari mereka sempat angkat bicara lagi, sebuah suara membuat keduanya tersentak kaget.

"Aw aw aw, ngapain hayo hadep-hadepan berdua pagi-pagi gini. Eh, ada gitar, ada yang mau konser, huh, Reg lo mau konser?" Deri, si usil yang paling usil di SMA High Light, menatap Regen dan Melody seolah menemukan sesuatu yang berharga. Dia tersenyum jahil. Kacau kalau Deri sudah begini.

"Itu.. gue.."

"Gue sama Melody cuma kebetulan ketemu di sini kok, dan ini, ini gitar dari secret admirer gue, tau dah siapa" jelas Regen, melenggang ke lokernya dan kembali melanjukan kegiatannya membereskan buku yang tadi sempat tertunda.

Aku dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang