Ulangan Geografi sedang di bagikan oleh Pak Sahrul, guru geografi yang mengajar untuk seluruh kelas 11 – Social.
Gavin dari tadi mengetuk-ngetukkan kakinya. Merasa grogi, nilai berapa yang akan ia dapat setelah ulangan 2 hari lalu?
Diliriknya Rose. Rose terlihat tenang-tenang saja. Gavin pun yakin, kalau Rose akan mendapat nilai tertinggi di kelas.
"Alvaro Gavin." Suara bariton Pak Sahrul membuat Gavin berdiri dengan sigap dan melangkah menghampiri guru itu.
"Tingkatin belajar mu lagi." Pak Sahrul memberikan kertas ulangan Gavin dengan tatapan yang Gavin sendiri pun sulit artikan.
'Tingkatin belajar lagi? Berarti nilai gue-' Gavin lalu membalik kertas ulangannya.
Name: Alvaro Gavin
Score: 90
"Pak! Saya dapet nilai 90 loh pak!" Gavin tiba-tiba memekik girang dihadapan pak Sahrul persis. Membuat pak Sahrul tersentak.
"Iya, makannya saya bilang tingkatin nilai belajar kamu. Duduk sebelah nya Rose Courtney bisa buat perubahan juga ya buat kamu. Jadi makin rajin." Puji pak Sahrul.
Gavin mengangguk bangga dan kembali ke tempat duduknya di iringi oleh celotehan teman-temannya.
"Wih, keajaiban lagi!"
"Buku geografi elo makan ya Vin? Bisa jadi pinter gitu setiap ulangan."
"Congrats ya Vin!" Anak-anak cewe di kelas jadi ikut-ikutan menyemangati Gavin. Membuat Jazmin melirik malas ke segerombolan temannya itu.
"Cielah Mimin cemburu." Goda Ardhana.
"Apasih, orang biasa aja ye.."
Nama anak-anak kelas bergiliran di panggil oleh Pak Sahrul untuk menerima hasil ulangan.
Rose duduk kembali di kursinya dengan ekspresi datar setelah menerima hasil ulangan geografi nya itu.
"Gimana? Dapet nilai berapa?" Tanya Gavin.
Rose tidak menjawab, ia hanya memberikan kertasnya kepada Gavin.
"tuhkan, dapet 100! Emang lo tu jenius banget ih." Gavin mengacak-acak rambut Rose.
"Gavin.." Rengek Rose sambil membenarkan tatanan rambutnya yang menjadi agak berantakan karena ulah Gavin.
"Gue dapet hadiah dong ya?" Gavin menaik turunkan alisnya.
"Kamu mau hadiah apa?"
"Em.. apaya.." Gavin terlihat berpikir. "Gatau, gue bingung. Kasih gue surprise dong!" Gavin memasang wajah imutnya. Bila fans yang melihat ini pasti sudah berteriak histeris. Tapi kalau Rose, hanya menatap Gavin datar.
"Yaudah, hadiahnya terserah aku ya?"
"Heem!" Gavin mengangguk mantap.
*****
"Rosey, Aunty pulang dulu ya!" Teriak Aunty Dina sambil membuka pintu.
"Iya Aunty, hati-hati di jalan!" Balas Rose yang sedang berada di kamar.
Setelah terdengar pintu terkunci secara otomatis dari dalam, Rose membuka lemarinya. Memulai memilah-milih gaun yang cocok untuk digunakan di pertunangan kak Ghea malam mini.
Beruntung Aunty Dina ada dinner dengan pacarnya. Sehingga Aunty Dina pulang sore. Dan Rose pergi diam-diam. Tidak izin Momma nya, ataupun Aunty Dina. Lagipula Momma sedang di Australia. Mana mungkin momma tau?
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSES
Teen FictionNamanya Rose Courtney, yap! nama bule selalu terkenal ribet dan melilit lidah orang indonesia, tapi sifat Rose tidak seribet namanya. Orangnya simple, tidak banyak bicara, many lot's of secret, beauty like her name, beauty like a rose flowers, dan s...