9 - Partner

27.1K 1.3K 45
                                    

Gavin berjalan melewati koridor di lantai satu sambil sesekali menguap, wajah Gavin wajah mengantuk, ia malas untuk ke Sekolah. Malas... sekali.

Walaupun masih dengan wajah mengantuk, Semua tatapan siswi-siswi memperhatikan Gavin dengan tatapan terpesona. Tiba-tiba ada seorang siswi menghadangnya.

"Alvaro Gavin! Stop dulu."

"eum, gue.. gu-gue.. mau ngasihin ini buat lo. Ini buatan gue sendiri." Gadis itu memberikan cake coklat yang benar-benar menggiurkan. Tau aja, Gavin suka banget sama coklat. Yaiyalah tau, semua GavinNators juga tahu kalau Gavin coklat addict.

Gavin menatap gadis itu yang sekarang menundukkan wajahnya yang merah padam.

"wah tau aja gue suka coklat! Makasih ya.. hm, siapa nama lo?" Gavin sudah biasa di beri hadiah seperti ini oleh fans nya.

"gue?" gadis itu menunjuk dirinya, membuat Gavin mengangguk meng-iyakan. "oh, hehe.. nama gue Gladis."

"thanks ya Gladis buat kue nya." Gavin menerima kue itu dalam hati.

'lumayan, endorse cake' Gavin cengar cengir sendiri.

"boleh gue tanya sama lo?" Tanya Gladis, cewe SMA Neira kelas X-Science 1.

"sure."

"lo pacaran beneran sama Natasha Arumi?"

Gavin terkekeh mendengarnya. 'gossip lagi. Arumi lagi.'

Sebelum Gavin menjawab, ia melihat ke arah tangga yang menghubungkan dengan koridor lantai 2, ada Rose yang sedang menaiki tangga itu.

Gavin sumringah melihat Rose yang sudah masuk sekolah.

"Arumi just my bestfriend. Oh ya Gladis, sekali lagi makasih ya buat rotinya. Gue ke kelas dulu." Gavin pamit begitu saja setelah melihat Rose tadi.

Gladis menghela nafas pasrah, dan tanpa Gavin menyadari, kalau dirinya sudah menyakiti hati wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gladis menghela nafas pasrah, dan tanpa Gavin menyadari, kalau dirinya sudah menyakiti hati wanita. Lagi.

Sesampainya di kelas, Gavin sudah melihat Rose yang baru saja duduk di bangkunya. Keadaan kelas sudah ramai saat ini.

"morning Rosey." Sapa Gavin.

"hai Vin." Hanya itu? Hanya itu jawaban Rose.

'lah? Morning too nya mana?' batin Gavin.

"lo udah sembuh kan?"

Rose hanya mengangguk menjawab pertanyaan Gavin.

"kok LINE gue gak di bales sih?" ucapan Gavin mengingatkan Rose oleh Line Gavin yang belum ia balas.

"sorry. Aku lupa."

"but, thanks ya Vin." Rose berkata dengan senyum samar.

"thanks? For what?"

"buat nganter aku pulang, minjemin jaket juga, and.. karena kamu yang peduli." Rose mengembalikan jaket hitam Gavin.

"maksudnya gimana sih Rose? yaiyalah gue peduli. Kan elo temen gue kali." Ucap Gavin.

ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang